25. Sehun

430 39 0
                                    

Mobil sudah ku siapkan untuk segera menuju ke rumah Hayoung sekarang. Tapi aku belum melajukannya karena Ibuku menahanku terlebih dulu saat aku sudah berada di dalam. 

"Jemputlah Lisa di rumahmu itu  karena mobilnya sedang dalam perbaikan sejak kemarin"

"Eomma, dia bukan anak kecil lagi. Kau tidak perlu mengkhawatirkan anak orang lain seperti itu. Lagipula aku sudah memiliki kekasih. Aku akan lebih mementingkan Hayoung daripada Lisa. Ahbeoji sudah menunggumu. Lebih baik kau masuk ke mobilnya sekarang"

Ibuku menegakkan berdirinya setelah membungkuk untuk berbicara denganku lewat kaca mobilku. Aku melihat dia berjalan ke arah mobil di depanku. Setelah mereka melaju lebih dulu, aku baru menyalakan mesin mobilku kembali untuk menuju ke rumah Hayoung. 

Selama di perjalanan, aku selalu merapihkan kemejaku sambil terus melihat ke arah jalan di depanku.

Entah kenapa hari ini aku merasa sangat gugup saat akan membawa Hayoung untuk menemui kedua orangtuaku lagi setelah perkenalannya waktu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah kenapa hari ini aku merasa sangat gugup saat akan membawa Hayoung untuk menemui kedua orangtuaku lagi setelah perkenalannya waktu itu. Aku tahu kalau mereka masih belum bisa menerima kehadiran Hayoung dalam hidupku. Tapi aku tetap akan mempertahankan perasaanku daripada harus merelakannya pergi begitu saja. Aku juga sudah tidak perduli lagi perkataan apa yang akan dilontarkan kedua orangtuaku nanti saat aku datang bersamanya. Yang terpenting, aku harus selalu berada di dekatnya supaya dia bisa merasa aman saat bertemu dengan sanak saudaraku yang lainnya di pernikahan Kakakku. 

Setelah 15 menit berkendara, aku menghentikan mobilku tepat di depan rumah Hayoung. Aku turun dari sana dan menuju ke pintu rumah itu. Aku mengetuknya beberapa kali sampai Ibunya yang membukakan pintunya lebih dulu. 

"Annyeonghaseyo, Eommoni. Bagaimana keadaanmu?"

"Nde, Sehun'ah. Aku sudah baik-baik saja. Hayoung masih bersiap-siap di dalam. Dia membutuhkan waktu lebih lama untuk merapihkan penampilannya"

"Tidak apa-apa, Eommoni. Aku bisa menunggunya"

"Kalau begitu, masuklah"

"Nde..." Aku membantu wanita ini untuk berjalan karena dia selalu berpegangan pada tembok di sebelahnya sejak tadi. 

"Terima kasih atas semua bantuanmu padaku, Sehun'ah. Aku tidak tahu bagaimana harus membalas semuanya" Ucapnya saat sudah duduk di sofa ruang tamu. 

Kata-katanya mengingatkanku pada anaknya. 
"Tidak apa, Eommoni. Selama kau selalu dalam keadaan sehat, itu sudah cukup bagiku"

"Kau pria yang sangat baik. Aku berhutang banyak padamu"

"Jangan berbicara seperti itu lagi, Eommoni. Restumu untuk hubunganku dengan Hayoung sangatlah berarti bagiku. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu karena itu"

"Beruntung sekali anakku bisa bertemu pria sepertimu. Bisakah aku meminta sesuatu darimu, Sehun'ah?"

"Nde. Katakan permintaanmu, Eommoni" Aku yang duduk di sebelahnya selalu memegang tangannya dengan erat. 

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang