28. Hayoung

453 36 1
                                        

Kehidupanku saat ini terasa seperti jalan menurun dari atas pegunungan yang tinggi. Penuh bebatuan dan kalau salah menginjakkan kakiku, aku bisa langsung terjatuh sampai membuatku terluka. Dan aku sudah kembali merasakannya dengan terlalu mempercayakan seseorang dalam hidupku. Hubunganku dengan dokter Sehun sudah berakhir sejak bulan lalu. Walaupun dia baru melakukan kesalahan satu kali seperti itu, tapi tetap saja aku masih bisa merasakan betapa sakitnya hatiku saat mendapati dirinya tidak mengenakan pakaian apapun saat berada di rumah itu. Dokter Lisa menunjukkan sebuah video padaku dan membuatku tidak ingin mempercayainya sama sekali. Tapi kalimatnya mulai bisa meyakinkan untuk mengakhiri hubungan secepat itu. 

"Kau tahu Hayoung'ssi? Perasaannya padamu sudah semakin berkurang sampai dia bisa mencium banyak wanita di bar semalam. Dia pernah bercerita padaku kalau dia selalu datang ke sana untuk menghilangkan rasa penatnya dari pekerjaan. Tapi tidak ku sangka kalau tindakannya lebih buruk dari yang ku duga. Kau bisa menebak sendiri apa yang akan dilakukannya padaku di saat aku membawanya ke rumah ini semalam"

Aku memijat kepalaku pelan di meja kerjaku di saat selalu mengingat semua percakapan itu. Terlebih dengan kondisi Ibuku yang semakin melemah. Dia sudah menjalani banyak terapi pengobatan di Rumah Sakit yang sangat menguras uangku. Tapi untuk kesembuhannya, aku harus tetap bekerja untuk membiayai semuanya. Dokter mengatakan kalau sel kankernya yang masih tersisa mulai menjalar ke anggota tubuhnya yang lain. Kesulitan berjalannya pun juga dipengaruhi oleh hal itu. Betapa sedihnya aku di saat harus menemuinya di Rumah Sakit setiap harinya. Harapan hidupku hanya Ibuku seorang. Aku tidak ingin kehilangannya secepat ini. 

"Kau baik-baik saja?" Seseorang menepuk pundakku dan aku menengok untuk melihat ke arah orang itu. 

"Nde, Minhyun oppa....." Aku kembali menegakkan dudukku dan membereskan kertas-kertas di meja kerjaku. 

"Pulanglah. Kau tidak perlu mengambil waktu lembur hari ini"

"Tidak, oppa. Aku masih harus menyelesaikan ini semua"

Pria ini mengambil tumpukan kertas yang sudah ku susun dan membawanya menjauh dari tempat dudukku. 

"Kerjakan pekerjaanmu yang kau berikan tadi"

Aku berhenti mengikutinya saat Minhyun oppa menaruh kertas-kertas itu di atas meja Minhee eonnie yang sudah bersiap untuk segera pergi. 

"Mwo? Apa maksudmu?"

"Kau selalu mengalihkan pekerjaanmu pada Hayoung"

"Nde?"

Aku kembali melangkah dan mengambil kertas-kertas itu. 
"Kau salah paham oppa. Aku yang menawarkan diri padanya tadi"

"Tidak. Kau hanya tidak bisa membaca karakter orang dengan baik. Dia memanfaatkan kebaikanmu selama ini. Aku menyuruhmu untuk segera pulang sekarang" Minhyun oppa kembali merebut tumpukan kertas itu. 

"Ta-tapi......."

"Joo Minhee, kau akan mendapatkan jatah lembur hari ini"

Aku merasa bersalah padanya. Ekspresinya menatap tidak senang ke arahku dan juga Minhyun oppa secara bergantian. Minhee eonnie kembali duduk di bangkunya dan mulai menyalakan kembali komputer yang ada di meja kerjanya sambil mengambil tumpukan kertas paling atas. 

Minhyun oppa kembali menyuruhku untuk segera pulang. Aku pun menurut karena memang harus ke Rumah Sakit untuk mengetahui perkembangan Ibuku hari ini. Aku langsung pamit dari sana dan segera menuju ke arah lift. 

"Pasti akan sangat senang untuk bisa dekat dengan orang-orang penting di perusahaan ini" Aku menengok dan mendapati dua orang wanita dari bagian lain sedang melihat ke arahku. Aku sedikit membungkukkan badan dan kembali menunggu pintu lift terbuka. 

Heal Me, Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang