20. Hayoung

491 42 4
                                        

Kenapa dia tersenyum seperti itu? Apa maksudnya dengan wanita yang berhati baik sepertiku? Apa dia berpikir kalau aku akan di buat mabuk oleh teman-teman ku? Atau itu hanya kalimat kiasan karena aku memang tidak pantas untuk berada di pesta mewah seperti ini?

Dia membuatku bingung. Genggaman tangannya yang semakin erat padaku membuat jantungku berdegup dengan cepat. Aku juga merasa aman saat dia memberikan jas nya padaku. Aku sudah berkali-kali menolak untuk mengenakan dress ini pada Yerin yang menginap di rumahku sejak kemarin. Tapi dia tetap memaksaku untuk mengenakannya malam ini.

"Jangan gugup. Kau hanya menganggapku sebagai teman, benar kan?"

"N-nde?" Aku menengok ke arah dokter Sehun yang berdiri di sebelahku.

"Bersikaplah biasa padaku seperti dengan teman-temanmu tadi"

Bagaimana bisa? Dia sudah membuat jantungku memompa darah dengan aktif sejak tadi.

"Kau terlihat dekat dengan mereka. Apa kedua pria tadi rekan-rekan kerjamu?"

Aku mengikuti arah pandang dokter ini yang sekarang mengarah pada Siwoo dan Minhyun oppa.

"Nde. Mereka satu bagian denganku dan sudah banyak membantu pekerjaanku sejak awal masuk ke perusahaan ini"

"Benarkah? Apa mereka tidak pernah membicarakan hal lain mengenai keburukanmu?"

"Nde?"

"Bagaimana dengan mereka?"

Aku kembali mengikuti kemana dokter ini menunjukkan jarinya. Minhee dan Yuna eonnie tampak sedang mengobrol dengan beberapa wanita lainnya.

"Aku tidak mengenal mereka semua. Tapi ada beberapa juga yang sering makan siang bersamaku dan banyak membantuku juga di tempat kerja"

"Mereka memang sangat pintar berkamuflase di depanmu"

"Apa maksudmu, dokter Sehun?"

"Tidak. Kau terlalu baik menilai mereka seperti itu. Apa ada rekan-rekan kerjamu yang mengetahui rahasiamu?"

Rahasia? Apa dia sedang membicarakan masa laluku? Kenapa dia menanyakannya?

"Tidak ada. Hanya Yerin, karena dia mengenal mantan kekasihku. Kami berasal dari Sekolah yang sama. Dia sahabat yang baik dalam mendengarkan semua kisah kelamku itu"

"Setidaknya kau masih mempunyai satu orang yang tidak berpura-pura baik di depanmu"

Kenapa ucapan dokter ini seperti sedang memberi penilaian pada orang-orang yang ku kenal? Yerin jelas sudah membuktikan sikap loyalnya padaku dengan mendatangiku lebih dulu kemarin ke rumah. Dia juga mengerti keadaanku yang sudah tidak akrab lagi dengan Ibuku setelah kejadian Hani waktu itu. Yerin bahkan memberikan semangat untukku supaya tetap bekerja menghasilkan uang di tempat Ayahnya ini, sementara dia juga berusaha membantu untuk mencari tahu keberadaan Hani sekarang. Kalau Yerin tidak datang ke hidupku, mungkin aku akan semakin merasa tertekan dan semakin mengurungkan niatku untuk melanjutkan hidup seperti ini.

"Kenapa tanganmu terasa kasar?"

Aku langsung melepaskan genggaman tanganku pada pria ini saat dia mengangkat tanganku.

"Luka apa yang kau dapat itu?"

Apa dia melihatnya? Tidak mungkin. Aku sudah mengepal tanganku rapat-rapat.

"Biar ku lihat"

"A-aku haus. Ada yang ingin ku minum di sana" Aku berjalan meninggalkannya tanpa menengok lagi ke belakang.

Aku masih mengepal tanganku karena tidak tahu kalau dia akan merasakan lukaku. Aku sampai di ujung ruangan dan mengambil gelas minuman. Saat ingin meneguknya, sebuah tangan langsung mengambil gelas itu dari tanganku.

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang