Kisah

13 0 0
                                    

Suasana malam kini makin menghangat, di keramaian tak ada lagi kata sendiri bagi seorang Dian Amandita, dengan senyum yang terus mengembang dan tangan yang selalu ada untuk menggenggamnya

"Gea mana?" tanya Aji saat sudah ada di dalam mall, mencari keberadaan sahabat kekasihnya itu

"Nggak tau, belum ngabarin" ucap Dian

"Mau makan dulu?" tanya Aji yang mendapat anggukan Dian

Mereka menuju salah satu restoran disana

"Mau apa?" tanya Aji

"Mmm.." Dian bingung melihat menu di sana, pasalnya ia juga tadi sudah makan di rumah

"Brownis coklat 1, hot coklat 1, sama nasi goreng cumi 1 yang pedes"

Itu bukan Dian yang mesen guys.. Tapi Aji

"Masih sama?" tanya Aji setelah pelayan itu pergi

"H.m" jawab Dian sambil mengangguk

"Manis banget si" ucap Aji sambil mengacak rambut Dian

Tak lama ponsel Dian bergetar menampilkan panggilan dari Gea di sana

"Dimana Ge?" tanya Dian

"..."

"Gue lagi makan"

"..."

"Eh gue liat lo!!"

"Madep kanan gue pake hody abu abu"

Setelah itu Dian mematikan ponselnya bersamaan dengan pesanan mereka yang datang

"Hay Di!!" teriak Gea

"Eva beneran nggak ikut" tanya Gea setelah menempatkan diri duduk di hadapan Dian di susul dengan Angga yang duduk di hadapan Aji

"Nggak" jawab Dian sambil memakan brownis

"Lo nggak makan Ge?" tanya Aji

"Nggak tadi udah makan, kamu mau makan?" tanya Gea pada Angga

"Nggak usah" ucap Angga masih memperhatikan Aji, sepertinya ia pernah melihat sosok itu

"Eh Gue denger ada pasar malem loh, mau kesana nggak?" tanya Gea antusias

"Boleh" jawab Dian

Selesai makan 2 pasangan itu menuju tempat ramai di tengah malam, di penuhi berbagai kalangan

"Lo mau naik apa Ge?" tanya Dian pada Gea

"Gue naik kora-kora deh, yuk Ngga" ucap Gea lalu menarik tangan Angga

"Biang lala?" tanya Aji pada Dian, Aji tau kalau Dian lebih suka biang lala di banding wahana yang lain

Dengan senyum merekah Dian menaiki wahana itu, dalam sangkar burung yang hanya di isi Dian dan Aji, mereka duduk berdampingan dengan kepala Dian yang di sandarkan pada pundak Aji

"Inget SMA dulu tau nggak" ucap Aji di angguki Dian

"Ji, sebenernya lo siapanya Zidan?" tanya Dian dengan posisi yang sama

"Dia, kakak tiri gue" ucap Aji pelan namun masih di dengar Dian

"Ko bisa?" Dian bingung

"Nanti Ibu bakal cerita semua sama lo" jawab Aji sambil menatap Dian

"Terus kenapa lo bisa ikut kaya gituan?" tanya Aji pada Dian

"Buat pelampiasan amarah aja" ucap Dian pelan

"Nggak baik Di" nasihat Aji

"Nggak papa" jawab Dian

"Di kalau gue pergi, gue harap lo bisa mengenang gue dan selalu sayang sama gue, meski tempat gue udah ada yang mengganti gue harap lo bisa menyisakan ruang buat Gue di sana, hanya Gue" ucap Aji membuat Dian bingung

DEFAR🌠 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang