10. What Is This?

50 7 0
                                    

Sekolah sudah begitu sepi karena temuan nan menggeparkan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekolah sudah begitu sepi karena temuan nan menggeparkan itu. Mengenai terbunuhnya Roland sang guru biologi dan Mario dari kelas 2B tewas dengan keadaan tak kalah mengenaskan.

Terlihat Mike tengah kesal, sedangkan Stuart membantu petugas forensik membawa kantong mayat. Lalu di manakah Frank sekarang?

Mike dan Stuart mau tak mau harus menjalankan tugas atas dasar perintah walikota yang disampaikan oleh kepala kepolisian LA. Atasan mereka meminta jangan terlalu pusing memikirkan kasus pembunuhan itu, cukup datang dan melihat lokasi kejadian perkara lantas kembali menjalankan misi rahasia bersama Frank. Namun, mana mungkin Mike dan Stuart mengabaikan kasus pembunuhan itu begitu saja.

Akhirnya Frank memilih pergi sendiri mengikuti arahan Alana Murphy sang ahli IT yang menggantikan Blaze untuk sementara waktu. Tempat yang ia tuju adalah bagian utara Kota Kingsley, menurut Alana tempat itu menjadi markas pejahat dari berbagai kalangan.

"Ini aneh, harusnya Paman Mike dan Stu fokus pada misi gabungan, bukan?" ucap Blaze tanpa mengalihkan padangannya dari Mike yang tengah berdiri di dekat mobil patroli.

Itu turut menganggu pikiran Jane. Gadis itu melipat tangan sebatas dada, ia juga merasa heran. Ada banyak polisi hebat setara Detektif Mike dan Stuart, lalu mengapa harus mereka yang turun tangan langsung ke lokasi pembunuhan?

Jane ingat, kepala polisi telah sepakat melepas Mike dan Stuart untuk menjalankan misi rahasia bersama Frank. Lalu apa ini?
Apa para petinggi mengetahui situasi ini? Ataukah ada seseorang yang sengaja ingin memperlambat mereka?

Tepukan pelan Blaze di pundak menyadarkan Jane dari lamunannya.
Jane mengikuti langkah Blaze dari belakang. Bisa ia lihat pemuda itu melangkah dengan pelan tak seperti biasanya. Jane tahu, walau Blaze tidak mengatakannya. Pemuda itu sedang lelah. Bekerja di lapangan lebih menguras tenaga dan pikiran daripada duduk di depan komputer. Sekarang mereka harus bagaimana?
Apa mereka kembali ke markas atau turut serta membantu Mike dan Stuart memecahkan kasus kematian Roland dan Mario?

Tiba-tiba Jane merasa jika seseorang tengah membuntuti mereka. Gadis itu langsung memposisikan tubuhnya siaga sambil menatap sekeliling area belakang sekolah di dekat gudang terbengkalai.

Entah Blaze merasakannya atau tidak, sejak pertama kali ia datang kemari. Jane selalu merasa seseorang mengintai dari kejauhan. "Hei," bisiknya.

"Ya?" Blaze menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke belakang.

"Tetap di sini, aku ingin memastikan sesuatu."

Blaze mengusap tengkuknya. Walau ia telah mengenal gadis itu sejak kecil, tetap saja ia tak dapat menebak segala aksinya yang mendadak. "Perempuan memang penuh dengan misteri, bukan?"

"Kau bergerak, lehermu putus!" ancam seseorang.

Blaze terkekeh pelan, ia merasakan sensasi dingin sekaligus geli di bagian tengkuknya. Sebenarnya bagi orang lain hal itu tak ada yang lucu, apalagi merasa geli. Ketika sebuah mata pisau komando menyentuh kulit. "Sergapan bagus, Alicia."

"Bagaimana kau tahu?" ucap Alicia kagum.

Blaze menoleh. "Aku punya banyak mat---"

Blaze terlonjak melihat Jane berlari dari balik pohon di dekat gudang. Gadis itu langsung menyergap Alicia dari belakang.

"Apa yang kau lakukan, huh?" ketus Alicia. Gadis itu mencoba melepaskan sergapan Jane, tetapi tenaga Jane telampau kuat untuk ukuran seorang perempuan.

"Dia hanya bercanda, tak apa. Lagipula, dia bukan orang asing." Blaze menengahi.

Jane mendorong punggung Alicia, nyaris membuat gadis itu jatuh. Tatapannya menajam bak anak panah terbaik.

Alicia memutar mata dengan malas, ia tak tahu kesalahan apa yang telah ia perbuat pada gadis Rusia itu.

"Maaf," ucap Blaze tanpa suara. Ia tersenyum tipis sebagai bentuk penyesalan.

Alicia mengangguk lantas menatap Jane yang berdiri di sisi kiri Blaze dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam yang menurutnya agak menyebalkan. Tak ada sepatah katapun yang terlontar dari mulut gadis itu. Alicia berkacak pinggang, ia balas menatap Jane tak kalah tajam.

"Apa ada yang salah dengan wajahku?"

Alicia menggeram. Seandainya Blaze tidak ada di sini, ia pasti sudah melontarkan segala macam cacian pada gadis Rusia itu.

Blaze menahan tawanya sambil menggeleng. Keduanya terus beradu tatapan sengit. Jane memang selalu begitu terhadap orang asing, terutama seorang perempuan seperti Alicia. Ia akan menunjukkan raut wajah tak suka secara blak-blakan tanpa segan menutup-nutupinya. Terkesan tidak ramah memang, tetapi begitulah kenyataannya.

Blaze melirik smartwatch yang melingkar di pergelangan tangan kiri, jam telah menunjukkan pukul tiga kurang lima belas menit. "Ayo pergi sebelum gelap."

Jane terlihat hendak melontarkan protes, tetapi langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Blaze. Ia tahu Jane tak menyukai orang asing di sekitarnya. Namun, Blaze tidak menganggap Alicia sebagai orang asing. Pemuda itu merasa kasihan melihat gadis berdarah Jerman itu berjuang sendirian. Walau ia tak menunjukannya secara gamblang, karena itu bisa saja membuat seseorang merasa tidak nyaman.

Di kali kedua pertemuan mereka di skaterpark hari itu, Blaze turut berjanji pada Marianna akan membantu Alicia terbebas dari status fugitive-nya. Walau sulit, ia akan tetap membantu gadis itu. Terlepas dari masalah yang turut menggentayangi.

Ketiganya melewati pagar tembok sekolah setinggi dua meter setengah dengan memanjatnya.

Blaze berjalan di antara kedua gadis itu sambil menatap layar tablet phone-nya. Fokusnya tak lagi bagaimana cara dapat kembali mengakses pusat data BII, tetapi memilih untuk memeriksa seberapa jauh perkembangan proses peretasannya terhadap komputer server Young Agent. Hampir lima hari sejak insiden di skatepark, proses menerobos masuk sistem ke komputer mereka belum selesai.

Komputer server Young Agent di proteksi oleh Maksi Corporation, yang tak lain adalah perusahaan yang dipimpin ayahnya sendiri. Setiap bulan sistem keamanan YA selalu di perbarui dan hari itu jatuh pada besok pagi, cara yang sangat efektif untuk mencegah tindakan merugikan dari pihak luar. Namun, tidak ada yang mustahil, Blaze mengetahui sebagian kata kunci rahasia sang ayah untuk mengendalikan komputernya dari kejauhan.

Blaze mungkin tak bisa mengembalikan nama baik Alicia begitu saja, tetapi jika ia mengunggah sesuatu yang berbau kriminal tentang keterlibatan Letnan Shawk di komputer server YA, otomatis perhatian para petinggi Young Agent terhadap Alicia akan mengendur dan berpusat kepada Shawk seorang.

Blaze tersenyum miring, mengabaikan dua gadis berkepribadian yang saling bertolak belakang yang tengah menatapnya keheranan.

Tak akan ada yang menolak, tidak akan ada yang tidak mempercayai. Semua peretas baik maupun jahat atau dari segala kalangan hitam dan putih, bahkan di tengah-tengah keduanya akan menyambut dengan suka cita. Sosok yang dikenal mati akan kembali. Entah di balik layar komputer, mungkin juga secara langsung.

Salju kembali turun, mobil hummer berwarna hitam melaju membelah jalanan sepi Kingsley menuju pusat kota.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang