Aiden menatap kosong ke arah depan.
Suasana hingar bingar sekalipun tak mampu untuk mengobati kesepian yang Aiden rasakan. Biasanya ia langsung merasa terhibur dan beban pikirannya berkurang setelah Aiden pergi ke Club malam. Namun kali ini benar benar berbeda, ia sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa kesepian yang melanda perasaanya.Ia melirik arloji dipergelangan tangannya dan menunjukan pukul tiga dini hari.
Aiden memilih lari ke Club dibanding harus tidur di apartementnya, karena hal tersebut akan membuat Aiden semakin merindukan Alita.Aiden kembali meneguk Vodka dengan kadar alkohol yang lumayan tinggi, dan entah sudah berapa banyak botol yang ia habiskan untuk malam ini. Dirinya tidak peduli jika ia akan mabuk berat nantinya.
Drrtt..drrtt...
Ditatapnya dengan malas layar ponsel miliknya. dan menampilkan nama Maggie di log panggilannya.
Aiden langsung Menriject panggilan tersebut. Sungguh, untuk saat ini Aiden benar benar tidak ingin di usik.
Penampilannya begitu kacau. Rambut yang berantakan, pakaian yang lusuh ditambah berbagai macam luka lebam menghiasi wajah tampannya akibat perkelahiannya dengan Abhi kemarin.
Disaat seperti ini entah mengapa bayang bayang Alita selalu menghantui pikirannya. Terlebih lagi saat pergulatan panas antara mereka berdua.
Tawanya, senyumannya, dan tangisannya seakan akan menggema didalam pikiran Aiden.
Shit! Aiden tertawa miris karenanya
Oh, siapa sebenarnya gadis itu. Gadis lugu itu telah menarik seluruh kehidupan Aiden sehingga selalu terpusat olehnya.Dengan jalan yang gontai, Aiden memaksakan dirinya untuk masuk ke dalam mobil miliknya.
Seketika rasa pening yang teramat sangat mendera kepalanya. Mungkin karena efek Aiden minum terlalu banyak.
Disamping dengan itu rasa kantuk yang hebat pun datang secara bersamaan, dan tanpa berpikir panjang Aiden memutuskan untuk tidur sejenak di dalam mobil, setidaknya untuk menghilangkan sedikit rasa pusingnya.
Drrtt..drrtt...
Suara dering ponsel kembali mengusik ketenangan Aiden, ia mengerjapkan mata nya berkali kali dan sedikit menemukan kesadarannya.
Aiden mengangkat panggilan tersebut dengan gusar.
"Hallo?". Ucapnya malas.
"Aiden, apa kau sudah menandatangani suratnya?". balas seseorang dari seberang sana, membuat rahang Aiden mengetat.
"Sudah dad".
"Baguslah, kalau begitu aku akan segera mengambilnya.
panggilan langsung terputus secara sepihak, namun bukan Aiden yang mengakhirinya.
Sekilas ia menatap jam di layar ponselnya dan menunjukan pukul 11 siang.
Meskipun rasa peningnya masih mendera namun Aiden langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Lihat saja sekarang ketika Aiden memasuki apartment nya, ia melihat sosok Alita yang sedang berkutat dengan dapurnya.
Apakah dirinya begitu merindukan gadis itu? Aiden tersenyum miris karenanya.
Kepala Aiden begitu pening, seketika pandangannya seakan akan mengabur. Dan oh sungguh, bayangan gadis itu seolah olah begitu nyata, ia mengerjapkan matanya berkali kali.
Bayangan itu semakin mendekat ke arahnya dengan segelas air berada di genggamannya.
"Aiden apa kau mabuk?".
KAMU SEDANG MEMBACA
The little Alita (Menuju ending)
Teen Fiction(ON GOING) Mature konten(21+) Mohon kebijakannya dalam membaca🙏 >>DONT COPY PASTE MY STORY!<< 1"Spoiledgril". 17/11/19 1"Wonderfull". 18/12/19 3"Alita". 18/12/19 7"Aiden". 18/12/19 "Siapa?". Alita memberanikan diri untuk bertanya. "Maggie". Jawab A...