The first meeting

9K 257 5
                                    

Kriingg.... kriinggg...kriiinggg...

Bunyi bising dari jam weker milik Alita menguar ke seluruh penjuru kamar Alita.

Mendengar kebisingan tersebut membuat Alita langsung mengerjapkan matanya lalu Alita segera bangkit dan langsung mematikan alarm dari jam weker tersebut.

Setelah itu ia langsung menuju kamar mandi untuk bersiap siap karena hari ini adalah hari pertama kali ia untuk masuk ke universitas.

"Pagi mom" ujar Alita yang sudah siap dengan semuanya.

"Pagi sayang" Balas Renata ibunda Alita.

"Pagi dad" Alita pun menghampiri Savio pria setengah baya namun tidak mengurangi ketampanan dan kesan tegas dimilikinya yang tengah santai membaca koran.

"Pagi juga sayang", balas Savio lalu mengecup pipi mulus putrinya.

"Kau hari ini berangkat bersama dad yah", ujar Savio sambil menyruput kopi hitam miliknya.

"No dad, Alita bisa berangkat sendiri ko", balas Alita dengan antusias.

"Kau ini, selalu saja begitu. setiap kali daddy ingin mengantarmu atau menjemputmu kau selalu saja menolaknya" balas Savio sambil pura pura merajuk kepada putri manisnya itu.

"Tidak begitu dad, Alita hanya tidak ingin merepotkan daddy"

"Yasudah, Alita berangkat dulu ya mom, dad"

"Alita habiskan dulu sarapanmu", Seru Renata pada Alita.

Alita bergegas membalikan badan lalu segera menghampiri Renata dan mengambil sepotong roti berselai coklat yang belum sempat ia habiskan.

"Dah mom, i love you", seru Alita lalu mencium lembut pipi Renata.

"Dah love you to", balas Renata kemudian.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dan kini Alita tengah berdiri dihadapan bangunan megah nan luas. Darmouth college university, Alita mulai menapaki kaki jenjang nya ke hamparan padang rumput yang hijau dan menyegarkan setiap mata yang memandang.

Alita melangkah maju, dan menyusuri lorong dengan pilar pilar yang berdiri kokoh.

Disela sela ia menikmati bangunan megah kampusnya. Tiba-tiba ia mendengar suara keributan. Lantas Alita segera menghampiri arah dari sumber suara tersebut.

Dan alangkah terkejutnya ia melihat beberapa seorang pemuda tengah mengeroyok satu pemuda yang berkacamata tebal. Tanpa berpikir panjang Alita pun menghampiri pemuda berkacamata tersebut dan berniat ingin menolongnya.

"Apa kau gila hah? perlakuanmu itu bisa saja membunuhnya bodoh", Suara lantang namun sedikit bergetar menghentikan aksi segerombol pemuda tersebut.

"Siapa kau?", suara bariton tersebut menatap Alita dengan tajam.

"Minggirlah aku tidak mempunyai urusan denganmu", Lanjutnya lagi.

"Sebelum kau menyentuhnya lagi, langkahi aku dulu", balas Alita dengan tegas dan berani. walau dihati kecilnya saat ini ia begitu takut dengan tatapan tajam dari pemuda tersebut.

"wow, pahlawan kesiangan"

"mungkin dia jalangnya kali"

Alita mendengar semua celoteh dan diiringi gelak tawa dari teman temannya pemuda tampan yang ada dihadapannya saat ini.

Setelah mengamati wajah pemuda itu Alita akui dia memang tampan bak dewa yunani. namun perlakuannya sama sekali berbanding terbalik dengan rupa yang dimilikinya.

The little Alita (Menuju ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang