7. The Reason Behind an Action

50 10 4
                                    

Pemuda itu tak mampu berbuat banyak, ia hanya terdiam dan tertunduk takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu tak mampu berbuat banyak, ia hanya terdiam dan tertunduk takut. Karena diamnya itulah Simon selalu menjadi korban perundungan orang-orang yang merasa dirinya hebat.

Setelah mendapatkan sebuah tas tanpa perlawanan, Cody dan Zach pun masuk ke mobil mewah yang terparkir tak jauh dari Simon berdiri. Sambil tertawa dan merasa bangga karena betapa mudahnya merebut benda itu.

Salah satu dari mereka menurunkan kaca jendela. "Ayo! Ambilah, ah---dasar lamban!" ejeknya.

Mobil mulai melaju perlahan. Meninggalkan area pakiran yang juga tak jauh dari area skatepark.

"Tas itu ... kumohon kembalikan," lirih pemuda bertubuh gempal tersebut.

Dari arah berlawanan Blaze datang sambil mengayuh sepeda fixie kesayangannya. Ia menatap heran Simon yang termenung.

"Cody dan Zach mengambil tasmu ... maafkan aku, Blaze. Aku tak bisa berbuat banyak...." Simon kembali tertunduk. Ia menggigit bibir bawahnya. Sungguh ia sangat takut, jika suatu saat semua orang tidak lagi memberikan kepercayaan mereka kepadanya.

"Mereka baru saja pergi?" tanya Blaze. Ia sedikit membungkukan punggungnya dan kembali mengayuh. Sedangkan, Simon ia hanya terdiam. Menatap nanar kepergian kenalannya itu.

Dua ratus meter dari skatepark, Blaze menghadang sebuah mobil yang terparkir di depan sebuah gang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua ratus meter dari skatepark, Blaze menghadang sebuah mobil yang terparkir di depan sebuah gang. Terlihat seorang pemuda duduk di kursi penumpang di samping kursi pengemudi. Blaze pun meletakkan sepedanya di depan mobil dengan seringai menantang. Kemudian mengetuk pelan kaca jendela mobil itu.

Merasa tak dihiraukan, Blaze mengetuk-mengetuknya dengan keras.

Pemilik mobil itu pun keluar dengan tatapan penuh amarah. "Beraninya kau!"

"Baiklah, mungkin kau Cody." Blaze melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum, lalu mendekati pemuda yang ia duga bernama Cody itu. Kedua tangannya terkepal kuat, bersiap melayangkan pukulan. Seketika membuat raut wajah Cody berubah menjadi ketakutan. Bahkan kedua matanya tertutup, pasrah dengan keadaan.

Sepuluh detik berlalu, tetapi tidak terjadi apa-apa, pemuda itu pun membuka kedua matanya. Blaze menyeringai setelah menarik tasnya yang tergeletak di dashboard mobil.

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang