Finding out

5.3K 201 31
                                    

Perasaan Aiden begitu gelisah, entah mengapa setelah pertemuannya dengan Alita membuat dadanya terasa begitu sesak.

Sebelumnya Aiden hanya berniat untuk membeli beberapa minuman, namun pandangannya terkunci pada sosok wanita yang tengah kesulitan untuk menggapai barang. Tanpa berpikir panjang Aiden pun menghampiri dan mambantunya.

Betapa terkejutnya Aiden, ketika melihat siapa wanita yang tersebut.

Wanita yang selama ini ia cari cari, wanita yang ia rindukan.

Mengingat kondisi tubuh Alita yang terlihat sedikit lebih gempal, membuat Aiden tersadar seketika.

Mungkinkah Alita hamil?

Apakah Alita sudah menikah?

Tapi dengan siapa?

Apakah Aiden akan benar benar kehilangan Alita?

Berbagai macam pertanyaan berkecamuk di kepala Aiden.

Apakah Aiden terlambat? Terlambat untuk mengutarakan bagaimana perasaannya selama ini? Terlambat untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang ia perbuat kepada Alita.

Aiden harus berbicara dengan Alita. Yah, besok dirinya harus menemui Alita, berbicara dengannya, dan menanyakan mengapa ia pergi begitu saja selama ini, sehingga tidak meninggalkan jejak apapun untuk mengetahui keberadaannya.


÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷



"Rita, kosongkan semua jadwalku untuk hari ini!" Ucap Aiden pada sekretarisnya itu, sembari membenarkan letak dasinya.

"Tapi sir, siang nanti akan diadakan rapat bersama dengan Mr. Anderson."

"Undur saja untuk itu, kita akan memulainya besok." Didetik selanjutnya Aiden meninggalkan Rita yang masih berada ditempatnya.

Sejak kemarin Aiden tidak bisa berpikir dengan jernih. Entah apa yang ada didalam pikirannya, hingga membuat hati nya begitu uring uringan.

Hari ini, Aiden memutuskan untuk menemui Alita. Ia hanya ingin tau, mengapa gadis itu pergi begitu saja, tanpa berbicara apapun kepada Aiden ataupun keluarga Aiden yang lainnya.

Selang beberapa menit akhirnya Aiden sampai didepan halaman rumah yang kemarin ia ketahui bahwa rumah itu adalah tempat tinggal Alita.

Dengan perasaan tak karuan, Aiden memberanikan untuk memasuki rumah itu.

Tok...tok...tok...tok

Tidak ada respon apapun dari dalam, membuat Aiden mengetuk pintunya kembali.

Namun, sebelum itu benar benar terjadi, sosok pria paruh baya telah membukanya.

"Pa-man Freedy?" Aiden begitu terkejut dengan apa yang ada dihadapannya sekarang. Dan mungkin bukan cuma Aiden, bahkan Freedy pun jauh lebih terkejut dari Aiden.

"Aiden,"

"Ada perlu apa, kau kemari? K-au, tau rumahku?" Lanjut Freedy, sembari mencoba menutupi keterkejutannya.

"Kau tidak keberatan, jika aku masuk?" Ucap Aiden kemudian.

"Ah ya, silahkan." Freedy sempat berfikir untuk mengusirnya, namun dikarenakan Alita sedang tidak dirumah, ia ada bersama dengan Emma di cafe, tempat usaha yang merekan dirikan, jadi tanpa berfikir panjang Freedy membiarkan Aiden masuk.

"Apa kabarmu paman, lama tidak bertemu." Aiden membenarkan posisi duduknya, sembari membuka kancing jas miliknya.

"Baik, tentu saja baik." Balas Freedy, yang kemudian ikut duduk bersama Aiden.

"Kedatanganku kemari, karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu paman," Aiden mulai berbicara serius.

"Bicara apa?"

"Alita. Aku sedang mencari Alita," ucap Aiden to the point.

Mendengar ucapan membuat Freedy mengerjapkan matanya tidak percaya.

"Alita? Alita tidak tinggal disini. Lagipula, mengapa kau mencarinya? Bukankah dia itu istrimu, semestinya dia ada bersamamu." Balas Freedy.

"Eum ya, kau betul. Tapi, di antara kami ada kesalahpahaman, dan dia pergi tanpa memberitahu apapun." Suara Aiden terdengar melemah.

Freedy menghembuskan nafasnya dengan kasar. Entah mengapa ia jadi merasa iba kepada Aiden.

"Aku tidak tau dimana Alita," balas freedy kemudian.

Aiden terdiam.

Seketika semua menjadi hening, hanya suara jarum jam yang terdengar, membuat suasana menjadi canggung.

Aiden mencoba untuk meneguk paksa saliva nya. Entah mengapa dirinya merasa terintimidasi dengan tatapan Freedy padanya, seolah olah Aiden pelaku kejahatan.

"Kau tau, Aiden" Suara Freedy membuat pandangan Aiden terarah padanya.

"Dulu, aku pernah bilang kepadamu, bahwa aku menitipkan Alita padamu, tapi kau mengecewakanku" Ucap Freedy terdengar sedikit sumbang. Entah mengapa hal itu membuat sakit perasaan Aiden.

"Bagaimana bisa Alita pergi dari mu?" Tanya Freedy, namun Aiden hanya bungkam.

Perasaan bersalah itu menghinggapi hatinya lagi.  Sungguh, Aiden benar benar merindukan gadis lugu itu.

"Maafkan aku" ucap Aiden dengan tatapan nanar.

Di tengah tengah pembicaraan antara Aiden dengan Freedy tiba tiba muncul seorang gadis, membuat pandangan kedua orang tersebut terarah pada gadis itu.





******




Mohon maaf buat yang nunggu up, tapi gak up up. Author lagi sibuk banget, gak sempet buat buka wattpad😭🙏

Terima kasih banyak buat kalian yang masih stay, sama cerita ini. Love you💞

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang