"Sekali lagi Terima kasih ya Aiden. dan maaf kalo aku sampai merepotkanmu", Ucap tulus Alita.
Kini mereka berdua sudah sampai didepan pekarangan rumah yang cukup megah. Dengan interior ala eropa yang ber cat kan putih susu menambah kesan eksotis.
"Sama sama", Balas Aiden singkat.
Kini mereka berdua kembali hening. Alita tidak tau ia harus berbuat apa. ia pun bingung harus mengatakan apa lagi kepada orang yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan ini.
"Apa aku tidak di izinkan untuk masuk?", tanya Aiden memecah keheningan, membuat Alita sedikit terperangah.
"Eum. A-apa kau-?"
"Aku bercanda Alita", Aiden memotong perkataan Alita. ia terkekeh melihat reaksi gadis polos itu.
"Ya sudah. aku pamit", tambah Aiden kembali. namun Alita masih mematung ditempatnya.
Alita bisa melihat mobil Aiden yang semakin menjauh dari penglihatannya. Lantas Alita pun bergegas masuk ke dalam rumahnya.
~~~~~~~~~~~
"Alita, semalam kau pulang jam berapa?", Ujar dingin savio.
Mendengar pertanyaan dari sang ayah membuat Alita menghentikan aktivitas sarapannya sekilas.
"E-eum aku tidak tau dad", Alita mencoba untuk tenang.
"Untuk apa kau pergi ke tempat itu Alita, Apa kau ingin menjadi teman dari para jalang diluar sana", Savio mencoba untuk mengontrol emosi nya. bukan maksud Savio untuk terlalu membatasi pergaulan Alita. cuma saja ia tau bahwa Alita terlalu polos untuk mengerti sesuatu hal tentang orang dewasa, ia takut ada orang jahat yang akan memanfaatkan kepolosan Alita.
"Hany, sudah", Balas Renata mencoba untuk menenangkan suaminya.
"Alita cepat habiskan sarapanmu sayang, nanti kamu bisa terlambat", Ujar Renata kembali.
"Oh iya, nanti siang bisa temani mom kerumah tante cindy?"
Alita hanya mengangguk lemah sebagai jawaban dari pertayaan Renata. Lalu ia bergegas untuk berangkat menuju kampus.
~~~~~~~~~~~~
"Hai Alita", Sapa Vira.
"Oh hai Vir", Balas Alita lemah yang masih berkutat dengan buku dan pena nya.
"Al, apakah kau marah padaku?", Tanya Vira antusias.
Alita menatap Vira sejenak lalu menggelengkan kepala dengan lemah.
"Lalu kau kenapa? apakah kau sedang sakit?"
"Tidak Vir. hanya saja aku sempat ada masalah dengan dad, tapi tak apa", ujar Alita lirih.
Tentu saja Alita begitu sedih, Ia sedih karena baru kali ini ayahnya memarahinya sampai segitunya. sebelumnya ketika ayahnya marah hanya nasehat dan nasehat, kata-kata yang di keluarkan oleh ayahnya ketika memarahinya. tapi pagi tadi, sangat terlihat jelas ayahnya begitu marah dengannya.
"Maafkan aku Alita, sungguh aku tidak bermaksud untuk-"
"Tidak apa Vir, lebih baik tidak usah dibahas lagi", Alita memotong ucapan Vira.
"Baiklah, Kalau begitu bagaimana kalau kita ke kantin", Ajak Vira antusias.
Alita sempat menimbang nimbang dan akhirnya mengiyakan ajakan Vira itu.
Braakkk...
"Ma-mafkan aku?", Ujar Alita gemetar karena tanpa sengaja telah menabrak seseorang sehingga makanan yang Alita bawa tumpah ruah menimpa pemuda yang ia tabrak.
"Lain kali kalau jalan hati hati!", Ujar pemuda tersebut sambil membersihkan sisa sisa makanan yang menempel pada pakaiannya dan yang tak lain adalah Aiden.
"Oh ya ampun Aiden, Aiden sungguh aku tak sengaja", Alita pun segera membantu Aiden untuk membersihkan semuanya.
"Tidak perlu", Aiden segera menangkis tangan Alita yang berusaha untuk membantunya.
"Bersihkan saja semua lantai yang telah kau kotori itu", Balas Aiden dengan tegas dan dingin.
Mendengar ucapan Aiden yang begitu dingin membuat Alita berdiri kaku. Sungguh Alita sama sekali tidak sengaja telah menabrak Aiden. mungkin karena Alita tak fokus memperhatikan jalan karena pikirannya hanya berfokus pada ayahnya yang mungkin masih marah padanya.
Aiden langsung melenggang pergi dan meninggalkan Alita yang masih terpaku ditempatnya.
Setelah kepergian Aiden. Tanpa Alita sadari air matanya jatuh ke pipi mulusnya. Oh ya ampun betapa kacaunya Alita saat ini sehingga ia membuat semua orang marah karena ulahnya. pertama ayahnya. dan sekarang Aiden pun ikut memarahi Alita. walau Alita tau memang sebenarnya Alita yang salah, tapi berani sumpah Alita sama sekali tidak sengaja. pikirannya terlalu kacau sehingga ia tidak begitu fokus dengan apa yang ia kerjakan.
"Hei Alita ada apa? mengapa kau masih disini?", Ujar Vira menghampiri Alita.
Sadar dengan kedatangan Vira, Alita langsung mengusap sisa air mata di pipinya.
"Oh maaf Vir, sudah membuatmu menunggu"
"Tak apa? apa kau sudah pesan makanannya?", bukan kah kau tadi bilang padaku ingin memesan makanan?".
"Ah, yah.. Tapi kurasa aku sudah kenyang" Alita tersenyum simpul.
"Kalau begitu ingin kembali ke kelas?", tawar Vira ramah.
"Kurasa itu tidak buruk", mereka berdua melenggang pergi menujur ruang kelas.
"Lain kali kalau jalan hati hati!"
"Tidak perlu!"
"Bersihkan saja lantai yang kau kotori itu"
Kepingan suara Aiden yang terdengar seperti amarah terus menggema di kepala Alita.
"Ohhh, apa aku segitu salahnya ia hingga membuat Aiden begitu marah padanya", Geram Alita dalam hati.
"Wait, ada apa denganku? mengapa aku terus merasa bersalah padanya? toh. aku tidak sengaja ini melakukan itu"
"Aarrgghhhh", Jerit frustasi Alita dalam hati.
****
#Tbc......
KAMU SEDANG MEMBACA
The little Alita (Menuju ending)
Teen Fiction(ON GOING) Mature konten(21+) Mohon kebijakannya dalam membaca🙏 >>DONT COPY PASTE MY STORY!<< 1"Spoiledgril". 17/11/19 1"Wonderfull". 18/12/19 3"Alita". 18/12/19 7"Aiden". 18/12/19 "Siapa?". Alita memberanikan diri untuk bertanya. "Maggie". Jawab A...