New life

3.5K 140 0
                                    

Dari kejauhan Alita menatap bangunan rumah yang sederhana. Begitu banyak tanaman disisi sisi rumah itu membuatnya nampak begitu menyegarkan.

Perlahan Alita melangkahkan kaki jenjangnya sembari menenteng tas bawaannya dan Petty kucing miliknya yang begitu tenang didalam dekapan Alita.

Tok..tok..tok..

Alita nampak gugup. Takut, jika ia tidak akan diterima di rumah pamannya.

Perlahan sosok jangkung itu pun membukakan pintunya.

"Pa-paman." Ucap Alita gugup.

"Alita, kau kemari" sambutnya dengan antusias.

"Masuklah."

"Tunggu sebentar"

"Emma.. Emma."

"Iya, ayah."

Alita dapat melihat sepupunya itu sedang menuruni tangga.

"Lihat siapa yang datang." Ucap Freedy.

Betapa terkejutnya Emma, melihat Alita dihadapannya.

"Oh ya ampun, Alita."

"Alita apa kabar?."

"Aku baik." Alita tersenyum lembut.

"Kau tau, aku sangat ingin bertemu denganmu." Emma kemudian memeluk erat Alita.

"Ada baiknya kalian masuk dulu, setelah itu barulah saling melepas rindu." Ujar Freedy kemudian diiringi gelak tawa ringan.

Ketika akan mengangkat tas miliknya, tiba tiba seseorang telah merebutnya terlebih dulu.

"And, sebaiknya ini aku yang bawa." Ucap Emma lembut kepada Alita.

Alita ingin menangis sungguh, ia tidak mengira bahwa akan diperlakukan sebaik ini.


~~~~~~~




"Kau tau Alita, aku sangat ingin sekali bertemu denganmu." Ucap haru Emma sembari mempersilahlan Alita untuk duduk.

"Waktu kau menikah, aku ingin sekali datang, tetapi ada tugas kuliah yang harus aku tuntaskan saat aku juga."

"Tak apa Emma, aku mengerti." Alita tersenyum lembut.

"Sebentar yah, paman akan bawakan kalian minum kalian minum."

"Ayah, biar aku saja yang buatkan." Emma mencegah Freedy untuk tidak bangkit dari tempatnya.

"Sebentar yah Alita." bisik Emma padanya, lalu gadis itupun segera bangkit dari tempatnya.

Suasana antara Alita dan Freedy begitu hening, sehingga membuat Alita merasa sedikit canggung seketika.

"Pa-paman, ada yang ingin Alita bicarakan dengan paman." Alita membuka suaranya dengan pelan.

"Ya tentu." Balas Freedy antusias.

"A-alita, Alita ingin tinggal dirumah paman."
"Tapi paman tenang saja, Alita akan mencari pekerjaan agar tidak terlalu merepotkan paman."

Hening.

Freedy menatap nanar ke arah Alita.

Melihat tatapan Freedy kepada dirinya, membuat Alita meneguk salivanya.

"Katakan dengan sebenarnya nak, ada masalah apa?"

Alita begitu tercengang dengan ucapan Freedy.

"Ti-tidak paman, aku, aku hanya-."

"Apa kau ada masalah dengan keluarga Aiden?" Sergah Freedy.

"Tidak. Tidak paman, hanya saja Alita dan Aiden, ka-kami, kami sudah tidak bersama."

Freedy begitu terkejut dengan pengakuan Alita. Pasalnya dia mengira bahwa Aiden tidak akan melakukan ini kepada ponakannya.

"Kau sudah paman anggap sebagai anak paman sendiri nak."

"Kau boleh tinggal disini selama kau mau." Freedy mendekat diri nya pada Alita lalu mengusap lembut puncak kepalanya.

"Terima kasih banyak paman." Tanpa Alita sadari pula air matanya mengalir dengan deras.

"Taraaa, minumannya sudah siap."

Suara girang dari Emma membuat Alita buru buru menghapus air matanya.

"Ayah ada apa, mengapa Alita menangis?" Terlihat raut kekhawatiran dari Emma seketika.

"Tidak Emma, aku hanya terharu dengan kebaikan ayahmu yang mau menerimaku dengan baik." Alita mencoba untuk menghilangkan kekhawatiran pada diri Emma. Ia begitu tau, kecemasan Emma seperti apa terhadap dirinya. Dirinya dengan Emma sudah bersama sejak mereka begitu kecil.

"Oh ayolah, jangan menangis atau kau akan membuatku menangis juga." Dan akhirnya mereka berdua berakhir dengan saling berpeluk erat. Emma begitu baik kepada Alita, ia sudah menganggap Emma sebagai saudara kandungnya sendiri begitupun sebaliknya.

~~~~~~~~~~


Disisi lain, Aiden begitu frustasi, Pasalnya sudah hampir satu minggu ia mencari dimana keberadaan Alita, namun tidak menemukan gadis itu.

Karena hal ini pula, Aiden memutuskan untuk menunda pernikahannya bersama dengan Maggie. Walaupun di sertai dengan sedikit perdebatan namun Aiden dapat menyakinkan Maggie.

Tiba tiba satu nama terlintas di benak Aiden. Mungkinkah Alita ada bersama dengan Steve.

Kemungkinkan besar ya, karena belakangan terakhir Alita begitu akrab dengan pria itu. Aiden pun lantas segera mencari tahu dimana tempat tinggal Steve.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Aiden menemukan tempat tinggal Steve dan segera menuju kesana lalu membawa Alita pulang.

Aiden melangkahkan kakinya dengan tergesa, hingga sampai di ujung daun pintu milik Steve.

Tok...tok...tok..

Tok...tok...tok..

Aiden terus menggedor pintunya dengan cukup keras. Dan tak lama setelah itu, muncul sosok Steve dari balik pintu.

"Dimana Alita?" Aiden langsung menanyai Steve dengan penuh penekanan.

"Wait bung! Aku tidak mengerti maksudmu" Steve begitu keheranan dengan perilaku Aiden.

"Tidak usah berpura pura Steve! Dimana kau menyembunyikan Alita" Rahang Aiden terlihat semakin mengeras.

"Oke baiklah, Kurasa ini salah paham"

"Pertama, aku tidak tau keberadaan Alita. Dan yang kedua, aku tidak menyembunyikannya" Ucap Steve berkata jujur.

Aiden tidak melihat ada kebohongan dimata Steve. Namun jika yang dikatakan Steve benar, lantas Alita berada dimana?

Aiden menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sungguh, ia tidak tau lagi harus mencari wanita itu dimana lagi.






****


#Tbc🌷

Next info' Mohon maaf kalo jarang up, dikarenakan sedang sibuk, banyak tugas sekolah juga yang belum tuntas:")) dikarenakan sebentar lagi UN.

Dan buat kalian yang bentar lagi UN, semangat yah❤️


The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang