Para Pembesar

18 0 0
                                    

Hari ini UAS terakhir untuk Riza Dkk mereka sibuk berbincang di kantin selesai UAS tadi, tak lupa dengan Gea yang ada di sana

Kini Gea sudah akrab dengan DEFAR tanpa mau merusak, Gea tetap berteman baik dengan Dian meskipun tak masuk dalam anggota itu

"Gila!! Itu lo yang nomer 20 apaan!!" teriak Fany yang baru menyusul dengan nafas yang tersengal sengal dan membanting tasnya di meja kantin tepat di depan Eva

"Tumben lo telat Fan?" tanya Eva

"Iya biasanya setelah Ririn keluar lo yang keluar" ucap Devi

"Duh.. Kalian tau nggak? Ini mapel prediksinya mlenceng semua bego!!" cerocos Fany yang sudah duduk di samping Eva

"Hhhaaa makanya belajar nggak usah serius serius!!" bentak Devi sambil memakan snack

"Huh!! Dasar!!" Fany sebal

"setelah ini kalian pada pulang?" tanya Ririn dan di angguki teman-temannya itu

"Yah.. Nggak mau jalan apa?" tanya Ririn kecewa

"Yaudah yuk!!" Devi semangat membuat Ririn mengambangkan senyumnya dan di angguki teman-temannya

"Gue nggak ikut" ucap Dian tiba-tiba membuat teman-temannya bingung

"Kenapa?" tanya Eva

"Mau cari gelang" ucap Dian datar

"Mmpppfff hhhhaaaaahahahaha!  Belom ketemu juga Di? Hhhaa gila segitunya banget lo sama gelang" tawa Eva menggelegar

"Ck! Teu ah gue balik" ucap Dian

"Eh.. Di!! Gue ikut!!" teriak Gea yang kemudian berlari menyusul Dian

Tinggallah Ririn, Eva, Devi, Fany dan Riza di sana

"Dian ko masih ke gitu ya?" tanya Devi

"Kaya gitu gimana?" tanya Eva

"Ya.. Gitu nggak crewet kaya dulu" ucap Devi mendramatisir

"Ya.. Mungkin itu sifat dia yang sebenernya Dev, biarin aja sih yang penting dia seneng" ucap Riza menasehati dan di angguki

***
"Lo kenapa si Di?" tanya Gea

Kini mereka berdua berada di sebuah taman kota duduk di bangku taman di bawah pohon betingin yang cukup Rindang

"Nggak papa" ucap Dian sambil menatap lurus kedepan

"Gimana rasanya?" tanya Gea membuat Dian menyerngit bingung

"Apanya?" tanya Dian setelah merubah posisi menghadap ke Gea

"Nggak dimarahin gue setelah perubahan lo ini" ucap Gea

"Biasa aja" ucap Dian merubah posisinya menghadap ke depan lagi

"Maaf" sambungnya membuat Gea bingung

"Untuk?" tanya Gea

"Buat lo tidur sebulan lebih" ucap Dian masih dengan keadaan yang sama

"Nggak papa kali Di, justru gue makasih karena berkat lo gue bisa istirahat dan gue bisa putus sama Zidan" ucap Gea sambil tesenyum hangat

"Gue hancur banget waktu itu" ucap Dian sambil mengingat apa saja yang ia lakukan karena Gea, dari memotong rambutnya, mengobrak ngabrik kamarnya, melukai diri sendiri, bersikap dingin, mengacuhkan semua orang, melampiaskan amarahnya dengan berkelahi, bahkan sampai merokok lagi

"Lo nggak tau segila apa gue karena lo" sambungnya dengan mata yang mulai memanas

"Lo segalanya buat gue Ge" sambung Dian lagi sementara Gea masih menatap Dian mendengarkan apa yang Dian katakan dengan seksama

DEFAR🌠 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang