Bugh
Dian luruh seketika,ia lemah, membuat aktifitas berhenti dan anggota randos kabur dengan penuh senyuman sementara Rio dan Angga panik
"Di lo nggak papa?" tanya Rio melihat Dian terduduk dengan tatapan kosong
"Aaaaaa GEAAAAAA!!!" teriaknya histeris setelah sadar bahwa sahabatnya menyelamatkannya
Darah yang bercucuran dari belakang kepala gea menambah Dian semakin panik dan merasa bersalah, air matanya tak sanggup ia bendung lagi ia terisak histeris sambil memangku kepala gea yang penuh dengan darah
"Angga panggil ambulan!!" bentak Rio pada Angga dan angga menurut
"Kita turun sekarang" ucap Angga
Angga yang membopong Gea dan Rio yang setia menuntun Dian dengan penuh kecemasan sungguh Dian seperti orang tak berakal tatapannya kosong air mata terus menerus membasahi pipinya meski ia sudah tak bersuara
Gea di larikan ke ruma sakit MEDIKA pada malam itu juga, bukan malam tepatnya di pagi buta
"Geaaa bangun Ge.. Lo kuat Ge.. Hikss hiks.. Geaa" ucap Dian sambil mendorong brankar yang di tempati Gea
"Mbak tunggu disini dulu" ucap Suster itu dan membawa Gea ke ruangan
Dian terduduk di lantai dengan kaki yang menekuk dan wajah yang ia telungkupkan pada kedua lututnya bahunya yang bergetar hebat meski tak ada suara tangisan menandakan bahwa ia sangat terpukul
Sementara Rio dan Angga bingung harus berbuat apa sampai dering ponsel angga berbunyi
"Mamanya Riza pingsan kita mau keruma sakit" ucap kenan memberi tahu di sebrang sana
"Iya kita juga lagi di ruma sakit" jawab Angga lalu mematikan sambungannya ia benar-benar lelah pada malam ini, rencananya tak semulus yang ia bayangkan mungkin ini sudah jadi konsekuensinya
Dan telfon kembali berdering
"Gimana Ar?" tanya Angga
"Disini aman ayahnya Eva juga cuma pingsan, gue juga udah nyekap 1 anggota Randos buat kita laporin ke polisi" ucap Arfa tegas
"Ok gue di ruma sakit sama yang lain" ucap Angga memberi tahu
"Sorry gue nggak bisa temenin" ucap Arfa
"Iya ngga papa" jawab Angga lalu mematikan sambungan
"Yo gue harus kekantor polisi buat laporin anggota Randos ini sudah kelewat batas" ucap Angga pada Rio yang masih terduduk di kursi tunggu
"Iya.. Lakuin sesuka lo balas perbuatan mereka" ucap Rio
Setelah itu Angga melangkahkan kakinya menuju Dian berjongkok dan merengkuh tubuh Dian yang terus bergetar
"Di.. Lo yang kuat Gea bakalan baik-baik aja" ucap Angga
Setelah itu Angga benar-benar pergi ke kantor polisi
Rio mengalihkan pandangannya pada sosok gadis yang berpenampilan kacau, wajah yang penuh luka lebam, rambut yang berantakan, hidung yang memerah, dan mata yang bengkak, ia masih terduduk dengan bahu yang bergetar. Menangis tanpa suara itu sangat menyakitkan
Sampai suara decitan pintu berbunyi menampilkan sosok berpakaian putih di sana membuat Dian langsung berdiri dan menghampirinya
"Siapa keluarga pasien?" tanya seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan Gea
"Saya temannya dok, dia tidak punya keluarga di sini, Gimana keadaan teman saya ?" jawab Dian dengan persaan takut
"Dia kehilangan cukup banyak Darah, dan kepalanya juga mengalami cidera yang serius, Dia harus segera di oprasi dan membutuhkan donor darah" ucap Dokter itu
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFAR🌠 [End]
Teen Fiction❗⚠ banyak kata KASAR ⚠❗ ❌PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❌ "Gimana kalau kita...." ucap Eva menggantung. Lima temannya kompak mendekat, menatap Eva dengan raut wajah yang serius menunggu kelanjutan kalimat gadis itu. "Buat Geng motor!" "WHAT!?" Seperti ko...