Rasa yang aneh

2.6K 102 2
                                    

Alita meraih handuk yang berada disampingnya dan memberikannya kepada Aiden.

"Terima kasih"Ujar Aiden.

Alita masih terdiam dan tidak membalas perkataan Aiden.

"Mau kemana?", Tanya Alita tiba tiba karena ia melihat Aiden yang akan keluar kamar.

"Mau mandi", balas Aiden singkat.

"Ko keluar? disini juga kan ada kamar mandi"

Aiden memutar badannya dan menatap Alita.

"Ini kamar dan kamar mandi milikmu. Dan aku akan menggunakan kamar mandi yang dikamar satunya", Ujar Aiden dingin.

"Kenapa?" Tanya Alita kembali.

"Maksudnya?"Tanya balik Aiden

"Kenapa Aiden harus menggunakan kamar mandi di kamar sebelah. disini juga bisa ko Alita tidak keberatan lagian Alita juga sudah mandi, jadi Aiden juga bisa pakai kamar mandinya",Jelas Alita.

"Kita tidak akan tidur sekamar", penuturan Aiden membuat Alita membelakakan matanya dengan sempurna.

"Maksudnya? Ta-tapi kenapa?"

"Karena itu kemauanku"

Setelah itu Aiden melenggang pergi dan keluar dari kamar Alita meninggalkan dan Alita yang masih terpaku ditempatnya.

"Apa maksud semua ini? kenapa Aiden lebih memilih untuk pisah kamar dengannya. Apa Aiden benar benar tidak menginginkan Alita? tapi kenapa Ia memutuskan untuk menikahinya" Beribu pertanyaan langsung menghinggapi pikiran Alita. tanpa disadari bersamaan dengan itu cairan sebening kristal jatuh di pipi Alita.

Alita merutuki nasib malang yang menimpanya.

"Mom, dad Alita kangen" Seketika Alita kembali teringat kepada kedua orang tuanya, membuat Air mata Alita mengalir semakin deras.

"Hiikks..hikks.hiikss.."




Disisi lain Aiden menghembuskan nafasnya dengan berat.

Ini adalah malam pertama ia menikah dengan Alita. tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya, Aiden lebih mementingkan gengsi dan egonya untuk pisah kamar dengan Alita.

Karena ini adalah Apartemen milik Aiden, maka ia tidak perlu repot repot mendengarkan berbagai macam ocehan dari ayahnya. Ya, memutuskan untuk membawa Alita ke Apartmennya dibanding harus tinggal dirumah ayahnya.

meskipun ayahnya sempat menolak namun Aiden tetap angkuh untuk membawa Alita. Alasannya supaya ia dan Alita bisa belajar mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang tua. Dengan berat hati lagi lagi Abhi menuruti kemauan putra semata wayangnya itu.

Sekilas ia melirik jarum jam dan menunjukan pukul 1:30 dini hari.

"Ko, gua tiba tiba jadi lapar gini ya"

Aiden berjalan menuju pantry didapurnya dan membuka lemari pendingin.

Entah nasib sial apa yang menimpanya saat ini, ia baru menyadari bahwa lemari es nya kosong tidak ada apapun makanan maupun bahan makanan. ia baru teringat bahwa belakangan ini ia jarang berbelanja karena selalu makan makanan cepat saji di luar.

Akhirnya Aiden memustuskan untuk tidur dan segera beranjak menuju ranjangnya.

Namun tidak semudah itu ia menjemput alam mimpinya. dengan keadaan begitu lapar membuatnya kesulitan untuk memejamkan matanya.

"Arrgghhh", Aiden mengacak-acak rambutnya frustasi.

Seketika bayang bayang Alita terlintas dipikirannya.

"Apakah gadis itu sudah makan", pikirnya dalam hati.

Kemungkinan besar dia belum makan. karena sejak pagi Aiden dan Alita sibuk mengurusi acara pernikahan mereka berdua.

Tanpa berpikir panjang Aiden segera mengambil ponselnya dan memesan makanan cepat saji lewat online.

Kurang dari 30 menit akhirnya makanan yang dipesannya sampai ke apartemennya.

Aiden memang tidak menyukai Alita, tapi bukan berarti ia ingin menyakitinya dengan membiarkan gadis itu kelaparan begitu saja. tanpa mementingkan egonya lagi Aiden berjalan menuju kamar Alita yang terpisah dengan kamarnya.

Tok..tok..tok...

Aiden yang sudah berdiri dihadapan pintu kamar Alita.

Tok..tok..tok...

Beberapa kali ia mengetuk pintu namun tidak ada tanda tanda sang empu akan membuka.

"Apakah gadis itu sudah tidur?",Pikir Aiden dalam hati.


Ceklekk..

Tertampang sosok gadis mungil dengan mata yang sedikit sembab dibalik pintu yang kini telah terbuka.

"Ada apa?" tanya Alita dengan suara sedikit serak.

"Eum, apa kau sudah makan? aku membawa makanan untukmu" suara berat milik Aiden membalas perkataan Alita.

Alita melirik kantong plastik ditangan Aiden.

"Apa maksud Aiden selama ini. kalau ia tidak menyukainya kenapa ia peduli padanya" pikiran Alita berkecamuk dengan perubahan sikap Aiden, sangat aneh baginya.

Alita menggelengkan kepalanya dengan lemah sebagai jawaban dari pertanyaan Aiden.

"Kalau begitu makanlah ini" Aiden menyerahkan kantong plastik yang dibawanya kepada Alita.

"Apa ini?" Tanya Alita penasaran.

"Ya makananlah" balas Aiden dengan ketus membuat Alita mengerucutnya bibir mungilnya.

"Terima kasih" Balas Alita tersenyum simpul.

Aiden menatap Alita sekilas. lalu tanpa ba bi bu, Aiden meninggalkan Alita yang masih berdiri di ambang pintu.








 lalu tanpa ba bi bu, Aiden meninggalkan Alita yang masih berdiri di ambang pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Dapet salam dari Alita😁

************

#Tbc❤️

Monmaap masih banyak typo yang bertebaran🤧

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang