"Eghhh" suara wanita paruh baya mengagetkan Rio membuatnya terbangun dari tidur yang singkat itu
"Ri-o" ucap Hanum terbata
Tak terasa air mata jatuh di pipinya, Rio peduli dengan keadaannya
"Gimana keadaan Ma- ma" ucap Rio terbata ia canggung, sudah lama ia tidak menyebut nama itu
"Mama mama baik nak.. Hikss hikss kenapa wajah mu hm?" ucap Hanum di sela tangis terharunya sementara Rio hanya menggeleng mengatakan bahwa ia baik-baik saja
"Dimana Riza?" tanya Hanum
Rio harus jawab apa? Bagaimana mengatakannya? Apa Hanum harus tau semuanya? Tentang kelakuan anaknya yang suka tawuran?
"Mmm Ri- Riza-"
"Bang!!" suara itu memotong ucapan Rio
Rio lega tak harus menjelaskan pada hanum tapi kenapa Riza datang dengan Raut wajah khawatir
"Bang!! Kerumah Dian sekarang! Dian ngurung diri gue takut Dia bakal nekat" ucap Riza lirih
Rio membawa Riza keluar ruangan tak mau Hanum tau apa yang akan mereka bicarakan
"Kenapa harus gue?" tanya Rio saat sudah di luar ruangan
"Karena lo yang bisa bujuk Dian" ucap Riza yakin
"Apa lo yakin? gue bahkan nggak deket sama dia" jelas Rio
"Tapi lo suka kan sama dia!! Ayolah bang demi Dian gue mohon" ucap Riza menangkupkan kedua tangannya seraya memohon
"Gue sama Eva ngga bisa bujuk dia bang, karena meski kita deket Dian cuma bisa di bujuk sama Gea, sementara Gea sedang kaya gini keadaannya" lanjut Riza menjelaskan"Eva dimana?" tanya Rio
"Dia masih di rumah Dian" jawab Riza
"Ok gue coba" ucap Rio lalu pergi menuju rumah Dian
"Ma.." panggil Riza setelah masuk ruangan lagi
"Muka kamu kenapa Za ?" tanya Hanum khawatir
"Riza nggak papa ma.. Hiks hiks.. Maafin Riza ma.." ucap Riza sambil memeluk mamanya
"Gapapa sayang.. Mama bersyukur dari kejadian ini mama bisa deket sama abang kamu" jelas Hanum sambil mengelus rambut putrinya
***
Rio masih bergeming di parkiran ruma sakit ia ragu untuk datang kerumah Dian, apa iya Rio suka sama Dian? Apa mungkin ini hanya sebuah rasa khawatir? Tapi Rio sakit melihat keadaan Dian yang seperti ini"Arrghh" geram Rio terhadap dirinya sendiri
Tak lama Rio mengambil benda pipih di saku jaketnya mengotak ngatik sampai terdengar bunyi panggilan
"Ar susul Eva di rumah Dian gue OTW" ucap Rio menghubungi Arfa
Rio mengendarai motor besarnya, di hari sepagi ini dia belum sempat istirahat, lelah yang ia lalui semalam masih terasa, membuat Hari semakin lama untuk di laluinya
Sampai depan rumah Dian Rio merasa ragu untuk masuk, ia juga sudah melihat motor Arfa di sana, dan mendengar teriakan yang membuatnya cemas
"Di !! Buka Di!! Sampai kapan lo mau di dalem!! DIAN!!" bentak Eva
"Buka Di.. Lo buat gue jadi temen yang nggak guna tau nggak BUKA DIAN!! hikss hikss" Eva menangis
Arfa dengan tanggap memeluk Eva menenangkan dan memberi kekuatan
"Ar.. Gue ga guna jadi temen, harusnya gue nglarang Dian buat ikut Laskar hikss hikss" Eva terus menangis
"Udah Va mungkin Dian butuh Waktu sendiri" ucap Arfa sambil mengelus rambut Eva
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFAR🌠 [End]
Teen Fiction❗⚠ banyak kata KASAR ⚠❗ ❌PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❌ "Gimana kalau kita...." ucap Eva menggantung. Lima temannya kompak mendekat, menatap Eva dengan raut wajah yang serius menunggu kelanjutan kalimat gadis itu. "Buat Geng motor!" "WHAT!?" Seperti ko...