kenyataan

11 1 0
                                    

"Puas lo!!" bentak Eva sambil menghapus air matanya karena sakit merelakan Riza dengan Akbar pada Arfa yang kini senyam senyum melihat keterpaksaan Eva tadi

"Ya.. Seperti yang lo lihat" ucap Arfa santai sambil merangkul Eva

Kini mereka berada di sebuah taman yang cukup ramai

"Lagian ya Va.. Masalah nggak akan selesai kalo cuma di hindari apalagi di hadapi dengan emosi" ucap Arfa menjelaskan

"Iya bapak guru.." ucap Eva malas

"Elah di nasehatin juga" ucap Arfa yang menyahut sama-sama malas

"Iya iya.. Makasih nasehatnya" ucap Eva "BTW kok lo kenal kakanya Riza si Ar?" Tanya Eva bingung

"Rio maksut lo?" Arfa balik tanya dan di angguki Eva

"Dia temen gue sama yang lain" ucap Arfa sambil menatap lurus kedepan seakan kembali mengingat masa-masa dimana dia dan teman-temannya dulu

"Maksutnya?" tanya Eva

"Dia ketua Laskar sebelum Angga" ucap Arfa menambah kebingungan Eva

"Kok bisa?" tanya Eva

"Jadi sbenernya dulu itu Laskar bukan hanya Laksya, Angga, kenan, dan gue, tapi juga Ada Rio tapi semenjak neneknya meninggal ia nyerahin jabatnnya sama Angga yang notebennya sahabat Rio saat kecil sampe sekarang" jelas Arfa

Flash back

"Woy Yo!!" teriak Angga pada Rio

"Woy ngga!!" teriak Rio sambil mendekati Angga

Mereka sedang menunggu pengumuman pembagian kelas, saat ini mereka masih duduk di bangku SMK kelas 11 di SMK setya bhakti

"Wih.. Kita sekelas bro" ucap Angga sambil menepuk bahu Rio

"Lagi?" tanya Rio

Pasalnya dari TK,SD, bahkan SMP merka selalu sekelas kecuali saat ujian karena itu di acak oleh panitia ujian, berhubung nama mereka menggunakan huruf awal R semua jadi itu membuat mereka selalu terhubung, entah dengan jadwal piket, tugas kelompok, atau ruang ujian jika di urutkan nomer absen

Reino Anggara yang sering di panggil Angga oleh teman-temannya sahabat Rio fauzan dari TK sampai saat ini, semua hal tentang Rio ia ketahui smapai maslah keluarganya begitupun sebaliknya Rio juga tau masalah Angga samapi suatu ketika

"Woy lo jadi anak kok diem-diem baek" ucap seorang yang satu kelas dengan Rio dan Angga

"Woy!!" bentak seorang tadi pada murid laki-laki yang terlihat cuek

"Udah si nggak usah di ganggu" ucap temannya

"Lah ini kok diem baek, sariawan mas?" candanya

"Minum adem sari gih" ucap seseorang yang tidak mau diam itu

"Eh jangan deng nanti di marahin sama tunangan sari, lagi pula sari juga nggak adem panas dia mah" ucap seorang tadi tidak nyambung

"Munum larutan cap badak aja gimana? Eh jangan deng nati kalo di sruduk kan tambah berabe" sambungnya tambah tidak jelas

"Eh kok masih diem si ah hayati udah cape bang!" ucapnya mulai lelah menghadapi teman sebangkunya itu

"Jijik elah" ucap Angga yang duduk di depan orang itu

"Eh lo siapa?" tanya seorang yang tak mau diam itu

DEFAR🌠 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang