Rasa aman dan nyaman sekarang kurasakan dalam hubunganku bersama dengan Sehun oppa. Dia selalu bisa ku andalkan dalam banyak hal. Walaupun kami masih tinggal berjauhan sekarang, tapi komunikasi kami tidak pernah terputus sama sekali. Kami akan saling menanyakan keadaan masing-masing kalau ada salah satu yang mengabaikan telepon ataupun pesan. Seperti saat masa period ku datang setiap bulannya, Sehun oppa bisa mendengarkan keluh-kesahku dalam panggilan telepon selama berjam-jam lamanya. Dia juga memberikan rekomendasi obat atau metode khusus untuk menghilangkan sakit di perutku. Mungkin itu salah satu keuntungan yang ku dapatkan karena mempunyai kekasih seorang dokter.
Beberapa bulan telah berlalu. Ada banyak kejadian tidak terduga datang padaku selama ini. Seperti pekerjaanku yang tidak berjalan dengan baik sampai membuatku harus rela dipecat karena kesalahan fatal yang ku buat. Aku tidak sengaja menghilangkan data penting yang seharusnya ku berikan langsung pada Direktur hari itu juga. Tapi karena pekerjaan lain yang diberikan beberapa rekan kerjaku, akhirnya data itu menumpuk dan tidak bisa ku temukan dimanapun.
Keberuntungan ku kembali datang. Meskipun sudah menjadi pengangguran sekarang, aku memutuskan untuk tinggal bersama dengan kedua orangtua Sehun oppa karena mereka mempunyai kebun di area belakang rumah. Aku membantu Ibunya untuk mengurus kebun itu dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan mereka berdua. Kehilangan banyak orang yang ku sayangi dalam hidupku sepertinya bisa membuatku mendapatkan kembali penggantinya seperti ini. Kedua orangtua Sehun oppa sudah menganggapku seperti anak mereka sendiri. Aku sempat merasa terharu saat mendengar ucapan itu datang dari sang kepala keluarga. Ayah Sehun oppa dengan jelas menyatakan rasa senangnya padaku dengan kehadiranku di tengah-tengah mereka. Dia pernah berharap mempunyai seorang anak perempuan dalam hidupnya, namun harapannya itu harus dikuburnya dalam-dalam karena anak terakhir mereka kembali berjenis kelamin laki-laki.
"Apa kau tidak akan pulang lagi minggu ini?" Aku mendengar Ibu Sehun oppa yang ada di sebelahku sedang berbicara dengan seseorang di ujung telepon.
"Arasseo, jaga dirimu baik-baik, Sehun'ah. Apa kau ingin berbicara dengan Hayoung?"
Aku melakukan kontak mata dengan wanita ini dengan harapan Sehun oppa mengiyakan pertanyaan Ibunya.
"Baiklah. Kalau begitu, aku akhiri panggilannya sekarang"
Aku menunjukkan senyumku saat Ibu Sehun oppa menatapku dengan ekspresi sedihnya.
"Tidak apa-apa, Eommoni. Dia pasti sedang sibuk sekarang"
"Ini sudah sore dan jam pulangnya sudah lewat satu jam yang lalu. Bagaimana bisa dia sibuk sampai tidak ingin berbicara denganmu?"
Aku mengangkat kedua bahuku sebentar sebelum melanjutkan kegiatanku untuk merapihkan tanaman yang banyak memiliki daun-daun kering menempel di sana.
"Apa dia juga tidak meneleponmu?"
"Nde, Eommoni"
"Ini sudah bulan ke-8 dia menjalani tugasnya di sana. Sebentar lagi dia akan kembali ke Rumah Sakit tempatnya dulu. Bersabarlah, Hayoung'ah. Dia pasti sangat merindukanmu"
Aku kembali menanggapi dengan sebuah senyuman. Untuk pertama kalinya, aku merasa sedih seperti ini karena hampir satu bulan, anaknya itu tidak memberiku kabar sama sekali. Bahkan aku lebih sering menghubunginya lebih dulu dan sempat terkena amarahnya dengan mengganggunya saat jam kerjanya masih berlangsung. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Terakhir kali aku berbicara dengannya lewat sambungan telepon minggu lalu, dia mengatakan kalau semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang perlu ku khawatirkan. Meskipun begitu, aku tidak bisa berhenti memikirkannya sama sekali sampai selalu menangis secara diam-diam di tengah malam selama beberapa hari kemarin.
![](https://img.wattpad.com/cover/196889924-288-k412482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me, Save Me
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Prekuel dari ff Coincidence tentang pertemuan awal Sehun dan Hayoung. Kalau ada yang udah pernah baca, pasti tahu di situ ada karakter mereka berdua di akhir-akhir chapternya. Untuk yang belum baca sama sekali, tidak masalah. Cerita ini...