Ternyata 2

13 0 0
                                    

"Nggghh" erangan Dian mengagetkan seseorang

Ya.. Seorang cowo yang menolong Dian tadi malam, sungguh tak tau lagi jika hal yang tidak di inginkan terjadi pada dirinya, apa yang akan dilakukan ayahnya? Pukulan, hinaan, cacian, ah mungkin ayahnya tidaka akan mengakuinya sebagai anak lagi

"Lo udah bangun?" suara itu mengagetkan Dian

"Eh? Gue dimana" gumamnya yang baru sadar

Didapatinya atap rumah dan ini ruangan seperti kamar

KAMAR?!

Satu kata itu langsung membuat Dian tergelonjak kaget dan membangunkan diri secepat kilat

Dian berada di apartemen cowo yang menolongnya semalaman tanpa ia sadar

"Selow aja kali" ucap seseorang tadi

"Lo? Siapa?" tanya Dian padanya

"Gue yang nolongin lo tadi malem" jelasnya
"Emang lo kenapa kok bisa kaya gitu si?" tanyanya saat mengingat kejadian mengenaskan pada seorang gadis

"Gue di kerjain paling, soalnya udah dari jalan mereka ngikutin gue dan saat gue makin ngebut gue banting setir gegara lampu yang nyorot ke gue" jelas Dian sambil memijit mijit lengannya sendiri, mungkin masih terasa sakit

"Oh.. Berarti..." cowo itu menggantung kalimatnya
"Sorry ya" ucapnya melanjutkan

"Kenapa?" tanya Dian

"Itu lampu mobil gue" jelas cowo itu yang di angguki Dian

"Ssshhh" desisnya saat merasakan muka yang ngilu dan memegangnya perlahan, dan ia baru sadar ia baru di tampar berkali kali

"Mm gue ambil es batu dulu buat ngompres" ucap Cowo itu

Dian meraba saku jaketnya yang tertutup resleting ,mencari Hp berharap ia bisa menghubungi Gea untuk membuatkan surat ijin tidak masuknya karena sakit

"Nah.. Ketemu" ucap Dian "untung nggak mati" sambungnya

Tak lama ia membuka menu menekan icon kontak dan mencari nama Gea disana

"Halo Ge" ucap Dian memulai

"Ya ampun Dian!!! Lo dimana aja? Gue chat nggak di bales di telfon nggak ngangkat, nggak berangkat PKL lagi!!" teriak Gea di sebrang sana

"Ijinin Gue, gue lagi sakit" ucap Dian dengan sulit karena pipinya yang ngilu

"Sakit?! Kenapa?! Kok bisa?! Sekarang dimana?!" tanya Gea tanpa jeda

Gea memang seperti itu orangnya selalu khawatir dengan orang terdekatnya, mungkin sebagai bentuk perhatiannya ya..

"Udah ah.. Cape gue mau istirahat titip salam buat Eva" jelas Dian bukannya menjawab malah pamitan, dan Dian langsung mematikan sambungannya

Sungguh badanya terasa sakit semua apalagi di bagian muka, ngilu sekali ia akan memberi tahu Angga tentang ini

Ia merebahkan dirinya kembali berharap dengan itu badannya menjadi lebih enakan, baru sebentar terpejam tiba-tiba ada benda dingin menempel pada pipinya

"Eh?!" kagetnya dan bingung

"Sorry, udah lo tiduran aja biar gue kompresin" ucap cowo itu dan Dian menurut

"Sorry ngrepotin" ucap Dian dan di balas kekehan oleh cowo itu

"Sungguh manis sekali dia", batin Dian iapun menatap lekat wajah itu sampai tersadar wajah yang di tatapnya juga memar dan sepertinya ia tak asing dengan wajah itu

DEFAR🌠 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang