5. Worried

663 44 8
                                    

Author POV..

"Baiklah, aku akan melaporkan hasilnya padamu nanti" Sejeong berbicara pada Sehun yang akan keluar dari ruang rawat.

"Pastikan kau selalu memeriksanya dengan benar"

"Nde.. Nde..." Sejeong mengusir Sehun dengan isyarat tangannya karena pria itu tampak mengurungkan niatnya sejak tadi.

Perawat itu mulai sibuk mencatat dan memeriksa cairan infus yang bergantung pada tiang. Kemudian pandangannya beralih pada seorang perempuan yang masih tertidur setelah pingsan tiga jam yang lalu.

"Kau masih muda tapi harus menjalani kehidupan seperti ini" Sejeong memperhatikan perut besar perempuan itu yang tertutupi oleh selimut.

"Eo-eomma......"

Sejeong menatap wajah tidur perempuan itu saat mendengar suara pelannya.

"Eomma..... Maafkan aku......"

Sebuah air mata mengalir dari ujung matanya. Sejeong hanya bisa menghela nafasnya pelan dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Tidak berapa lama kemudian, kedua mata Hayoung terbuka perlahan. Dia menatap langit-langit sebentar sebelum beranjak ke posisi duduk. Dia juga melihat sebuah jarum infus yang terpasang pada punggung tangannya. Terakhir kali dia sadar, dia sedang berada di dalam sebuah kamar mandi. Setelah itu, sakit kepalanya kembali datang karena terlalu banyak yang dia pikirkan saat itu.

"Tunggu, apa yang akan kau lakukan?" Sejeong dengan cepat menghentikan tangan Hayoung yang akan memegang infusannya.

"A-aku harus segera pulang...."

"Kau masih memerlukan perawatan di sini"

"Tidak. Aku tidak bisa...." Hayoung melepaskan genggaman tangan Sejeong.

"Biar aku membantumu" Sejeong dengan perlahan melepaskan jarim infus itu dan membiarkan Hayoung beranjak dari tempat tidur.

"Kau akan langsung pulang?"

"Wae? Apa kau akan menanyakan biaya pembayaran perawatanku?" Hayoung melihat ke arah Sejeong.

"Tidak. Kau harus menemui Dokter Sehun terlebih dulu"

"Tidak. Katakan padanya kalau aku tidak ingin melakukan perawatan di Rumah Sakit ini lebih jauh lagi"

"Tapi......" Sejeong tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena pasien itu sudah keluar dari ruangan.

Hayoung terus berjalan sambil merapihkan rambutnya sendiri. Dia juga harus selalu menunduk saat melewati beberapa pasien serta dokter di lorong Rumah Sakit itu.

"Noona......"

Hayoung menghentikan langkahnya saat sudah tiba di area lobby. Dia melihat di belakangnya terdapat seorang anak laki-laki dengan mengenakan pakaian pasien.

"Bisakah kau membantuku? Aku harus membeli minuman untuk Ayahku. Tapi aku tidak mempunyai uang"

"Minuman?"

Anak itu menunjuk ke arah mesin penjual minuman yang tidak jauh dari mereka.

"Arasseo, tunggu sebentar" Hayoung merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan dompet dari sana.

"Yaa! Kembali ke ruang rawatmu!" Hayoung terkejut saat melihat seorang wanita sudah berada di sebelah anak itu sambil menarik telinganya.

"Eo-eomma... Sa-sakit"

"Sudah berapa kali ku katakan padamu untuk tidak meminta uang sembarangan lagi dari orang asing, eoh?"

"Maafkan aku, Nona. Anakku memang sangat nakal. Dia harus ku bawa ke ruang rawatnya sekarang" Wanita itu menyeret lengan anak itu untuk menjauh dari Hayoung. Sang Ibu juga terlihat masih memarahi anaknya sampai masuk ke dalam lift.

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang