Part 17

20 4 2
                                    

Blaze mendesah pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blaze mendesah pelan. Beberapa manusia terkadang bodoh, mereka hanya peduli apa yang mereka dengar tanpa memastikannya terlebih dahulu. Sekali terlihat buruk, orang itu akan selalu dikatakan begitu.

"Hai," sapa Alicia kikuk.

Jane menjegal kaki kiri lawan. Sebelum Alicia jatuh, Jane menyergap leher gadis berambut cokelat itu menggunakan kedua tangannya, lalu terjadi aksi saling dorong hingga Alicia keluar dari area matras.

"Dasar curang!" protes Alicia. Wajahnya memerah akibat sergapan Jane yang tak ada bedanya seperti dicekik. Jane sangat serius, sampai-sampai ia nyaris tidak dapat bernafas walau sejenak. Dan entah latihan macam apa yang Jane lakukan hingga memiliki tenaga sebesar itu, sungguh luar biasa untuk seorang gadis.

"Yang hebat dalam membuat muslihat adalah pemenang."

Alicia bangkit, kedua tangannya terkepal hingga buku-buku jarinya memeran serta urat tangannya menonjol ke permukaan kulit.
"Du kannst mich mal!"

Blaze kembali mendesah, ia tak tahu harus bagaimana menghadapi keduanya. Pemuda itu memilih diam, kedua gadis itu sepertinya memang tidak kenal lelah bersaing dalam hal apapun. "Perempuan benar-benar membingungkan."

"Blya!" umpat Jane tak kalah kasarnya.

"Apa semua orang Rusia berperangai seperti itu?"  gumam Alicia setelah kepergian Jane ke lantai dua.

Faktanya, apa yang Jane katakan sebelumnya tidaklah keliru. Kunci sebuah kemenangan ketika berperang dengan tangan kosong adalah fokus. Yang mana setiap petarung harus bisa berpikir secara cepat dan tepat serta pandai memanfaatkan keadaan. Karena di setiap gerakan dan sikap akan menentukan hasil akhir. Menjadi pemenang atau pecundang.

"Kau menguasai Anti Teror Kampf?" Pemuda itu merenggangkan tangan, tak lupa melepas alas kaki.

Anti Teror Kampf atau ATK adalah bela diri asal Jerman. Diciptakan dengan sebuah sistem murni untuk tujuan mempertahankan diri. Bahkan, menurut beberapa orang. Beladiri tersebut cocok untuk sosok lemah secara fisik. Karena tujuannya untuk sekedar melindungi diri tanpa menguras stamina secara berlebihan.

Alicia kembali terduduk lesu di atas matras. "Um ... walau aku orang Jerman, aku lebih suka savate."

Blaze memasang wajah datarnya, itu adalah ekspresi yang jarang ia tunjukkan kepada Alicia. "Ayo serang aku," titahnya dingin.

Alicia mengernyit. Pemuda itu bagaikan musim di iklim tropis. Terkadang pada pagi hari begitu cerah, lalu di siang hari mendadak turun hujan. Kepribadiannya sulit untuk dipredeksi.

Blaze bersiap dengan sikap kuda-kuda, ia menyeringai. Seringaian yang sama ketika ia berhadapan dengan para kaum kriminal. "Jangan tunjukan kelemahanmu seperti itu, kau seorang agen bukan pemain drama. Tunjukkan pada Hawk seberapa kuat dirimu."

Rasa takut menjadi amarah yang berkecamuk. Alicia menyerang Blaze dengan tendangan dan pukulan membabi-buta. Tentunya serangan itu dihindari oleh Blaze.

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang