Melepaskan seorang wanita yang ku cintai sangatlah tidak mudah. Aku sudah berusaha menjaganya dan memastikan kalau dia selalu berada di Rumah Sakit selama satu minggu ini untuk menyembuhkan fisik serta batinnya yang masih merasa berduka dengan kepergian sang Ibu. Aku sengaja memindahkannya dari Rumah Sakit tempat pertama kali aku membawanya ke Rumah Sakit tempat bekerjaku supaya bisa secara langsung merawatnya. Walaupun dia tidak pernah mengucapkan terimakasih padaku, tapi aku sangat senang melihat perkembangannya yang semakin membaik setiap harinya. Dia tidak tahu betapa takutnya diriku di saat nyawanya hampir tidak tertolong waktu itu. Aku juga harus beberapa kali mendengar ocehan dari kedua orangtuaku lewat panggilan telepon karena tindakanku yang menginap di ruang kerja sampai hari dimana Hayoung keluar dari Rumah Sakit.
Aku memperhatikan taxi nya melaju dari dalam mobilku.
"Aku sudah melakukan tugasku" Sejeong menghampiriku dan membuatku langsung menurunkan kaca jendela di sebelahku.
"Nde. Terima kasih"
"Kau juga akan pulang hari ini?"
"Nde"
"Arasseo. Berhati-hatilah. Seharusnya kau merawatnya di rumah kalau ingin menjadi dokter pribadinya dalam seminggu ini"
Aku hanya bisa tersenyum kecil ke arah perawat kepercayaanku ini. Dia menegakkan berdirinya setelah berbicara denganku dan membuatku langsung melajukan mobilku keluar dari area tempat bekerjaku.
Sebelum mengarah ke rumah, aku ingin memastikan kalau Hayoung tiba di rumahnya dengan selamat. Aku bisa melihatnya sudah turun dari taxi dan berjalan perlahan masuk ke dalam rumahnya. Aku masih mendapati wajah sedihnya dari kejauhan. Apa dia akan baik-baik saja?
Aku menggelengkan kepalaku untuk berhenti mengkhawatirkannya. Dia sudah dewasa dan bisa memutuskan hidupnya sendiri, termasuk mengakhiri hubungan kami berdua lebih dulu. Aku berharap kalau dia bisa menerimaku kembali saat memberitahu proses penyelamatannya waktu itu. Tapi dia tetap pada keputusannya. Aku juga tidak bisa memaksakannya lagi karena dia memang tidak pantas memiliki pria sepertiku.
……………
"Jadi bagaimana, Sehun'ah?" Ibuku bertanya.
"Aku akan mengikuti semua rencana kalian semua. Bisakah kami berdua pergi sekarang?" Aku menatapnya kemudian beralih ke kedua orangtua Lisa yang duduk di sebelahnya.
"Nde. Berhati-hatilah. Nikmati waktu kalian berdua malam ini. Jangan terburu-buru untuk pulang ke rumah"
Aku sedikit geli dengan pernyataan Ibuku. Apa yang diharapkannya mengenai kepergianku dengan Lisa malam ini? Aku tidak berniat untuk mengajaknya ke tempat lain setelah dari Restoran nanti.
"Terima kasih oppa karena menerima kedatangan kedua orangtuaku hari ini. Kenapa kau tidak ingin melakukan makan malam di rumahmu?" Lisa memulai pembicaraan saat kami sudah berada di dalam mobil.
"Aku hanya ingin merasakan suasana yang berbeda. Lagipula mereka pasti akan membicarakan banyak hal mengenai persiapan pertunangan kita berdua"
"Mendengarmu mengucapkan kata-kata pertunangan, membuat perasaanku senang sekarang. Aku tidak tahu kalau akhirnya kau akan memilihku, oppa"
"Eoh. Aku juga tidak tahu akan berakhir seperti ini" Aku merasa terpaksa menjalani kehidupanku sekarang. Kepalaku sedikit sakit karena memikirkan rencana pertunanganku dengan wanita di sebelahku saat ini.
Tidak berapa lama kemudian, kami sudah berada di dalam sebuah Restoran. Baru beberapa menit duduk di bangku masing-masing dan memesan makanan, Lisa sudah beranjak untuk menuju ke toilet. Aku memilih untuk sibuk dengan ponselku sambil meminum wine yang sudah di tuangkan oleh seorang pelayan padaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me, Save Me
Fanfiction[COMPLETED] Prekuel dari ff Coincidence tentang pertemuan awal Sehun dan Hayoung. Kalau ada yang udah pernah baca, pasti tahu di situ ada karakter mereka berdua di akhir-akhir chapternya. Untuk yang belum baca sama sekali, tidak masalah. Cerita ini...