Kecemasan Aiden

3.3K 123 0
                                    

"Terima kasih, Steve untuk semuanya. Pertama kau membawakanku ke dokter dan setelah itu kau mengajakku untuk makan". Ucap Alita tersenyum lembut pada Steve.

"Tidak masalah, anggap saja itu sebagai permintaan maaf seorang teman".

"Te-teman?". Tanya Alita kikuk.

"Ya, bolehkan aku menjadi temanmu?". Ucap Steve yang masih fokus mengendarai mobilnya.

Alita tidak menjawab pertanyaan Steve, ia lebih memilih untuk bungkam.

"Dimana tempat tinggalmu?". Tanya Steve kembali mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Eum, didepan belok kanan". Alita mencoba untuk menetralkan suaranya.

"Sekali lagi terima kasih ya Steve, karena sudah mengantarkan aku pulang". Ucap Alita yang kini sudah turun dari mobil.

"Iya, sama sama". Steve tersenyum hangat kepada Alita.

Setiap kali melihat senyuman di wajah Alita entah mengapa hal tersebut membuat perasaan Steve berdesir hangat, sungguh ini konyol! mengingat bahwa mereka baru saja mengenal, atau bahkan bertemu.

"Kalau begitu aku masuk duluan". Ucap Alita kembali mencoba bersahabat.

Steve hanya mengangguk kepalanya dengan pelan.

Steve dapat melihat punggung Alita yang semakin menjauh darinya, lalu ia pun kembali melajukan mobilnya dan melenggang pergi.

~~~~~


"A-ayah, ayah kok ada disini?". Tanya Alita yang setengah terkejut melihat kehadiran Abhi di aprtement nya.

Abhi mendekati Alita, lalu menangkup wajah Alita dengan lembut.

"Kami menunggu kedatanganmu dirumah kami sayang". Abhi menatap sendu kepada Alita.

"Ma-maksudnya?".

"Kau tidak akan tinggal disini lagi, aku menjemputmu untuk pulang ke rumah kami".

"Tapi, aku belum menanyakan hal itu kepada Aiden".

"Kau tidak perlu meminta persetujuannya, kami hanya akan membawamu". Tutur Abhi, kemudian ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Aiden sudah menggugat cerai dirimu". ucap Abhi dengan berat, lalu menyodorkan selembar kertas.

Nafas Alita terasa tercekat, seketika genangan air itu pun muncul kembali di pelupuk matanya. Alita menghapusnya dengan kasar.


~~~~~~~~~~



Aiden membuka pintu apartementnya, namun semuanya masih nampak begitu gelap.

"Apakah Alita belum pulang?". Aiden menggeram karenanya. Aiden ingin memprotes. Berduaan dengan seorang yang baru ia kenal, apa maksudnya Alita? bagaimana jika dia tidak benar benar tulus, atau bahkan ingin menyakiti Alita?

Tok..tok..tok..


Suara ketuka pintu tersebut membuyarkan pikiran Aiden seketika.

"Itu, pasti Alita. sungguh lihat saja nanti". gumam Aiden dalam hati, lalu bergegas untuk membuka pintu.

"Alita, dari mana saja kau-". Ucapan Aiden menggantung di udara, dugaan Aiden salah besar karena yang datang bukanlah Alita.

"Dad?". Tanya Aiden memicingkan kepalanya.

Abhi melenggang masuk, tanpa permisi.

"Apa kau mencari Alita?".

Bukannya menjawab, Aiden hanya menatap tajam ke arah Abhi.

"Singkirkan pikiran buruk tentangnya, karena Alita sedang bersama kami". Ucap Abhi kembali dengan tenang.

"Apa maksudmu dad, kenapa kau membawa Alita tanpa se izin ku!". Balas Aiden dengan nada tinggi. Bisa terlihat kilatan penuh permusuhan dari Aiden kepada Abhi.

Abhi hanya bungkam, lalu didetik berikutnya ia menyodorkan selembar kertas untuk Aiden.

"Kau harus menceraikan Alita secepatnya".

"Dad, apa yang kau lakukan". Ucap Aiden masih tak percaya dengan sikap Abhi.

"Kau ingin menceraikannya bukan? maka dari itu lakukanlah sekarang".

"Ta-tapi bukan untuk saat ini". Ucap lirih Aiden dengan bibir yang bergetar.

"Sudah kuduga, kau ini memang benar benar brengsek". Hardik Abhi dengan sinis.

Abhi beranjak dari tempatnya, tanpa Aiden duga sama sekali, Abhi justru mengemasi seluruh barang barang milik Alita ke dalam sebuah koper.

"DAD! BISA KAH KAU TIDAK MENCAMPURI URUSANKU!". Cegah Aiden, kemudian ia membuang koper ke sembarang tempat.

Abhi tidak memperdulikan Aiden sama sekali, ia kembali memungut koper yang Aiden buang, dan mengambil satu persatu pakaian milik Alita.

"Dad, ku mohon". Aiden tertunduk pasrah.

"Semuanya yang sudah kau lakukan, sudah melebihi batas Aiden, kau mau menyakiti Alita lebih dalam lagi hah?"

"Besok pagi, aku harap kau sudah menandatangani surat tersebut. Dan asal kau tau, Alita pun sudah menandatanganinya".

Aiden terduduk dengan lemas, ia tidak tau lagi harus berbuat apa, semuanya memang karena ulahnya. Dan tanpa Aiden sadari cairan sebening kristal perlahan turun dan membasahi wajahnya.

"Oh ya, dan satu lagi. Persiapkan dirimu Aiden, karena minggu depan kau akan di angkat untuk menjadi CEO Abhivandhya's Group".



***




#To be continue🎉😚
Buat part kali ini cukup segini dulu yah.
Sampai jumpa di part selanjutnya🤗

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang