Kini Alita dan Aiden, tengah menyantap sarapannya masing masing.
Sejak kemarin malam Aiden hanya terus bungkam tak mau mengucapkan kata hanya untuk sekedar basa basi sekalipun. Seperti sedang memikirkan sesuatu yang membebankan pikirannya.
Alita pun enggan untuk membuka suara, ia begitu takut dan tak mempunyai nyali untuk meminta penjelasan mengapa Aiden bersikap seperti ini kepadanya.
Hening...
Hanya ada dentingan antara piring dengan sendok yang menjadi irama pengantar mereka untuk makan.
Penampilan Aiden begitu kacau, kantung mata nya begitu terlihat sepertinya, dirinya tidak tidur kemarin malam.
"Alita?". Ucap Aiden dengan suara parau.
Alita menatap manik hazel milik Aiden.
Entah mengapa perasaannya serasa teriris melihat Aiden kembali memperlakukannya seperti ini, padahal Alita pikir hubungan antara dirinya dengan Aiden akan membaik setelah melewati malam itu, namun perkiraannya salah besar."Ada sesuatu yang penting yang ingin aku sampaikan". Lanjutnya lagi, sembari menatap Alita dengan tatapan terluka.
"A-ada apa?". Balas Alita mencoba untuk tenang.
Aiden mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan dan mencoba untuk mengatur nafasnya dengan teratur.
"Aku akan menceraikan mu".
DEG!
Bagai tersambar petir dipagi hari. telinga Alita serasa tuli setelah mendengarkan ucapan Aiden.
Matanya langsung memanas, menciptakan gerombolan air dipelupuk matanya yang siap turun untuk membasahi wajah. Belum lagi kepala Alita serasa begitu pening seketika.
Sungguh mendengar penuturan dari Aiden membuatnya ingin menjerit. namun bisa ia tahan.
"Ke-na-pa?". Seluruh air mata Alita tumpah ruah. Alita gagal untuk menahannya agar tidak keluar.
Aiden memejamkan matanya dengan erat, seolah ia pun tidak sanggup untuk melakukan ini.
"Pernikahan ini salah. Aku tidak mencintaimu dan kita harus mengakhirinya". Titah Aiden dengan bibir bergetar.
Seolah tertampar oleh kenyataan, Perasaan Alita hancur berkeping keping. Perasaan dan Harga dirinya, semuanya telah pupus.
"Ta-tapi, aku pikir aku dan dirimu, kita-".
"Maggie hamil. dan dia sedang mengandung anakku". Sergah Aiden memotong perkataan Alita.
Oh tuhan, Sungguh Alita ingin merobek mulut Aiden. Perkataan yang timbul dari bibirnya membuat perasaan Alita menjadi hancur lebur.
Pening yang teramat sangat seketika mendera kepala Alita. semuanya nampak berputar putar sebelum akhirnya kegelapan menyusulnya.
Alita jatuh pingsan.
~~~~~~~
"Apa yang terjadi?". Tanya Cindy begitu khawatir pada Aiden. kini Cindy dan Abhi sudah berada didalam apartement milik Aiden. Aiden menelfon mereka dan memberitahukan tentang kondisi Alita membuat mereka bergegas untuk mendatangi Alita.
Cindy melihat Alita sedang terbaring lemah dan dokter sedang memeriksanya.
"Kau harus menjelaskan ini semua Aiden!". bisik Abhi kepada Aiden penuh tekanan.
"Tak ada apa apa dengan Alita. Dia hanya terlalu banyak pikiran, dan sebaiknya jaga pola asupan makannya dan sebaiknya mendapatkan istirahat yang cukup pula". Ujar Dokter tersebut memberitahukan kepada Aiden, Abhi dan Cindy. Dokter itu kemudian menulis resep obat lalu ia pamit.
"Syukurlah". Cindy segera menghampiri Alita.
Begitupun dengan Aiden. Namun ketika hendak melangkahkan kakinya, Abhi menahan lengan Aiden.
Abhi menyeret Aiden menuju ruang tengah. Ditatapnya mata Aiden dengan begitu tajam.
Bugh!
Satu bogeman keras dari Abhi mendarat diwajah Aiden dan langsung menciptakan lebam.
"Sekarang kau bisa jelaskan, bagaimana Alita bisa jatuh pingsan seperti itu". Abhi menatap Aiden penuh permusuhan.
"Aku ingin menceraikannya Dad, aku tidak bisa menlanjutkan pernikahan ini".
BUGH!
Sebuah bogeman kembali diluncurkan oleh Abhi. Namun kali ini terasa semakin menyakitkan. Terlihat darah segar kini mengalir dipelipisnya.
"Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi brengsek Aiden!". Abhi membetulkan penampilannya ia membetulkan posisi jas miliknya, Namun tatapan tajamnya seolah olah menghunus jantung Aiden.
Aiden terdiam ia sama sekali tidak melawan terhadap ayahnya. Ayahnya memang betul, ia brengsek.
"Maggie hamil, dia sedang mengandung anakku, aku harus bertanggung jawab atas-".
"BANGSAT!".
Belum sempat Aiden menyelesaikan perkataannya, Abhi kembali menghajar Aiden habis habisan. walaupun sudah berumur, tenaga Abhi masih begitu kuat.
Abhi memukuli Aiden seperti sedang kesetanan namun Aiden hanya bungkam ia menerima begitu apa yang dilakukan ayahnya saat ini terhadap dirinya."Ayah. Ayah aku mohon sudah. Ayah tolong hentikan". Entah atas dasar keberaniaan apa, Alita berlutut dihadapan Abhi dan meminta Abhi untuk berhenti menghajar Aiden.
Sungguh wajah Aiden sudah begitu babak belur karena ulah Abhi. Luka dan lebam kini menghiasi wajah tampan Aiden.
Abhi langsung menghentikan aksi nya. Tatapannya berubah seratus delapan puluh derajat ketika menatap Alita. Tatapannya kini berubah menjadi sendu. Sungguh Abhi tidak tega melihat kondisi Alita seperti ini, bahkan jika ia mengetahui akan seperti ini jadinya, ia tidak akan mau untuk menjodohkan Alita dengan Aiden.
Abhi mengelus lembut puncak kepala Alita, sebelum akhirnya ia melenggang pergi dari apartement Aiden. Begitupun dengan Cindy, yang berjalan mengekori Abhi.
Kini hanya ada mereka berdua yang bungkam satu sama lain. Aiden menatap Alita, begitupun sebaliknya. keduanya seolah olah sedang menyiratkan luka mereka masing masing.
Alita terlebih dulu beranjak dari tempatnya.
Aiden menempatkan dirinya di atas sofa, ia meremas kuat rambutnya dengan begitu frustasi.
"Biarkan aku mengobati luka di wajahmu".
Aiden mendongak seketika. Ia menatap Alita yang kini tengah membawa kotak P3K ditangannya.
Alita duduk disamping Aiden, ia mulai menuangkan obat merah menggunakan kapas.
"Ishh". Aiden mendesis kesakitan.
Aiden menatap Alita dengan intens.
Alita mengobati wajah Aiden dengan sabar dan lembut.
"Aku terluka karenamu, tetapi mengapa aku tidak bisa melihatmu terluka".
Setelah selesai mengobati luka Aiden. Alita merapihkan semuanya dan memasukan kembali ke dalam kotak P3K.
Ketika akan beranjak dari tempatnya, tiba tiba Aiden mencekal lengan Alita.
"Apa ada yang diperlukan lagi?". Tanya Alita mencoba tenang.
"Kenapa?". Ucap Aiden.
Alita mengkerutkan keningnya tidak mengerti.
"Kenapa, kau masih mecintaiku?". Ucap Aiden membuat waktu serasa terhenti saat itu juga bagi Alita.
***
#Tbc🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
The little Alita (Menuju ending)
Ficção Adolescente(ON GOING) Mature konten(21+) Mohon kebijakannya dalam membaca🙏 >>DONT COPY PASTE MY STORY!<< 1"Spoiledgril". 17/11/19 1"Wonderfull". 18/12/19 3"Alita". 18/12/19 7"Aiden". 18/12/19 "Siapa?". Alita memberanikan diri untuk bertanya. "Maggie". Jawab A...