Suara dari sebuah rasa

2.3K 105 2
                                    

Suara kicauan burung membangunkan tidur nyenyak Alita.

Entahlah dirinya begitu enggan untuk bangun dari tidurnya yang nyaman ini.

Perlahan ia pun mengerjapkan matanya berkali kali.

Merasa asing dengan tempat dimana Alita berada saat ini, beberapa detik setelah itu ia menyadari satu hal bahwa ia berada di dalam kamar Aiden.

"Ko aku bisa ada disini sih?". Alita merasa begitu keheranan. jelas tentu ia begitu bingung, karena seingatnya Alita tidur diatas sofa.

Apakah dirinya mengidap sleep walking dan menghampiri Aiden yang tengah terlelap.

Oh shitt!! kalau itu benar benar terjadi, ia tidak habis pikir bagaimana nanti malunya ketika ia bertemu dengan Aiden.

Karena jika Aiden yang memindahkan Alita. itu sungguh tidak mungkin.

"Kau sudah bangun?". Ujar Aiden tiba tiba dengan suara berat.

"I-iya, Aiden ko aku bisa ada disini si? perasaan aku tidur di-".

"Aku sudah membuatkanmu sarapan, sebaik kau bergegaslah, selagi makanannya masih hangat". Ucap Aiden kembali dan memotong perkataan Alita.

~~~~~~~~~~~

Alita langsung menempatkan dirinya dikursi meja makan, sembari menghirup aroma sarapan yang Aiden buatkan untuknya.

Aiden memasakan omlet untuknya. sarapan favorit Alita.

"Kau tau Aiden? dulu mom juga sering memasak omlet untukku, dan rasanya hampir sama persis dengan ini, cuma saja lebih enak buatan mom". Ucap Alita antusias dengan makanan yang masih penuh dimulutnya.

"Oh ya? kau suka?". Balas Aiden tersenyum simpul.

Jujur saja dirinya begitu senang ketika Alita melahap habis makanan yang ia buat.

"Sukaaa sangaatttt".

Aiden terkekeh pelan melihat tingkah polos Alita. Ada perasan hangat menjalar ke hatinya seketika, ketika ia melihat kepolosan Alita dan membuat dirinya tersenyum.

Kring..kring...

Tiba tiba dering ponsel milik Aiden bergetar.

Sekilas Alita melirik ke arah ponsel Aiden dan menampilkan nama Maggie disana.

Aiden langsung bangkit dari tempatnya, untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo?". Ujar Aiden

"-----".

"Apa? apa harus sepagi ini?".

"-----".

"Ok, tunggu lah sebentar aku akan siap siap".

"-----".

"Love you more magg". Aiden langsung mematikan handphone nya sepihak. Lalu ia kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, yaitu menghabiskan sarapannya.

"Siapa?". Alita memberanikan diri untuk bertanya.

"Maggie". Jawab Aiden dengan datar.

Entah mengapa mendengar nama itu, membuat hati Alita terasa ngilu seketika.

"Aiden, Boleh aku bertanya sesuatu?". ujar Alita kembali dengan perasaan begitu gugup.

Aiden langsung menatap Alita dengan tatapan tajam, seolah olah agar memperingati Alita supaya tidak usah ikut campur akan urusannya.

"Tanya apa?". Balas Aiden dengan suara berat.

"Apa kau begitu menyayangi Maggie?". Ucap Alita kembali dan entah mengapa kerongkongannya terasa begitu kering, sehingga membuat Alita menelan paksa saliva nya.

"Ya". Balas Aiden santai.

mendengar jawaban Aiden membuat telinga Alita terasa dirobek. sungguh, apa Aiden sama sekali tidak mempunyai rasa apapun kepadanya?

"Aiden?". Alita menatap lekat Aiden.

"Aku mencintaimu Aiden". Ucap Alita kembali dengan lirih sambil merundukan kepalanya.

Aiden terdiam sejenak dan menatap lekat Alita.

"Ya, aku tau". Ucap Aiden tenang.

Alita mendongakkan kepalanya untuk menatap Aiden.

"Ka-kamu, tau kalau aku-".

"Matamu yang memberitahukan semuanya". sergah Aiden.

"Aiden, apa kau sama sekali tidak memiliki rasa kepadaku? apa kau juga sadar jika aku terluka melihatmu bersama dengan Maggie? kenapa kau tidak memperlakukanku seperti kau memperlakukan Maggie, yang jelas jelas aku adalah istri mu, sedangkan Maggie?". Tutur Alita dengan jelas, walau sudah susah payah untuk menahan genangan air dipelupuk matanya agar tidak keluar, namun tanpa Alita sadari air matanya mengalir dengan deras.

Aiden terdiam sejenak.

Aiden sangat benci ini, melihat wanita menangis didepan matanya apalagi dirinya menjadi alasan mengapa Alita menangis.

"Sudahlah, jangan menangis kita bahas nanti, aku ada urusan sebentar, kau mau dibelikan apa?". Aiden mengusap lembut sisa air mata di pipi mulus Alita.

Alita menatap Aiden dengan sendu. dirinya tidak mengerti akan sikap Aiden yang selalu ber ubah ubah terhadap dirinya. kadang menjadi begitu perhatian, kadang menjadi begitu acuh.

"Oh tuhan, kenapa ia bisa jatuh cinta dengan manusia seperti ini". gumam Alita dalam hati.

"Aiden, boleh aku memelukmu?". tanya Alita dengan polos.

Aiden terperangah mendengar permintaan Alita yang begitu to the point.

Aiden menelan paksa salivanya, lalu menganggukan kepala sebagai tanda bahwa Aiden meng-iya kan permintaan Alita.

Perlahan Alita mendekatkan dirinya kepada aiden, lalu dipeluknya tubuh Aiden.

Untuk pertama kalinya, Alita dapat memeluk Aiden. Bahagia? jangan tanyakan lagi, Alita begitu nyaman berada dipelukan Aiden.

Aroma maskulin tubuh Aiden langsung menyeruak ke indra penciuman Alita, membuat dirinya begitu tenang dan damai.

seketika degub jantung Aiden begitu kencang. apa ini? mengapa dirinya begitu gugup ketika Alita memeluknya.

Oh tuhan, jangan sampai Alita menyadari akan degub jantungnya ini.

"Alita, aku ada urusan sebentar, ki-kita lanjutkan nanti".
Aiden melepaskan pelukan Alita. entahlah baru pertama kali ini ia begitu gugupnya dihadapan seorang gadis.

Aiden, segera bangkit dan meninggalkan Alita dengan perasaan yang tidak karuan menurutnya.





**************

#Tbc:)....

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang