13. Sehun

505 50 0
                                    

Sudah beberapa bulan ini aku mulai mempunyai kebiasaan mabuk sebelum pulang ke rumah. Para pelayan bar yang biasa ku kunjungi juga sudah mengenalku dengan baik. Bahkan mereka selalu hafal minuman apa yang ingin ku pesan di sana. Hal itu bukan semata-mata karena pekerjaanku. Mungkin ada sedikit karena jumlah pasienku mendadak banyak karena maraknya pemberitaan mengenai penyakit demam berdarah yang banyak menyerang warga sejak satu bulan yang lalu. Tapi hal itu bukan alasan utama kenapa tiba-tiba aku menjadi pemabuk sekarang.

Semua berawal dari makan malam yang membuat nasibku kembali ditentukan oleh kedua orangtuaku. Aku akan dijodohkan dengan seorang wanita yang mempunyai usia 3 tahun di bawaku. Aku bahkan baru mengenal namanya dari Ayahku, yaitu Lisa. Wanita itu merupakan keturunan Thailand-Korea yang bekerja di Rumah Sakit di daerah gangnam sebagai dokter spesialis anak. Ibuku bersahabat baik dengan Ibunya, maka dari itu kedua orangtuaku setuju untuk memperkenalkanku padanya.

Selama 7 bulan ini, aku selalu menghindar dari rencana pertemuan kami berdua. Aku tidak ingin bernasib seperti Kakakku yang harus terpaksa mencintai wanita yang baru saja ku kenal. Mungkin saja pada akhirnya aku akan menyakiti perasaan tunanganku nantinya saat menemukan wanita yang benar-benar ku sukai.

Pagi ini aku terbangun dengan sakit di kepalaku dan saat itu juga pintu kamarku terketuk lalu seseorang membukanya dari luar. Aku mulai malas melihat wajah Kakakku lagi setiap harinya yang datang hanya untuk mengecek keadaanku.

"Beristirahatlah. Kau tidak perlu bekerja hari ini"

Apa dia berusaha untuk perduli padaku sekarang?

"Aku mendapat laporan dari Direktur Rumah Sakit kalau kau selalu bekerja di akhir pekan seperti ini. Kau akan menyiksa dirimu sendiri nantinya. Kau perlu waktu untuk mengistirahatkan badanmu itu. Kalau bisa, kau harus mengambil jatah cutimu yang belum pernah kau pakai sebelumnya. Bersenang-senanglah dengan teman-temanmu. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan terus-menerus"

Aku menghela nafas pelan. Aku membiarkan dia berbicara sambil berdiri di dekat pintu.

"Aku mengkhawatirkanmu, Sehun'ah. Kau masih muda tapi kau hanya sering terlihat di Rumah Sakit"

"Urus dirimu sendiri, hyung. Jangan memperdulikanku" Aku mulai turun dari tempat tidur.

"Jangan menghindari lagi dari rencana Ayahmu"

"Pergilah, hyung. Aku tidak ingin kau membahasnya lagi" Aku berjalan perlahan ke arah kamar mandi sambil menahan rasa sakit di kepalaku.

"Dan berhentilah untuk mengunjungi bar itu. Temui calon tunanganmu terlebih dulu. Kau bahkan belum pernah bertemu sebelumnya. Mungkin saja kau bisa..........."

Aku memotong kalimat Kakakku dengan menutup pintu kamar mandi dengan sangat kencang. Aku menyandarkan punggungku sebentar sebelum memutuskan untuk mencuci wajahku dan membersihkan badanku dari aroma alkohol.

............

Aku berjalan melewati Ibuku yang sedang sibuk menelepon seseorang di area ruang tamu. Aku mengalihkan pandangan dari Ibuku yang menyadari kehadiranku. Aku langsung keluar rumah dan menuju ke arah mobilku.

"Sehun'ah......."

Tanganku terhenti saat ingin membuka pintu mobil.

"Kau akan pergi ke Rumah Sakit?"

"Nde" Aku menjawab pertanyaan Ibuku dengan singkat.

"Apa kau harus pergi di hari minggu ini?"

"Nde"

"Sehun'ah, tidak bisakah kau meluangkan waktu hari ini? Aku sudah beberapa kali membatalkan pertemuan itu karenamu"

"Eomma, katakan saja pada mereka kalau aku menolak perjodohan itu" Aku membalikkan badan dan berhadapan dengan Ibuku.

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang