18. Hayoung

511 48 5
                                    

Aku merasa tenggorokanku sangat kering. Aku terbatuk-batuk sebentar sebelum membuka kedua mataku. Aku hanya mendapati langit-langit putih di atasku. Aku berusaha untuk bangun dari posisi terbaringku. Saat itu juga aku menyadari adanya infus yang terpasang pada pergelangan tangan kiriku. Kepalaku terasa sangat sakit di saat aku sudah duduk. Kenapa bisa aku berada di sini?

Aku baru ingat... Waktu di malam hari setelah pulang dari kerja dan bertemu dengan dokter Sehun, aku kembali menaiki bus untuk menuju ke panti asuhan terdekat. Di saat ingin melangkah turun dari bus, kesadaranku mulai menghilang. Siapa yang membawaku ke sini?

Aku melihat ke arah jendela dan di luar terlihat gelap sekali. Jam di dinding menunjukkan angka dini hari. Apa aku hanya tertidur beberapa jam saja?

Pintu terbuka dan membuatku menoleh ke sana.

"Eoh? Kau sudah sadar, Oh Hayoung'ssi?"

Perawat yang bernama Sejeong menghampiriku dengan papan jalan di tangannya. Dia pasti ingin memeriksaku secara rutin.

"Apa kepalamu terasa sakit?"

"N-nde...." Suaraku terdengar serak.

"Wajahmu masih terlihat pucat. Aku akan mengambilkan minum untukmu"

Aku menahan tangan perawat itu yang ingin berjalan ke arah pintu kembali.

"Ba-bagaimana bisa aku berada di sini? A-apa dokter Sehun yang membawaku?" Aku berbicara dengan suara serakku.

"Kau dibawa oleh pria paruh baya menggunakan sebuah taxi pada malam hari. Dokter Sehun sedang menjalani cuti sejak tiga hari yang lalu dan kau sudah tertidur selama itu. Dia baru mengetahui keadaanmu di pagi harinya"

"N-nde? Ti-tiga hari?"

"Nde. Aku juga harus memberitahu dokter Sehun sekarang. Dia sangat mengkhawatirkan keadaanmu dan selalu menjengukmu setiap hari"

"Bi-bisakah kau tidak memberitahunya? Aku ingin segera pulang saat matahari sudah mulai muncul nanti"

"Tidak bisa. Dokter yang menanganimu mengatakan kalau kau harus menjalani perawatan selama satu minggu di sini. Dan kau masih mempunyai waktu 4 hari lagi. Kondisimu juga belum pulih, Oh Hayoung'ssi... Beristirahatlah lagi. Aku akan memberimu minum dan juga membawakan makanan untukmu. Kau pasti lapar karena tiga hari tidak memakan apapun"

"Ta-tapi........" Perawat itu sudah berjalan ke arah pintu dan meninggalkanku seorang diri di sini.

Bagaimana bisa aku di rawat selama itu? Apa aku mengalami efek dari berhentinya pengobatanku? Apa yang harus ku lakukan?

............

Aku tidak bisa tertidur kembali setelah mengkonsumsi obat dari perawat yang sudah mengakhiri jam kerjanya itu. Matahari sudah muncul dan masuk lewat jendela ruang rawat ini. Pikiranku masih terpusat pada kedatangan dokter Sehun nanti. Aku benar-benar tidak ingin bertemu dengannya setelah pengakuan perasaannya di malam itu. Aku tidak bisa menerimanya walaupun perasaanku juga sama dengannya. Aku hanya merasa tidak pantas untuk menjadi kekasihnya. Dia terlalu sempurna untukku. Aku merasa malu pada diriku sendiri karena sudah menyukainya juga...

Setelah memberi kabar rekan-rekan kerjaku yang mengirimku pesan beberapa hari yang lalu mengenai ketidakhadiranku di tempat kerja, aku sekarang sibuk mengutak-atik ponselku sendiri untuk mencari alamat panti asuhan yang dekat dari rumahku dan menyimpannya dalam bentuk screenshot foto. Aku juga tidak bisa menyerah begitu saja untuk mencari keberadaan Hani sekarang.

Pintu terketuk pelan dan aku terkejut mengetahui siapa yang masuk ke dalam. Aku tidak sempat untuk berbaring kembali karena orang itu sudah berjalan ke arahku sekarang.

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang