"A-aiden"
"Ka-kamu disini?, sejak kapan?" Maggie mencoba untuk menghilangkan kegugupannya.Aiden hanya bungkam, ia menatap Maggie dengan tatapan begitu tajam.
Bibirnya terkatup rapat, rahangnya mengetat serta buku buku jarinya menggenggam kuat.
"Aiden, kumohon aku bisa jelaskan" Maggie mulai ketakutan, dengan lewat tatapan Aiden yang seolah olah seperti api yang sedang membara.
"Jadi, selama ini kau membohongiku" Aiden membuka suaranya dengan begitu berat dan juga terdengar seperti sedang menahan kuat untuk meredamkan emosinya.
"Aiden, kumohon aku bisa jelaskan semuanya" rintih Maggie kemudian. "Yang kau dengar bukan seperti apa yang kau bayangkan" "A-aku sayang sama kamu"
"STOP SAY IT MAGG!!!" untuk pertama kalinya Aiden membentak Maggie. Maggie melihat tatapan mengerikan itu, membuat sekujur tubuhnya membeku ditempat.
"Kau membohongi ku Magg" lirih Aiden, namun terdengar menakutkan bagi Maggie.
"Kau---, mempermainkanku" lanjut Aiden lagi kemudian diiringi dengan gelak tawa."Aiden, kumohon-"
"APA?!!"
"KAU MAU MENIPUKU LEBIH JAUH LAGI?!!"
"KAU HANYA BERPURA PURA MENCINTAIKU, KAU HANYA MENGINGINKAN HARTAKU!!"
"OH GOD!!" Aiden meremas rambutnya dengan begitu frustasi. begitu tersirat bagaimana terlukanya ia.
Maggie tidak bisa berkutik apa apa, nyali nya menciut seketika, semua nya gagal hanya karena kebodohannya.
"KAU TAU, KAU LEBIH RENDAH DARI SEORANG BITCHY!" Aiden mengambil vas bunga disampingnya lalu membantingnya dengan kuat. Hal itu membuat Maggie memejamkan matanya dengan erat.
Aiden langsung melenggang pergi, tanpa melihat ke arah Maggie.
"Aiden, wait, please!" ucap Maggie sesegukan sembari mencoba untuk mengejar langkah Aiden.
"JANGAN PERNAH, MENDEKATI AKU LAGI BITCH!" Aiden mengacungkan jari telunjuknya ke arah wajah Maggie.
Dengan langkah lebarnya, Aiden bergegas meninggalkan Maggie.
"Aiden, ku mohon aku bisa jelaskan semuanya" Teriak Maggie dengan air mata yang tumpah ruah.
Bak seperti orang yang kehilangan kewarasannya, Aiden tak henti henti nya menertawai kebodohannya.
Minuman alkohol dengan kadar tinggi itu menyapu kerongkongan Aiden. Club malam selalu menjadi tempat pelarian bagi Aiden tatkala ia benar benar berada didalam masalah yang membuatnya berfikir buntu.
Lagi lagi ia tertawa terbahak, membayangkan jadi selama ini ia hanya dipermainkan. Orang yang benar benar ia percaya, orang yang ia cintai menghianatinya. Tiba-tiba satu nama terlintas dibenaknya. Beginikah yang Alita rasakan?. Mencintai namun dikhianati.
Aiden termenung sejenak.
Bagaimana keadaan gadis itu? Alita. Bagaimana ia sekarang?, semenjak Alita kabur dari rumahnya, Aiden tidak mengetahui hal hal yang berhubungan dengan gadis itu lagi.
Dimana dia saat ini?.Aiden ingin segera menghapus pikirannya bersama dengan Maggie. Tidak ada gunanya jika ia bersedih karena wanita yang tak layak ia cintai.
Apapun yang terjadi, dirinya tidak mau berhubungan bersama wanita bitch itu.
~~~~~~~~~~~~~
Disisi lain, Alita tengah bersiap siap untuk membuka sebuah cafe miliknya.
Cafe yang diberikan oleh keluarga Freedy. Emma pernah berkata, bahwa cafe itu dulunya di pegang oleh almarhum ibu nya, Semenjak ibunya sudah meninggalkan mereka, cafe itu di tutup dan sampai sekarang tidak ada yang mengurusnya. Terkadang Emma hanya berkunjung sembari membersihkan tempat itu dikala ia sedang tidak sibuk.Begitu beruntungnya Alita, ia diperbolehkan untuk mengelola tempat itu kembali. Sungguh, Alita begitu berhutang budi kepada keluarga Freedy.
Walaupun Emma sempat melarang Alita, dikarenakan ia tidak mau jika terjadi sesuatu kepada dirinya dan calon bayinya, ia tidak mau bermalas malasan begitu saja. Ia mencoba beraktivitas seperti biasanya dan berjanji kepada Emma bahwa dirinya akan baik baik saja.
Perlahan, Alita membuka kunci pintunya, dan memasuki tempat itu. Ia tidak percaya bahwa ini adalah tempat yang terbengkalai, sungguh, barang barang disini begitu rapih dan bersih.
Alita mempersiapkan bahan bahan yang sempat ia beli di supermarket. Karena sepertinya, ia akan membuka cafe coffee serta makanan dessert sebagai camilan untuk dihidangkan bersama dengan coffee.
"Alita,"
Mendengar suara tersebut, membuat Alita langsung memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.
"Emma-," "Ada apa?" lanjut Alita kembali yang sempat sedikit terkejut.
"Oh ayolah, mana mungkin aku membiarkanmu mengerjakan ini semua?" Emma melihat barang bawaan Alita yang begitu banyak. "Kau tenang saja Al, semua pekerjaanku sudah ku selesaikan, jadi aku akan membantumu disini,"
"Baiklah jika, kau memaksa" Ucap Alita, kemudian diiringi gelak tawa ringan keduanya.
"Kau tau Al, dulu mommy sering sekali mengajakku kesini"
"Benarkah?" jawab Alita dengan antusias.
"Yeah, dulu mommy selalu menggendongku ketika aku menangis karena bosan," Emma terkekeh ringan.
Alita tau, bahwa Emma sedang merindukan mommy nya, begitu tersirat dari raut wajahnya.
"Oh come on,"
Emma menjatuhkan dirinya dalam pelukan hangat yang Alita berikan.
"Oh iya Al, aku makin penasaran bagaimana wajah yang telah membuatmu lari kemari?" Emma melepaskan pelukan Alita dan menatapnya dengan serius.
Alita hanya dapat membeku, mendengar ucapan dari Emma.
Memikirkan Aiden hanya dapat membuat perasaan Alita menjadi sakit.
"Kau tau cepat atau lambat Aiden pasti mengetahui semua ini." lanjut Emma mengingatkan. Sungguh, perkataan dari Emma berhasil membuat raut wajah Alita menjadi pucat pasi. Emma sudah mengetahui tentang semua hal yang terjadi antara Alita dengan Aiden.
Alita tidak pernah berfikir untuk sejauh itu. Lalu bagaimana jika Aiden mengetahui semua ini?. Apakah Aiden akan mengambil buah hatinya?.
*****
#Tbc❣️
Mohon maaf, telat banget buat nge update😭
Terima kasih banyak, banyak, banyak buat kalian yang udah mau stay😍
KAMU SEDANG MEMBACA
The little Alita (Menuju ending)
Teen Fiction(ON GOING) Mature konten(21+) Mohon kebijakannya dalam membaca🙏 >>DONT COPY PASTE MY STORY!<< 1"Spoiledgril". 17/11/19 1"Wonderfull". 18/12/19 3"Alita". 18/12/19 7"Aiden". 18/12/19 "Siapa?". Alita memberanikan diri untuk bertanya. "Maggie". Jawab A...