Part 16

34 4 2
                                    

Puluhan orang memadati lantai dansa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puluhan orang memadati lantai dansa. Setidaknya untuk tiga jam ke depan Jewelry Club disewa seorang perempuan yang belum genap berusia duapuluh tahun. Beberapa dari teman-temannya mulai menyuarakan protes, karena sang disk jokie tak kunjung datang dan memutarkan lagu.

"Aku tidak membayarmu untuk terlambat!" bentak Joanna pada seorang pemuda yang baru datang. Gadis itu menarik tangan pemuda itu tanpa memastikan apa ia benar-benar disk jokie ia bayar atau bukan.

"Kau memang tak membayarku," jawab pemuda itu. Ia melepaskan genggaman Joanna dengan kasar. Namun, gadis itu tak mau kalah. Ia berjinjit, lantas menarik masker yang menutupi sebagian wajah pemuda itu tidak kalah kasar.

"Kau---"

Pemuda itu membekap mulut Joanna  dan refleks mendorong tubuhnya ke tembok. Di bawah cahaya remang-remang dengan jarak beberapa senti dari pemuda itu, Joanna meneguk saliva-nya susah payah. Tatapan mengintimidasi lelaki itu membuatnya jantungnya berdebar, karena ketakutan.

"Jangan katakan pada siapapun atau aku akan mengejarmu." Pemuda asing itu memperbaiki letak maskernya yang sedikit tersingkap, lalu berjalan menuju dj booth. Dalam hitungan waktu beberapa menit, musik menggema ke sepenjuru ruangan.

Awalnya ia akan bersenang-bersenang bersama teman-temannya, tetapi tidak setelah bertemu dengan pemuda itu. Joanna mendadak kehilangan selera berpestanya. Selama acara berlangsung, ia hanya terduduk di sudut ruangan tak jauh dari dj booth.

"Party!" sorak teman-temannya. Satu per satu dari mereka mulai berhamburan keluar, Joanna dan pemuda itu menjadi yang terakhir meninggalkan club.

"Well, dia pacarmu?" tanya teman lelakinya, yang akrab disapa Junior sambil menatap pemuda yang berdiri tak jauh dari Joanna dari ujung kaki hingga kepala. "Are you kidding? Dia bahkan tidak masuk kriteriamu," ejeknya kemudian.

Joanna melirik pemuda di sampingnya itu was-was, ingin rasanya ia membungkam mulut Junior, tetapi tak mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya. Jika pemuda itu adalah buronan polisi, Blaze Rekhanov. Apa semua orang tak menyadarinya?

"Kau juga tidak masuk kriterianya, Pecundang!" sarkas Blaze.

Junior langsung tersulut, ia tak segan mencengkram leher baju Blaze walau harus berjinjit karena perbedaan tinggi yang kentara.

"Ayo balapan! Dan lihat siapa pecundang sesungguhnya," tantang Junior. Pemuda itu pun bergegas memanggil teman-temannya, mencegah mereka untuk pulang. "Dalam waktu lima menit, jika kau tidak datang ke jembatan CJ. Kau dalam bahaya, Joanna!" teriaknya kemudian.

"Sampai jumpa, Nona!"

"Tidak, tunggu!" Joanna mengejar langkah cepat Blaze dengan berlari. Junior memang adalah temannya, tetapi bukan berarti mereka mempunyai hubungan yang baik seperti orang duga. Karena, ia tahu ancaman Junior bukanlah sekedar bualan belaka. "Bawa aku bersamamu."

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang