Aku sudah menenggak gelas kelimaku malam ini. Suasana di bar selalu membuatku pusing. Aku membiarkan rekan kerjaku bersenang-senang di tempat lain sementara aku seperti biasanya duduk terdiam di depan meja bar. Pikiran dan perasaanku terasa lebih kacau hari ini. Aku harus menjalani pelatihan bersama dokter lainnya di daerah Busan minggu depan selama satu bulan. Kabar itu baru ku dapat tadi siang dari Direktur Rumah Sakit. Aku harus mempersiapkan banyak laporan dari pekerjaanku selama ini. Aku bahkan tidak sempat memikirkan kedatangan Hayoung hari ini ke Rumah Sakit.
Kesibukanku tadi bertambah kacau saat melihat kekasihku sedang bersama dengan rekan kerjanya. Aku sempat bertemu dengan Sangjin hyung saat akan kembali ke ruanganku kalau dia baru saja mengobati tangan teman Hayoung itu yang terluka. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkan luka itu, tapi aku merasa cemburu saat melihat kebersamaan mereka berdua. Dengan jelas, aku bisa mendapati senyuman di wajah pria itu saat Hayoung sedang memegang perban yang melilit tangannya itu.
Pembicaraanku dengan Lisa sebelumnya membuatku berpikir mengenai kekhawatiranku dengan perasaannya.
"Oppa, apa kau tahu seberapa besar perasaan Hayoung padamu?"
"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?"
"Aku hanya merasa penasaran. Sepertinya hanya dirimu yang memberikan perasaan lebih banyak pada hubungan kalian berdua. Walaupun kau selalu bersikap profesional saat memeriksakan kesehatannya, tapi aku bisa melihat sikap perdulimu padanya lebih besar pada pasien lain"
"Lalu? Kenapa kau mempermasalahkan hal itu? Kau tidak seharusnya ikut campur dalam urusanku, dokter Lisa"
"Apa itu berarti ucapanku benar? Wanita seperti kekasihmu itu pasti banyak mempunyai teman pria di tempat bekerjanya"
"Kau hanya mengungkapkan pendapatmu sendiri sejak tadi"
"Tidak. Aku bisa melihatnya dengan jelas kalau Oh Hayoung masih tampak ragu akan perasaannya sendiri padamu"
"Tidak. Kau sudah salah menilainya selama ini. Kami berdua saling menyukai satu sama lain. Dia selalu mendengar nasihatku dengan baik"
"Benarkah?"
Saat itu juga pintu lift terbuka dan terlihat Hayoung sedang memegang tangan pria itu sementara sang pria tersenyum ke arahnya tanpa dia ketahui.
Aku kembali menenggak minumanku sampai sudah memesan kembali pada pelayan bar di depanku. Aku berusaha melupakan rasa lelahku hari ini dengan alkohol. Aku tahu kalau keputusanku adalah salah. Kedatanganku ke sini justru akan memperburuk kesehatanku sendiri.
"Oppa, kau tidak ingin bergabung?" Lisa sedikit berteriak di telingaku karena suara musik yang sangat kencang.
Aku hanya memberi isyarat tidak dengan kepalaku. Aku juga menyuruhnya untuk segera menjauh dariku dengan tanganku. Tapi dia malah menarik lenganku supaya aku turun dari kursi.
"Bersenang-senang lah dengan yang lainnya" Aku kembali duduk di bangkuku.
"Mwo? Apa katamu, oppa?"
Aku sangat tidak suka saat orang yang ku ajak berbicara tidak mendengarkanku seperti ini. Aku kembali mengusirnya dengan tanganku, tapi sifat keras kepalanya datang. Dengan terpaksa, aku mengikutinya dan menembus kerumunan orang yang sedang menari mengikuti alunan musik.
Pengaruh alkohol belum membuatku mabuk malam ini. Aku bisa mendengar suara meriah dari beberapa rekan kerjaku saat melihatku bergabung bersama mereka. Rekan kerjaku yang berulang tahun hari ini, tampak memberikan botol minuman padaku dan aku langsung menenggaknya. Mereka kembali bersorak sampai membuat tubuhku perlahan mengikuti alunan musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me, Save Me
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Prekuel dari ff Coincidence tentang pertemuan awal Sehun dan Hayoung. Kalau ada yang udah pernah baca, pasti tahu di situ ada karakter mereka berdua di akhir-akhir chapternya. Untuk yang belum baca sama sekali, tidak masalah. Cerita ini...