Shattered feelling II

2.3K 108 0
                                    

Suasana kembali hening di antara mereka berlima. hanya ada dentingan sendok dengan piring menjadi irama yang menemani makan siang mereka.

"Aiden, Aku mau mencoba makanan milikmu". Ucap Maggie manja kepada Aiden.

Aiden pun menyuapi Maggie dengan begitu tenang.

Sangat berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Alita. Sangat acuh dan dingin. apa Aiden benar benar tidak menganggapnya ada?.

Memikirkan hal tersebut membuat mata Alita seketika memanas.

"Eum, aku pergi ke toilet sebentar". Ucap Alita. membuat semua orang menengok ke arahnya.

Dengan langkah setengah berlari Alita menahan sebisa mungkin agar tidak menangis.

Tentu saja ia begitu sedih. melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain dihadapannya langsung.

Sedangkan dirinya yang bernotabene sebagai istri sahnya. hanya diperlakukan seperti layaknya orang asing.

Sesampainya di toilet Alita langsung menumpahkan segala air mata yang sedari tadi di pendam olehnya.

Dunia ini begitu jahat terhadapnya.

Dunia ini tidak adil padanya. segala kebahagiaan semua direnggut satu persatu darinya.

Hikkss..hikkss....

"Mom, dad, Alita butuh kalian hikkss".

"Hikkss.. se-semua orang tidak ada yang menyayangiku, seperti kalian menyayangiku hikkss". Segala rasa kekesalan semuanya tumpah ruah bersama dengan air matanya.

Tok..tok..tok...

Suara ketukan dari pintu toilet membuat Alita segera menghapus sisa sisa air matanya.

Ceklek...

"Alita kau baik baik saja?". Tanya Vira sedikit khawatir.

"Aku baik Vir. Aku hanya sedang rindu dengan mom dan dad". Ucap Alita bohong dengan suara sedikit serak.

"Kau ingin pulang, sepertinya kau butuh istirahat?".

Alita menganggukan kepalanya dengan lemah.

ya, bukan benar dengan apa yang Vira katakan, sepertinya ia memang butuh istirahat.

"Guys gua cabut duluan yah, mau nganter Alita balik". Ujar Vira kepada Bryan, Aiden dan Maggie yang masih berkutat dengan makanannya masing-masing.

"Loh memangnya kenapa dengan Alita?". Tanya Bryan.

"Katanya si lagi ga enak badan.  yaudah gua duluan yah kasian dia udah nungguin diparkiran".

Seketika perasaan Aiden mulai dilanda rasa gelisah. ia merasa tidak enak hati kepada Alita.

Tanpa berpikir panjang akhirnya ia pun memustuskan untuk pulang ke apartemennya.

"Bryan, lo pulang ama siapa?". Tanya Aiden tiba-tiba.

"Oh gua bawa mobil sendiri ko, kenapa memangnya?".

"Gua mau cabut, Lo ga papa ditinggal sendirian?".

"Ko cabut sih sayang, kita kan belum selesai makan". Ujar Maggie menyambar tiba-tiba.

"Tidak Mag, aku sudah kenyang kalau kau masih ingin disini. Bryan bisa mengantarmu pulang nanti". tutur Aiden.

Maggie sempat menimbang nimbang akhirnya menolak usul dari Aiden.

"Tidak mau. Aku mau pulang sama kamu".

"The right choice". Ucap Aiden lalu segera bangkit dan meninggalkan Bryan yang masih sibuk dengan makanannya.

"Bryan gua duluan yah".

"It's ok, bro". Balas Bryan santai.

************

Setelah mengantarkan Maggie, Aiden memutuskan pulang ke apartemennya.

Ketika hendak membuka pintu kamarnya, ia melihat pintu kamar sebelah yang tertutup dengan rapat.

Entah apa yang sedang terjadi, tapi semua ini benar benar membuat perasaan Aiden menjadi begitu risau.

"Apakah Alita baik baik saja?". Gumam Aiden dalam hati.

Namun belum sempat ia mengetuk pintu kamar Alita. tiba-tiba seseorang sudah membukanya lebih dulu.

"Aiden, apa yang kau lakukan disini?". Tanya Alita dengan polos.

"E-eumm. A-aku aku tadi, Aku mau balikin charger hp kamu". Balas Aiden begitu gugup. Shit! ia merutuki perilakunya saat ini.

"Ohh..". Balas Alita yang masih memasang wajah polosnya.

"Sepertinya masih didalam kamar".

Aiden langsung berjalan menuju kamar dan diikuti oleh Alita.

Pertama kalinya bagi Alita masuk kedalam kamar milik Aiden. Aroma yang begitu maskulin langsung menguar keseluruh indra penciuman milik Alita, ketika pertama kali ia memasukinya.

Nuansa yang dipenuhi dengan interior berwarna hitam dan abu abu menambah kesan yang elegan.

Aiden segera mengambil charger milik Alita lalu ia memberikannya pada Alita.

"Terima kasih Aiden". Ujar Alita lembut. Seketika pandangan mereka terkunci sesaat. Aiden menatap Alita dengan begitu lekat sehingga membuat Alita tenggelam dalam manik indah milik Aiden.

Seakan tersadar posisi ia dimana. Alita pun mencoba untuk mengalihkan pandangan Aiden dari nya.

"A-aiden terima kasih, A-aku harus kembali ke-".

Cuuppp...

Belum sempat Alita menyelesaikan pembicaraannya tiba tiba, ia merasakan sesuatu yang begitu lembut menyentuh bibirnya.





***********

#Tbc....

Mohon vote nya ya guys:) karena vote dari kalian begitu berharga bagi saya❤️

#Cuma cerita kaleng kaleng:D

Kalian udah mau mampir, cukup bikin aku seneng banget ko😍

#Semoga bahagia buat kalian semua🎉

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang