Part 37

14 3 1
                                    

Pukul setengah enam sore masih di tanggal duapuluh empat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul setengah enam sore masih di tanggal duapuluh empat. Kesuraman dan kesedihan tak mereda, malah semakin memburuk. Satu peluru menggores dahi hingga kening, menciptakan suatu skenario besar

Usb hitam itu sudah berpindah tangan, seseorang telah mengambil diam-diam ketika semua orang berfokus pada mayat Eduardo. "Aneh, aku nyaris bersimpati padamu."

Ia tatap ambulans yang mulai melaju. Seulas senyuman penuh kemenangan terukir. Eduardo mati dan boneka berharganya berakhir tragis.

Carl Johanson, Bennett Radames, Fiona Van Deen dan Antonio alias letnan Hawk tengah menunggu waktu untuk diadili beserta boneka lainnya yang tersebar di beberapa penjuru negara. Tak terkecuali Derren Xhapier, salah satu orang yang menjadi sandera bersama putrinya, Joanna.

Dengan bantuan seorang perawat, Frank menyaksikan berita buruk yang tak sengaja ia dengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan bantuan seorang perawat, Frank menyaksikan berita buruk yang tak sengaja ia dengar. Namun, ia tidak sempat menatap wajah sang ahli teknologi BII itu untuk terakhir kalinya. Pihak rumah sakit langsung membawanya ke dalam ruang otopsi.

Frank tidak melihat keberadaan Natasha dan lainnya. Hanya ada Sergei serta Alicia menunggu.

Tiba-tiba pintu otopsi dibuka secara kasar dari dalam. Sang pelaku adalah Jack yang bertugas di dalam sana. "Drama yang bagus."

"Apa?" Frank meringis, akibat terkejut luka di dadanya ikut berdenyut.

Ketika mereka kehilangan harapan, sesuatu datang tak terduga. Bahagia dan haru bercampur. Natasha yang kebetulan muncul setelah menerima sedikit perawatan atas lukanya menyusul Jack. Ia bahkan telah mengenakan jas dokternya.

Natasha menyuruh mereka semua keluar. Wanita itu hanya ingin memperbaiki semuanya dari sini, walau ada sebuah kemungkinan yang mengusik di hatinya. Blaze semakin membencinya.

"Rekhanov tidak mudah mati."

Natasha mengusap pelan air mata yang jatuh di pipinya. Ia benci sisi ini, tetapi ia tak bisa menahannya. Tidak terhitung berapa banyak kematian, otopsi dan operasi yang telah ia hadapi, Natasha tetap manusia biasa. Terlebih lagi, sekarang anak satu-satunya itu terbaring di meja otopsi. Tepat di depan mata serta kedua tangannya sendiri membersihkan luka-luka di tubuh Blaze.

"Kau benar-benar membohongi semua orang."

Setiap jahitan, entah berapa tetes air mata berjatuhan. Kurang lebih satu dekade lalu, tepatnya di usia Blaze yang ke sembilan, itu adalah terakhir kali ia turun tangan mengobati luka sang anak. Dari kelahiran hingga di tahun itu menjadi penutup kebahagian.

Sebuah insiden berawal ketika Blaze bertemu dengan orang asing di Italia. Umurnya baru menginjak sembilan tahun, satu-satunya teman seumuran yang ia miliki hanyalah Jane. Begitu pula sebaliknya.

Natasha tak pernah mengetahui tentang Blaze yang tertarik dengan dunia komputer. Hingga pada bulan Agustus di tahun itu. Sang anak terlibat dikejaran lingkaran hitam, ia menjadi salah seorang yang mengetahui di mana The Nero berada. Ia yang telah menguasai bidang teknologi secara otodidak menggemparkan seluruh dunia tentang pernyataannya tersebut. Teman yang ia sangka begitu baik, mengambil alih segalanya. Jutaan dolar uang dicuri, satu nama terendus entah bagaimana. Tatapan pihak organisasi rahasia Italia bahkan Amerika tepat ke arah Blaze. Tidak ada yang tahu bagaimana kronologisnya, bagaimana mereka bisa tahu. Jelasnya, semua terjadi begitu saja. Pihak intelijen Amerika menangkap Blaze di New York. Menyeretnya ke pengadilan internasional dengan dakwaan pencurian uang dan pembobolan data. Tanpa peduli berapa usianya saat itu.

Pihak Rusia mengirim pendamping hukum untuk salah satu anak emas mereka. Perdebatan panjang terjadi, ada yang menuntut untuk diadili dengan hukuman mati dan banyak pula yang menolak disertai alasan bahwa masih di bawah umur.
Terbentuklah keputusan akhir, dipenjara seumur hidup atau bergabung disalah satu organisasi militer.

Tentu saja Blaze tak ingin bergabung di opsi kedua, ia juga tidak ingin dipenjara. Karena ia merasa tidak bersalah. Ibunya hanya diam tanpa pembelaan.

Peretas tak membutuhkan senjata api, tetapi jari-jari tangan mereka lebih berbahaya dari apapun. Pandangan dunia terhadapnya berubah, status fugitive dan dijauhi orang yang teramat ia sayang. Blaze pikir, ketika menuruti paksaan sang ibu untuk bergabung dengan BII akan membangun hubungan mereka kembali. Tetapi tidak. Ada jurang pemisah di antara keduanya. Blaze sangat jarang berada di markas apalagi rumah. Ia menghabiskan waktu dari sudut ke sudut kota, mencari kebahagian dan ketenangan. Ia sempat terbuai dengan pil penenang, tetapi langsung memberontak. Itu salah dan ia menyadarinya.

"Mama membenciku, karena aku juga bagian dari Maksimoff atau karena insiden itu?" Matanya terpejam, tetapi kesadarannya sedikit demi sedikit kembali. Natasha memang tak membius total. Wanita itu ingin menutup mulutnya rapat, tetapi jika ia ingin memperbaiki semuanya, ia harus mengatakan sesuatu yang berasal dari masa lalunya itu.

"Mama tidak mencintainya ... mungkin hanya sedikit. Dia membunuh teman baiku saat terdesak. Kami sudah menikah sebelum itu terjadi, tetapi hanya sekedar formalitas ... kami memiliki misi yang sama. Jadi ... tak ada pilihan selain menyamar dengan meyakinkan."

Natasha menghela nafas, ia menahan isak. "Kau ada karena insiden. Aku tak pernah berpikir mengugurkanmu, hanya saja fakta ... jika kau adalah anak dari pembunuh temanku...."

"Aku mengantuk ... ceritamu terdengar seperti drama-aksi. Aku tidak membencimu ... aku hanya kesal karena tak pernah mengatakan apa yang telah menimpamu. Aku sudah merasakannya, jadi aku mengerti. Jika kau tidak mencintaiku, mengapa aku masih hidup?" Blaze tersenyum tipis. "Mama hanya bingung dan terlalu keras terhadap diri sendiri. Juga ... bukankah kecerdasan ibu akan turun kepada anak? Aku tumbuh bersamamu dan mungkin juga ... sifatmu mendominasi dalam diriku."

Satu-dua menit. tak ada lagi percakapan di antara mereka. Blaze tertidur. Natasha terduduk lemas. Tidak semua hal bisa ia katakan saat ini. Mungkin nanti atau mungkim Sergei sendiri yang akan menceritakannya. Tak sedikitpun melintas di kepalanya untuk membenci apa lagi menyakiti Blaze. Justru ia takut, sang anak terjurumus semakin jauh ke dalam kesedihan tidak berarti.

Semakin ia merenung, semakin ia menatap wajah Blaze yang tertidur pulas. Sudah banyak hal berlalu sia-sia. Manusia bisa terjerumuskan ke dalam kesalahan, meskipun berhati-hati dan tak berniat melakukannya. Antara Blaze, Maxwell dan Eduardo, ia harap lingkaran itu telah terputus. Pembersihan anggota The Nero pastilah memakan waktu, tetapi setidaknya awal baru akan terukir kembali.

Masalah antara Natasha dan Sergei, mungkin tak ada ujung. Tidak rumit, hanya saja sulit bagi Natasha untuk mengatakan sejelasnya terhadap Blaze. Mudah menerima maaf, tetapi tidak untuk melupakan.

Kemungkinan, bisa menjadi harapan tak terduga. Di suatu hari yang tepat, mungkin....

 Di suatu hari yang tepat, mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang