9. Sehun

544 51 6
                                    

"A-aku hanya tidak bisa. Maafkan aku, dokter..."

Perempuan itu meninggalkanku di dalam ruanganku. Aku ingin mengejarnya kembali tapi aku langsung mengurungkan niatku dan menaruh ponselku di atas meja. Aku hanya ingin membantunya untuk menjauh dari Kakakku yang sepertinya ingin memutuskan pertunangannya setelah pernyataan perasaannya waktu itu. Aku belum berbicara dengannya kalau aku mengetahui hal itu. Tapi dilihat dari ekspresi Kakakku saat membicarakan mengenai tunangannya di depan pasienku tadi, dia merasa sedikit kesal.

Beruntung, kecurigaanku mengenai kepemilikan bayi yang ada dalam kandungan perempuan itu, bukan seperti yang ku pikirkan. Pria yang merupakan senior sekolahnya itu sudah jelas bukan Kakakku. Tapi aku masih merasa penasaran dengan bagaimana cara Kakakku bisa dekat dan menyukai wanita itu sementara dia sudah memiliki tunangan saat ini? Apa wanita itu baru mengetahui mengenai masalah tunangan Kakakku saat aku membicarakannya di depannya tadi? Atau memang dia sudah tahu sebelumnya, jadi dia tidak bisa menerima pernyataan perasaan Kakakku?

"Oppa....."

Aku tersadar dari lamunanku saat Mina menggoyang-goyangkan lenganku.

"Apa yang sedang kau pikirkan sejak tadi? Apa kau sedang berubah menjadi patung? Aku sudah berada di sini sejak 5 menit yang lalu"

"Maaf, maaf. Aku hanya sedang melamun sebentar"

"Kajja, kita pergi sekarang. Cafe yang ingin ku kunjungi akan segera penuh sebentar lagi"

"Arasseo. Arasseo..." Aku mencubit pipi tembamnya sebelum melepas jas dokterku untuk menuju keluar tempat kerjaku.


...............

Sudah lebih dari dua minggu, sejak terakhir kali pasienku itu datang. Tapi di pagi ini, setelah memarkirkan mobilku di area parkir, aku bisa mendengar suara sirine ambulans dari tempatku berada sekarang. Aku keluar dari mobil dengan membawa jaket serta ponselku di kedua tanganku. Aku melihat banyak suster yang menghampiri ambulans itu. Saat aku berada di area lobby, ambulans lainnya mulai berdatangan.

"Mwoya? Ada apa ini?" Aku berdiri di depan meja resepsionis dan melihat banyaknya pasien dengan luka di tubuhnya sedang ditarik dengan menggunakan tempat tidur khusus.

"Ada kecelakaan di jalan tidak jauh dari sini" Perawat menjelaskan padaku.

"Apa tidak ada pasien untukku hari ini?"

"Aku sudah memberikan daftarnya kepada Sejeong beberapa menit yang lalu. Tapi sepertinya dia sedang sibuk membantu yang lainnya di sana"

Aku mengikuti arah pandang perawat itu dan mendapati Sejeong sibuk menangani pasien bersama perawat lainnya.

"Ada berapa pasien yang datang untuk ku periksa hari ini?"

"Lima"

"Baiklah. Terima kasih, Sooyoung-ah" Aku berjalan menuju lift dan ke lantai ruanganku berada.

Setelah keluar dari lift, aku menuju meja kerja Sejeong untuk mengambil daftar pasienku terlebih dulu.

"Oh Hayoung? Dia datang hari ini?" Aku mengecek kertas yang sudah ada di tanganku.

"Dokter Sehun......."

Aku menengok dan mendapati seorang dokter menghampiriku sambil berlari.

"Eoh? Annyeonghaseyo, dokter Hyorin. Kau sudah datang?"

"Ke laboratorium sekarang"

"Nde?"

"Oh Hayoung... Dia pasien penderita HIV yang sedang kau tangani, kan?" Dokter itu berbicara sambil terengah-engah.

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang