Lain dari Eva dan Dian lain lagi dengan Riza, gadis itu sedang tersenyum sambil guling guling nggak jelas di kasurnya
Semenjak Damar menembaknya, tiga hari yang lalu, barulah malam ini ia resmi menjadi kekasih Riza
"Za... Makan malam dulu sayang!!" teriak hanum dari bawah
"Riza!!" teriaknya lagi
Rio yang tak suka berisik memilih berdiri dan keluar dari dapur membuat Hanum menyerngit heran
"Lo budek ya!!"
"Mama mama mama eh mama" latah Riza kaget saat mendengar bentakan Rio di kamar nya
"Gila lo ya!!, masuk kamar tu ketuk pintu!! Ngucap salam, bukan malah ngatain gue budek sambil bikin gue kaget!!" cerocos Riza tak terima
"Emang dasarnya lo yang budek!! Di panggil sama mama suruh makan malah gempulingan ngga jelas!!" Rio tak kalah sengit
"Turun!! Makan!!" bentak Rio lalu pergi ke ruang makan
"Huh dasar punya abang gitu amat!!" gerutu Riza sambil berjalan ke ruang makan, tak lupa dengan Hpnya yang ia bawa
Suasana makan cukup hening hanya ada dentingan sendok dan piring yang bersentuhan sampai Riza membuka suara
"Ma, nanti Damar mau kesini" ucap Riza
"Lah, bukannya kemaren Akbar?" tanya Hanum bingung sebenarnya siapa kekasih anaknya ini?
"Putus ma" ucap Rio yang di balas tatapan tajam oleh Riza dan senyuman dari Hanum
"Boleh kan ma?" tanya Riza serius dan agak takut
"Iya boleh, tapi nggak usah keluar ya, udah malem" jawab Hanum pengertian pada Riza
"Ma" kini giliran Rio yang memanggil
"Om irwan tu punya anak nggak si?" pertanyaan Rio membuat suasana makin canggung
Pasalnya Hanum mati matian melupakan kejadian buruk itu, yang membuat ia jauh dari anaknya, yang membuat Rizanya merubah sikap tapi harus di ingatkan lagi
"Lo ngapain bahas itu si bang!!" bentak Riza marah karena itu benar-benar hal yang sensitif untuk Riza
"Nggak papa Za" ucap Hanum berusaha mengerti keadaan Rio dan Riza
"Kenapa memang Rio?" tanya Hanum serius, pasalnya Rio tak pernah mau membahas hal ini bahkan mendengar penjelasan hanumpun dia enggan waktu dulu
"Karena Dian anak om Irwan ma" bukan Rio yang menjawab tapi Riza yang membuat Hanum kaget
"Abang masih nggak bisa terima ma" lanjutnya lagi, sementara Rio hanya diam sambil memakan makanannya dengan wajah datar
"Seinget mama, dia punya 2 anak perempuan, yang pertama beda satu tahun sama kamu yo, dan yang ke dua kayaknya seumuran Riza, tapi mama nggak tau namanya siapa" ucap Hanum serius sementara Rio yang mendengar menghentikan aktifitasnya mencerna omongan Hanum
"Tapi mama minta, yang lalu udah nggak usah di inget inget lagi, cukup buat pelajaran aja, seandainya Dian memang anaknya Irwan, jangan jauhin dia jangan benci dia" ucap Hanum menasehati
"Aku nggak bisa ma" ucap Riza tegas lalu pergi, ia benar benar belum bisa memaafkan sikap Om Irwan di masa lalu
Hanum berdiri, menedekati putranya yang masih diam, mengelus kepala Rio penuh kasih sayang
"Mama tau kamu sangat benci orang itu, tapi jangan jadikan Dian sebagai pelampiasan, mungkin Dian juga benci sama ayahnya, jangan jauhi dia, dia sedang perlu seseorang untuk bangkit dan berlindung" ucap hanum lalu pergi membereskan piring kotor
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFAR🌠 [End]
Teen Fiction❗⚠ banyak kata KASAR ⚠❗ ❌PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❌ "Gimana kalau kita...." ucap Eva menggantung. Lima temannya kompak mendekat, menatap Eva dengan raut wajah yang serius menunggu kelanjutan kalimat gadis itu. "Buat Geng motor!" "WHAT!?" Seperti ko...