42. Hayoung

627 34 0
                                    

Aku tidak bisa menghitung seberapa banyak air mata yang keluar selama ini dari kedua mataku. Hal yang paling ku ingat adalah saat melahirkan Hyeonshin beberapa bulan yang lalu. Dengan hanya melihat suamiku menangis saja, aku bisa merasa betapa bahagianya dia waktu itu. Air mata bahagia kembali ku rasakan saat memeluk Hani yang sudah tumbuh sangat baik sekarang. Keinginanku untuk memberikan kehidupan lebih baik pada anakku itu akhirnya terwujud, meskipun harus membuatnya menderita terlebih dulu.

Keberuntunganku beralih padanya yang berhasil di adopsi oleh keluarga yang sangat penuh dengan kasih sayang. Aku bisa merasakannya hanya dengan mendengar cerita dari wanita bernama Park Chorong itu mengenai Hani. Selama 5 tahun, dia sudah merawatnya lebih baik dariku dan sekarang giliranku untuk mengambil alih tugasnya. Namun sepertinya hal itu tidak semudah yang ku pikirkan. 

"Jadi, kau ingin dia tinggal di rumah kalian selama 6 bulan ini?" Kim Junmyeon bertanya kembali setelah suamiku menawarkan permintaan kami berdua padanya. 

"Nde. Itu akan membuat Hani, maksudku Yunhee bisa memutuskan dimana dia akan tinggal setelahnya. Aku tahu kalau kalian berdua merasa berat dengan tujuan kedatangan kami hari ini"

"Sepertinya itu ide yang bagus"

Aku sudah berdiskusi banyak dengan suamiku terkait hal itu. Kami berdua merasakan hal yang sama saat melihat kedua pasangan ini yang sepertinya tidak ingin melepas Hani begitu saja padaku, meskipun aku sudah jelas merupakan Ibu kandungnya. 

"Mungkin kami bisa membawanya mulai besok"

Kim Junmyeon tampak melihat ke arah istrinya terlebih dulu sebelum memutuskan hal itu. 

"Nde, silahkan. Junmyeon'ah, kau bisa menjelaskan tentang jam sekolahnya supaya mereka bisa mengantar jemputnya ke sana. Aku ingin beristirahat lebih dulu" Wanita itu berdiri dari duduknya dan berjalan pelan ke arah kamarnya. Jelas sekali kalau dia tidak menyukai ide suamiku itu. Apa dia tidak bisa merelakan hak asuh Hani jatuh padaku? 

Sehun oppa dan pria ini mulai membicarakan hal-hal terkait keseharian sekolah Hani. Perhatianku tertuju pada anak itu yang sekarang keluar dari kamarnya dan menghampiri kami. 

"Appa, dimana Eomma?"

Aku mengurungkan niat untuk menyapanya karena pertanyaan itu sudah keluar lebih dulu dari mulutnya. 

"Dia ada di dalam kamar. Bisakah kau menjaganya selagi aku berada di sini, Yunhee'ah?"

"Nde, Appa...." Anak itu menuruti ucapan pria itu. Tapi sebelumnya, dia memberikan senyuman padaku dan membuatku sedikit merasa lebih tenang. Emosi anak sekecilnya memang kadang berubah. Air mata yang keluar tadi hanya bersifat sementara. Dia juga belum sepenuhnya mengerti dengan kehadiranku sebagai Ibu kandungnya. Aku merasa mendapatkan hukumanku sekarang. Aku sudah menjadi Ibu yang buruk baginya, jadi dia jelas bisa melupakanku begitu saja. 

"Kalau begitu, kami pamit sekarang"

Aku tersadar dari lamunanku saat Sehun oppa membawa tanganku untuk memberi isyarat beranjak dari tempat duduk. Kenapa mereka berbicara cepat sekali? Apa saja yang mereka bahas tadi? 

"Aku akan datang besok untuk menjemputnya" 

"Nde..."

"Maaf karena istriku sedang beristirahat karena sedang dalam kondisi yang kurang baik jadi tidak bisa mengantar kepulangan kalian" Pria itu berjalan keluar rumah bersama kami. 

"Tidak apa"

Sehun oppa selalu membantuku untuk berjalan sampai masuk ke dalam mobil. Suamiku membunyikan klakson sebelum melajukan mobilnya menjauh dari kawasan rumah itu. 

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang