Sebuah Takdir ataukah...?

2.7K 117 0
                                    

Sudah satu bulan lamanya, setelah kepergian kedua orang tua Alita, membuat Alita terlihat begitu memprihatikan. Tentu saja keluarga Aiden pun ikut merasakan kepiluan apa yang Alita rasakan.

Tok..tok..tok..

"Alita sayang, kita sarapan yuk?", Panggil Cindy dari balik pintu kamar Alita. Ya, semenjak kepergian orang tua Alita, Cindy memutuskan untuk membawa Alita dan merawatnya seperti anaknya sendiri. tentu saja keputusan Cindy disetujui dengan baik oleh Abhi.

Ceklek...

Terlihat Alita membuka pintu dengan keadaan yang masih sama sebulan belakang ini. terlihat lusuh dengan mata biru safirnya yang terlihat sembab dan hidung mungilnya yang memerah.

"Mau ikut sarapan atau mau tante bawakan sarapannya ke dalam kamar?", Tanya lembut Cindy.

"Alita mau sarapan dibawah tante", balas Alita tersenyum simpul

Akhirnya Cindy pun membawa Alita menuruni tangga untuk ikut sarapan bersama yang lainnya.

Diruang makan terlihat Abhi dan Aiden yang sudah terlihat rapih.

Suasana seketika berubah menjadi hening, sebelum akhirnya Abhi membuka suara.

"Ekhem.... Alita ada yang mau om bicarakan sama kamu?", Ujar Abhi.

"Ada apa om?", Balas Alita mencoba untuk menetralkan suaranya.

"Jadi gini, om sudah mengambil keputusan bahwa om akan menjodohkanmu dengan Aiden, Kau tidak keberatankan?"

Mendengar penuturan dari Abhi. membuat semua yang sedang berada diruang makan tercengang. tak terkecuali dengan Aiden. Aiden yang tengah menikmati sarapannya pun tersedak seketika.

"Apa maksudmu Dad?", Tanya Aiden penuh penekanan.

"Kau masih belum mengerti? tentu saja kami akan menikahkan mu dengan Alita, dia wanita yang baik. Bukan cuma Alita yang membutuhkanmu saat ini, tapi kau pun perlu agar hidupmu tidak belingsatan seperti saat ini", ujar Abhi tak kalah tegas.

"Kau jarang pulang kerumah, kau sering tidur dengan wanita wanita seperti jalang, setidaknya jika kau mempunyai istri, hidupmu akan sedikit lebih baik", Tambah Abhi.

"Itu karena Aiden, tidak ingin tinggal serumah dengan tante Cindy", Balas sengit Aiden dengan kata penuh penekan saat mengucapkan tante cindy.

"JAGA MULUTMU AIDEN!", setengah teriak Abhi dengan kilatan amarah ditatapannya membuat suasana dimeja makan berubah menjadi mencekam bagi Alita.

Seketika Aiden terus menatap lekat ke arah Alita. namun Alita hanya terus menunduk.

"Mau tidak mau, setuju tidak setuju. Dad akan menikahkan kalian berdua", Tegas Abhi sekali lagi.

"Tapi Dad, Aiden berhak untuk menentukan pilihan Aiden sendiri"

"Pilihan seperti apa yang kau maksud? kau ingin menikah dengan jalang? wanita seperti itu yang kau mau hah?"

"Abhi sudahlah", Ujar Cindy mencoba untuk meredam amarah sang suami.

"Setidaknya jika Alita menikah denganmu, dia akan ada yang menjaga dan melindunginya", Tambah Abhi.

"Aiden bisa kok menganggap Alita sebagai adik Aiden sendiri dan Aiden pasti akan menjaganya dengan baik", Balas Aiden yang masih dipenuhi dengan amarah yang menggebu.

"Tidak Aiden. tentu saja ikatan kakak adik jauh berbeda dengan suami dan istri. setidaknya jika kau menjadi seorang suami kau akan mempunyai sebuah tanggung jawab dan itu akan membuatmu sedikit menjadi pria dewasa"

"Apa maksud ayahnya, pria dewasa? apakah selama ini Aiden hanya di anggap sebagai bocah kecil yang masih ingusan?", Gerutu Aiden dalam hati.

"Alita, kau mau kan menikah dengan Aiden?", Ujar lembut Abhi. Seketika pula Aiden melempar tatapan ke arah Alita dengan lekat.

Alita menatap Aiden sekilas. Melihat maik hazel milik Aiden seoalah olah sedang menusuk raganya. Alita kembali menatap sendu ke arah Abhi.

"Ta-tapi om-", Balas lirih Alita.

"Tidak ada tapi tapian Alita dan semua ini juga untuk kebaikanmu sendiri.

"Secepatnya pernikahanmu akan segera dilaksanakan", Tambah Abhi kembali dengan santai. berbeda hal dengan Aiden yang masih dikuasai oleh emosi ia berdiri dan menendang kaki meja lalu melenggang untuk pergi.


~~~~~~~~~~~~~~~~

Disisi lain Aiden yang tengah mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan tinggi dan berhenti disalah satu club ternama.

Aroma rokok dan alkohol begitu menguar disana. Aiden langsung menuju bar dan memesan minuman.

Bisa bisanya ayah ikut campur dengan urusan masa depanku. bukankah, ayahnya itu hanya sibuk dengan urusan bisnis dan istri keduanya itu.

Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Aiden. Ya, Cindy adalah ibu angkat dari Aiden. setelah ibu kandung Aiden meninggalkan Aiden dan ayahnya. Ayah Aiden justru memilih untuk menikahi Cindy yang tak lain adalah sahabat dari mendiang ibunya.

Begitu brengsek bukan ayahnya itu?.

Aiden meremas rambutnya dengan frustasi, sebelum.akhirnya suara dering ponsel milik Aiden membuyarkan semuanya.

Maggie sebuah nama terpampang dari layar ponsel Aiden.

"Hallo Magg", Ujar Aiden dengan suara parau.

"Hallo Aiden?", Balas Maggie dari seberang sana.

"Ada apa?"

"Kau sedang dimana? bisakah kau menjemputku dibandara? hari ini aku pulang ke jerman"

"Serriously?", Tanya Aiden yang langsung berubah sumringah.

"Yess, i am very very serious"

"Baiklah tunggu aku, aku akan segera kesana", Ujar Aiden lalu ia meneguk habis minuman yang ia pesan tadi.

"I miss you", Ujar Maggie.

"I miss you to darl"




****




#Tbc.....

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang