Setelah pintu ruang operasi terbuka, ucapan dokter yang keluar dari sana membuatku sangat merasa lega mendengarnya.
"Operasinya berhasil. Kami mengangkat sel kanker dari paru-parunya. Tapi kondisi Ibumu sangat lemah. Dia membutuhkan waktu pemulihan lebih lama di sini. Kami juga akan selalu mengecek kondisinya setiap hari dan memastikan kalau penyakitnya tidak menyebar ke bagian tubuhnya yang lain"
"Terima kasih, dokter" Aku memegang tangan dokter itu dan melihat beberapa dokter lainnya mendorong ranjang Ibuku kembali ke ruang rawat. Aku langsung mengikuti langkah mereka dari belakang.
"Suster, apa aku bisa meninggalkan Ibuku sebentar padamu? Aku ingin mengambil pakaianku dan juga Ibuku di rumah"
"Nde, tentu saja"
"Terima kasih. Eomma, aku akan segera kembali"
Aku keluar dari sana dan langsung menaiki taxi karena aku tidak ingin membuat Ibuku menunggu lama. Saat sudah di dalam sebuah taxi, aku sibuk membalas pesan beberapa rekan kerjaku terkait ketidakhadiran ku hari ini. Mereka selalu bertanya alasanku di saat aku mengambil izin tidak bekerja satu hari. Padahal aku sudah menyampaikan alasanku pada Minhyun oppa. Apa dia tidak menyampaikannya pada yang lain?
Tidak berapa lama kemudian, aku sudah turun dari taxi itu tepat di depan rumahku. Aku yang ingin melangkah masuk ke rumah, tampak dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memutar tubuhku dengan cepat dan langsung membawaku ke dekapannya.
"Hayoung'ah, aku sangat merindukanmu"
Suaranya membuatku langsung melepaskan pelukannya dan tidak bisa berkata apapun saat melihat Jaeyoon oppa di depanku.
"Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau terlihat pucat, Hayoung'ah?"
Aku melepaskan kedua tangannya yang sudah memegang pipiku. Aku juga memundurkan langkahku karena jarak kami berdua yang sangat dekat.
"A-apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku sangat ingin bertemu denganmu. Beruntung aku masih ingat alamat rumah ini dan memutuskan untuk mengunjungimu hari ini"
"Ka-kau sudah menemuiku. Jadi sekarang pulanglah"
"Apa kau akan mengusirku secepat ini? Aku juga ingin bertemu dengan Hani, anakku"
Bagaimana dia mengetahui namanya? Aku tidak pernah menyebutnya di depannya selama ini.
"Apa dia ada di dalam? Apa kau masih tinggal bersama dengan Ibumu?"
Aku merasa bingung sampai tidak bisa menanggapi apapun semua pertanyaannya itu. Jadi aku mempersilahkannya masuk supaya dia mengetahui bagaimana keadaanku sekarang dengan sendirinya.
"Kenapa di sini sepi sekali?" Jaeyoon oppa memperhatikan sekelilingnya.
"Aku........membawa Hani ke panti asuhan dan dia sudah mendapatkan orangtua asuh yang baru sejak dua bulan yang lalu"
"Mwo?"
Aku mengatur nafasku terlebih dulu karena masih terasa berat untuk menceritakan hal itu pada siapapun. Tapi karena Jaeyoon oppa merupakan Ayah kandung dari anakku, jadi dia berhak untuk mengetahuinya.
"Aku ingin Hani memiliki kehidupan yang lebih baik dariku. Dan dia sudah mendapatkannya di rumah orangtua asuhnya"
Jaeyoon oppa tidak menanggapi. Dia hanya melihat ke arahku dalam diam. Aku pun langsung mengalihkan pandanganku karena merasa aneh dengan tatapannya itu. Dia melangkah mendekat ke arahku dan kembali memelukku.
"Maafkan aku, Hayoung'ah. Aku tidak tahu kau mengalami banyak hal berat setelah perpisahan kita waktu itu"
Aku langsung melepaskan pelukannya karena teringat dengan kekasihku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me, Save Me
Fanfiction[COMPLETED] Prekuel dari ff Coincidence tentang pertemuan awal Sehun dan Hayoung. Kalau ada yang udah pernah baca, pasti tahu di situ ada karakter mereka berdua di akhir-akhir chapternya. Untuk yang belum baca sama sekali, tidak masalah. Cerita ini...