40. Hayoung

622 40 0
                                    

Suasana hatiku semakin harinya semakin memburuk. Usia kandungan 8 bulanku membuat kepanikan serta kecemburuanku selalu muncul secara berlebihan. Seperti tadi pagi, aku harus meluapkan kekesalanku saat mendapati aroma yang berbeda dari jaket suamiku yang menggantung di depan lemari. Aku sebenarnya tidak ingin memarahinya seperti itu, tapi memikirkan kandunganku ini membuatku takut dalam banyak hal. Aku takut kalau perasaan Sehun oppa sudah berubah sampai aku harus melahirkan sendiri lagi nanti. Tapi penjelasan jujurnya membuatku terdiam dan memikirkan kesalahanku lagi karena sudah terlalu berlebihan dalam mencurigainya. 

Kecerobohanku juga menyebabkan suamiku marah saat aku pulang ke rumah setelah bertemu dengan Minhyun oppa dan Minhee eonnie. Dia melihat perban di lenganku dan langsung mengungkapkan kekesalannya ke arahku. Kemarahannya itu kembali membuat rasa takutku datang. Aku memang bukan istri yang baik untuknya. Selalu membuatnya khawatir semenjak kami berdua menjalin hubungan sebagai kekasih. Tapi akhirnya dia bisa memaafkanku dan berpikir kalau dia juga bersalah karena dia sudah membuatku cemburu. 

Rumah tempat tinggalku bersama mendiang Ibuku harus ku berikan pada Minhee eonnie. Dia bercerita banyak mengenai kejadian perampokan yang menimpa keluarganya. Dia juga kesulitan untuk mencari rumah karena harganya yang mahal. Dia bahkan sempat ingin membelinya namun aku memberikannya secara cuma-cuma karena itu juga merupakan rumah lama yang sudah lama tidak ku gunakan lagi. Minhee eonnie berkali-kali mengungkapkan rasa terima kasihnya padaku dan berharap bisa menemuiku lagi setelah aku melahirkan nanti. 

Mendekati tanggal yang diprediksi dokter kandungan, membuatku semakin gugup dan juga tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Nafsu makan serta waktu tidurku berkurang, aku jarang bergerak karena rasa malasku dan jarang membersihkan tubuhku sendiri. Suamiku sampai mengambil cutinya lebih awal untuk menjagaku sampai hari kelahiran tiba nanti. Dia selama 24 jam penuh selalu memastikan kesehatanku serta anak kami ini.

"Makanlah walaupun sedikit"

Aku menggelengkan kepala saat sedang melakukan makan malam dengan Sehun oppa di rumah. 

"Kau belum makan apapun sejak pagi. Apa kau ingin membuat Hyeonshin kelaparan?"

Oh Hyeonshin. Sehun oppa yang memberi nama itu untuk anak pertama kami ini. Aku menyetujuinya karena mempunyai arti yang sangat bagus. Hyeon, berarti bijak dan Shin, berarti kepercayaan. Sehun oppa berharap kalau anak laki-laki kami ini bisa selalu mengingatkan kedua orangtuanya untuk selalu bersikap bijak dalam merawatnya dan percaya kalau dia akan membawa kebahagiaan untuk kehidupan rumah tangga kami berdua. 

Aku benar-benar tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Perasaanku sangat tidak menentu saat ini. 

"Apa ada yang ingin kau makan malam ini?" Sehun oppa menyingkirkan mangkuk sup di depanku. 

"Tidak....."

"Makanlah walau sedikit"

Aku menjawab dengan gelengan di kepala. 

"Kalau begitu, biar ku buatkan susu untukmu sekarang"

Aku melihat suamiku beranjak dari tempat duduk dan menuju rak dapur. Dia mengambil susu formula khusus untukku dan menyeduhnya di sebuah gelas. Setiap perhatian yang diberikannya selama ini belum bisa menghilangkan rasa ketidakpercayaan dalam diriku. Aku hanya takut kalau anakku lahir nanti, aku tidak bisa mengurusnya dengan baik. 

"Minumlah perlahan" 

Aku mengambil gelas di depanku dan langsung meminum habis tanpa sisa. Sehun oppa duduk di sebelahku dan mengelap sisa susu di mulutku dengan tangannya. 

"Oppa, bagaimana kalau aku harus menjalani operasi untuk kelahiran nanti?"

"Kalau kau bisa melahirkan secara normal, kau tidak perlu melakukan prosedur operasi. Dan kita juga sudah mengkonsultasikannya pada dokter kemarin. Kondisi kandunganmu tidak mempunyai masalah apapun, jadi besar kemungkinan kalau kau akan melahirkan secara normal nantinya"

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang