Part 13

42 5 1
                                    

Realita menendang jauh harapan, hancur berkeping-keping di depan kedua matanya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Realita menendang jauh harapan, hancur berkeping-keping di depan kedua matanya sendiri. Ia terlalu percaya diri dengan kemampuannya, tatapan nyalang tanpa rasa iba telah mengelilingi. Lari atau diam tak ada bedanya, ia akan mati di tanah kekuasaan mafia. Harapannya kini hanya ada satu dan itu adalah waktu.

Lampu-lampu neon yang menyilaukan padam, suara umpatan saling bersahutan dalam kegelapan.
Letusan senjata api menggema di sepenjuru ruangan, tali yang menjeratnya terlepas. Ia tersenyum di dalam kegelapan.

Blaze memijat keningnya, satu janjinya telah terpenuhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blaze memijat keningnya, satu janjinya telah terpenuhi. Untuk sementara waktu beban yang dipikul oleh Alicia berkurang, sekarang Blaze harus fokus mengambil alih kembali komputer data utama BII dari genggaman Alana. Itu termasuk tindakan ilegal, walau ia masih bagian dari BII. Blaze tak peduli, ia muak dengan segala macam peraturan itu. Apa ia harus diam saja, membiarkan Alana memegang kendali BII? Selagi ia hidup, Blaze tidak akan membiarkan itu terjadi.

Pemuda itu menghela nafas, lalu tatapannya kembali tertuju pada benda mirip chip berwarna hitam di atas meja kaca.

"Impossible!" Derren berjalan tertatih-tatih, matanya menyiratkan ketidakpercayaan menatap benda itu.
"Di mana kau menemukannya, Nak?" tanya pria itu.

"Perancis."

Derren tertegun, sedikit demi sedikit keadaan berpihak kepadanya. Chip yang ditemukan oleh Frank itu adalah benda yang ia cari-cari selama ini. Kedua tanganyalah yang mendesain dan memberi nama chip itu. Braindeath tipe 001, alat pengendali pikiran pertama yang berhasil mengambil alih fungsi pikiran manusia dari jarak enam kilometer. Dan turut memakan banyak korban.

"Ini adalah Braindeath 001, alat pengendali pikiran pertama yang berhasil kuciptakan."

Blaze tersenyum kecut lantas menyimpan benda itu ke saku jaketnya. Ia beranjak dari tempat duduknya, berjalan dengan langkah cepat mencari kedua temannya, Jane dan Alicia. Apa semua yang telah ia lakukan ini benar? Ataukah akan menjadi bumerang?

Kenangan buruk tujuh tahun silam, terus mengusiknya. Blaze lelah, tetapi lagi-lagi ia harus mengubur rasa itu dalam-dalam. Eduardo telah muncul kepermukaan dengan segala hal jahat yang mengancam jutaan jiwa.

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang