Hubungan Vanilla II (21+)

6.5K 121 0
                                    

Warning!!
Buat part kali ini mengandung unsur dewasa(21+)
Dimohon bijak dalam membaca!. Terima kasih🙏

***

Decapan demi decapan kini mengisi seluruh ruangan.

Tak hanya bibirnya saja yang bergerak, perlahan jemari kokoh Aiden merambat menuju paha mulus Alita dan mencoba untuk menyelusup masuk ke dalam Dress satin milik Alita.

Hal tersebut membuat Alita semakin tak berdaya, seluruh tubuhnya seakan akan menciptakan hawa panas yang menjalar.

Seiring pagutan mereka berdua, jari jari lentik Alita pun meremas lembut rambut belakang milik Aiden.

Aiden melepaskan pagutannya seketika, membuat Alita terperangah karenanya, dengan ekspresi yang bertanya tanya.

"Kita lanjutkan didalam kamar". Ucap Aiden begitu berat dan terdengar serak.

Belum sempat Alita menjawabnya, Aiden terlebih dulu membopong tubuh mungil Alita dengan ala Bridal style.

Perlahan Aiden meletakan tubuh Alita diatas ranjangnya.

Dibawah sinar rembulan yang begitu terang, tubuh Alita begitu indah karenanya.

Aiden menatap Alita sejenak, kemudian ia kembali melumat bibir Alita yang sudah merah merekah dan agak sedikit bengkak karena ulahnya.

Lumatan demi lumatan, suara decapan demi decapan yang mereka timbulkan kini mengisi seluruh sudut kamar milik Aiden.

Tak berhenti sampai disitu. Ciuman panas Aiden pun beralih menuju leher jenjang milik Alita.

"Eungghhh". sungguh Alita begitu tak kuasa. Seluruh suhu tubunya seketika menyiptakan hawa yang begitu panas.

Sembari terus menyecap leher Alita, jemari kokoh Aiden membuka resleting Dress satin yang Alita kenakan, membuat tubuh Alita sedikit membusung untuk memberi ruang bagi Aiden.

Aiden kembali mengendus aroma tubuh Alita. tak ada satu jengkal bagian tubuh pun yang terlewat.

Alita meremas kuat sprei miliknya hingga menjadi begitu lusuh dan berantakan.

Dan dalam hitungan detik, kini tak ada sehelai kain pun yang menempel ditubuh Alita. Begitu pun dengan Aiden.

"Enggh, ahh..".

"Aidennhh".

Mendengar berbagai macam racauan yang keluar dari bibir Alita membuat gairah Aiden semakin memuncak.

"Aku akan mulai, jadi bersiap siap lah". Bisik Aiden dengan begitu berat.

Belum sempat Alita menangkap apa maksud Aiden, tiba-tiba, matanya terbelalak dengan sempurna.

Aiden berusaha untuk menembus dinding mayora milik Alita.

"Shit! kenapa begitu sempit". Ucap Aiden dengan nafas yang naik turun namun teratur.

Alita memejamkan matanya begitu erat.

Dengan gerakan sensualnya Aiden bergerak secara perlahan.

Aiden berhasil menembus dinding pertahanan Alita. Seketika darah segar mengalir dari arah yang sama.

Nafas Aiden begitu memburu, ingin segera bergerak dengan leluasa, namun niatnya itu ia urungkan mengingat bahwa Alita masih Virgin.
Aiden mengulas senyum simpul, hampir tak terlihat.

Ditatapnya dengan lekat mata biru safir Alita lalu melumat lembut bibir Alita.

Dengan seiring irama ciuman mereka berjalan, Aiden menggerakan pinggulnya dengan begitu pelan.

Sungguh Alita tak bisa menahan semua ini. Pertama dibagian intinya, ia merasa sakit sekaligus perih, lalu sekarang entah dari mana gemuruh panas tiba tiba menjalar ke inti tubuhnya.

"Aidenhh.. akuhh..". Alita mengangkat kepalanya mencoba untuk menghentikan Aiden yang terus membubuhinya dengan gelenyar yang nikmat.

Aiden tau bahwa Alita akan mencapai klimaksnya, dengan gerakan teratur ia pun mempercepat temponya.

Jangan ditanya bagaimana reaksi Alita saat ini, ia semakin belingsatan tak karuan menerima setiap hunjaman dari Aiden.

Bersamaan dengan Alita, Aiden mendapatkan klimaksnya.

Mereka saling beradu pandang, saling menatap dengan tatapan sendu.

Nafas yang memburu, menyapu permukaan kulit wajah mereka berdua, ditambah lagi dengan peluh yang membasahi keduanya. sungguh Alita begitu bahagia malam ini.

~~~~~~~~

Alita mengerjapkan matanya berkali kali.
Ketika hendak bangun dari tidurnya, Alita merasa seluruh tubuhnya begitu sakit.

Seketika Alita mengingat bagaimana kejadian semalam antara Aiden dengan dirinya. oh sungguh, mengingat hal itu berhasil membuat rona di wajah Alita.

Ketika hendak memandang Aiden, Alita menyadari satu hal bahwa Aiden telah beranjak dari dalam kamarnya.

"Ah, Aiden mungkin sedang membuat sarapan didapur". Gumam Alita pelan.

Ia pun segera mengenakan blouse nya, dan sedikit menata rambut coklatnya.

Sedikit rasa kecewa menghampiri perasaan Alita, ketika ia menyadari bahwa Aiden tidak ada didalam apartement nya.

"Sebenarnya dia kemana sih". Gerutu Alita dengan kesal.

Alita mencoba untuk menghubungi Aiden, namun sangat disayangkan, nomornya tidak aktif.

Alita mendengus kesal karenanya.
Ia pun sengaja menyibukkan dirinya dengan berbagai macam hal, seperti, menonton tv, memakan berbagai macam camilan, dan memainkan game di handphone miliknya.

Hingga tak terasa waktu telah menunjukan hampir jam lima petang.

Perasaan tidak enak tiba tiba menyelimuti perasaan Alita.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu tiba tiba membuyarkan lamunan Alita.

"Ah, itu pasti Aiden". Alita bersorak riang dan segera beranjak untuk membukakan pintu.

"Hai Alita, apa kabar sayang?".

Seketika ekspresi Alita berubah seratus delapan puluh derajat.

***

Kira kira siapa sih?:( aduh, kepo nih:((((

#Tbc ya guys☕❤️🎉

Note: Mohon maap masih banyak typo bertebaran:'(


The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang