Cemburu

3.2K 124 2
                                    

"Ma-maksudnya?". Tanya Alita kikuk.

"Setelah semua hal yang udah terjadi, mengapa kamu masih mencintaiku?".

"Aiden sungguh aku tidak mengerti. Dan kurasa sebaiknya kau istirahatlah". Alita hendak bangkit dari tempatnya namun lengannya kembali di cekal oleh Aiden.

"Kemarin, ketika pagi pagi sekali aku tidak ada, kau pasti mencariku bukan? Aku mendapatkan telfon bahwa Maggie masuk rumah sakit, dan lantas aku bergegas untuk menemuinya disana. Ketika sampai disana dokter yang menangani Maggie memintaku untuk berbicara empat mata, lalu ia mengatakan bahwa Maggie sedang mengandung dan itu adalah karena ulahku". Aiden memberikan penjelasan secara tiba tiba.

Alita begitu terperangah karenanya.

"Maafkan aku Alita". Aiden menatap Alita dengan tatapan penuh luka.

Alita membalas tatapan Aiden dengan tatapan yang sama, semua nya tersirat penuh luka yang begitu dalam.

Entah atas dasar apa, namun secara tiba tiba, Aiden melumat bibirnya penuh rindu, ia mengeluarkan semua perasaan yang menggebu lewat lumatannya.

Alita membelakakan matanya tak percaya, Aiden baru saja membuatnya hancur namun dalam sekejap semuanya terasa sirnah hanya karena sebuah ciuman.

Alita mencoba untuk berontak dan melepaskan diri dari cengkraman Aiden, tetapi semuanya hanya sia sia, semakin Alita berontak Aiden semakin merapatkan dirinya terhadap tubuh Alita. Oh tuhan, mengapa ia harus mencintai pria brengsek seperti Aiden. Ya, Aiden brengsek, sangat brengsek.

Dari ciuman lembut kini beralih menjadi ciuman intens. Aiden mencoba untuk menyelusup masuk lewat rongga mulut Alita. Menggigit lembut bagian bibir bawah Alita, membuat Alita sedikit memberi ruang untuk Aiden.

Alita yang begitu terlena dengan hanya permainan bibir Aiden, ia pun mengalungkan lengannya pada leher Aiden.

Aiden menghentikan aksinya sejenak, lalu menatap lekat manik Alita. Seolah olah sedang meminta izin untuk melakukan hal lebih.

Tubuh Alita yang sudah dikuasai oleh hawa panas itu pun hanya menganggukan kepalanya dengan pasrah.

Aiden mengulas senyum tulus, kemudian ia melumatkan bibirnya kembali. Sebelum akhirnya mereka berdua berakhir dengan percintaan yang panas dan seperti biasa Aiden memuntahkan seluruh cairan cintanya ke dalam tubuh Alita.





~~~~~~~~~




"Kau mau ikut, aku akan ke supermarket untuk membeli stok bahan makanan, karenya sepertinya sudah habis".

Alita menganggukan kepalanya dengan antusias.

Namun sebelum mereka bergegas, dibalik ambang pintu menampilkan sosok yang membuat kedua terperangah.

"Kalian mau kemana?". Tanya orang tersebut.

"Maggie, kenapa kau kemari?". Aiden memicingkan pandangannya lalu menghampiri tempat dimana Maggie sedang berdiri.

"Aku merindukanmu Aiden". Ucap Maggie dengan manja, lalu ia memeluk tubuh Aiden dengan erat.

Dari tempat Alita hanya mematung menyaksikan kedua sejoli itu. Dirinya ingin menangis, namun sepertinya air matanya sudah tidak bisa.

Cemburu? Sepertinya Alita tidak pantas untuk itu, karena cepat atau lambat Aiden akan menceraikannya.

"Apa aku boleh ikut?". Tanya Maggie kembali.

"Tentu Magg".

"Terima kasih Aiden". Balas Maggie penuh gembira.

~~~~~~~

Sepanjang perjalanan Alita hanya bungkam. Ia duduk dibelakang sendirian, karena Maggie duduk didepan disamping Aiden.

Alita hanya menatap jalanan dari balik kaca, sangat berbeda dengan Maggie dan Aiden yang sepertinya mengobrol dengan begitu asyiknya.

Hingga tanpa Alita sadari bahwa kini mereka telah sampai di sebuah mall.

Aiden berjalan dengan Maggie disampingnya. Ya, memang sedari tadi Maggie terus bergelanyut manja kepada Aiden.

Suasana mall begitu ramai, tetapi Alita hanya merasakan kesepian.

"Aww". Jerit Alita tiba tiba karena seseorang telah menabraknya hingga dirinya tersungkur. Hal itu pun membuat Maggie dan Aiden langsung menoleh ke belakang.

"Ma-maafkan aku, sungguh aku ti-tidak sengaja". Ucap pemuda tersebut lalu membantu Alita untuk bangkit.

"Oh lihat lututmu terluka, Aku minta maaf, sungguh aku tadi sedang terburu buru".

"Ti-tidak masalah tuan, lagi pula aku tidak apa apa". Alita merapihkan kembali penampilannya.

"Alita kau kenapa? apa mau ku antarkan pulang". Aiden menatap penuh cemas dan kini beralih kepada Alita.

"Bagaimana kalau ku antarkan ke dokter, sebagai permintaan maaf karena telah menabrakmu sampai terluka". Pemuda itu membuka suaranya kembali.

Entah mengapa, Aiden menatap pemuda itu dengan tajam.

"Alita, aku akan-".

"Dia benar Aiden, sebaiknya Alita dibawa ke dokter dan dia harus bertanggung jawab". Maggie memotong ucapan Aiden.

Alita menatap nanar ke arah Aiden.

Aiden menatap Alita dengan lekat. Alita hanya menganggukan kepalanya dengan samar seolah ia memberitahukan bahwa dirinya baik baik saja.

Pemuda tersebut kemudian membawa Alita dan meninggalkan Aiden serta Maggie yang masih mematung ditempatnya.

Melihat hal tersebut entah mengapa perasaan Aiden menjadi tidak karuan, perasaan cemas kini menyelimuti hati dan pikirannya.

Disisi lain, Alita begitu canggung berada di dekat pemuda itu saat ini.

Sebelumnya Alita menolak dan mengatakan bahwa dirinya baik baik saja, namun percuma pemuda itu bersikukuh akan mengantarkan Alita ke rumah sakit, dan ia juga mengatakan bahwa dirinya bukan orang jahat dan tidak akan menyakiti Alita.

Kini suasana hening di dalam mobil menyelimuti keduanya, tidak ada yang mengawali pembicaraan, keduanya hanya diam membisu.

"Namaku Steve linderman, kau bisa memanggilku Steve". Suara bariton itu kini memecah keheningan.

"Dan Namamu?".

"Alita safira, panggil saja Alita".

"Nama yang cantik, seperti orangnya". Ucap Steve dengan santainya.

Alita membelalakan matanya, sungguh mereka baru saja bertemu tetapi Steve sudah berani merayunya.

***

#Tbc😍
Jangan lupa buat vommentnya juga😚
Masih belepotannya yah? hehe maaf yah belum di revisi soalnya:'):))

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang