Part 38

14 3 0
                                    

Natal tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natal tiba. Malam kembali ramai. Hembusan angin meniup pelan rambut mereka. "Setidaknya, Luke meninggal sebagai kakakku. Bukan sisi lainnya."

Alicia mengelus pelan pundak gadis itu. Sangat berat kehilangan orang yang sangat disayangi. Apalagi, Sofia yang tidak mempunyai pengalaman militer dan memiliki keahlian membela diri, rela mempertaruhkan nyawa mencari keberadaan Luke.
Walau sang kakak berakhir mengenaskan, Sofia tidak semurung waktu itu.

"Ngomong-ngomong, apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

Alicia tersenyum masam. "Aku meninggalkan kamp pelatihan secara diam-diam. Tidak ada lagi tempatku di sana." Kehilangan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lainnya. Aneh, Alicia tidak merasa menyesal. Justru ia lega sekarang, apa yang ia katakan ketika semua orang tak percaya akhirnya menjadi kenyataan. Fakta telah terungkap beserta bukti-bukti yang tidak dapat dihindari. Pekerjaan bisa dicari, tetapi membangun kepercayaan seseorang sangat sulit.

"Maxwell!"

"Kau boleh membunuhku setelah menyerahkan surat ini kepadanya," ucap pria itu sambil menatap Alicia yang bersiap mencabut pistol di pinggangnya. "Aku bersyukur ... setidaknya dia tak kesepian."

Alicia dan Sofia mengejar pria itu. Namun, mereka kalah cepat, lift telah tertutup. Sofia memilih kembali ke atap rumah sakit, sedangkan Alicia menuju ke ruangan Blaze dirawat. Ia mendadak gugup tanpa alasan.

Gadis itu membuka pintu pelan. Nampak Blaze tak sendirian, ia tengah berbicara bersama seorang pria berumur enampuluh tahun. Mereka mengobrol dengan bahasa Rusia.

Lima menit ia mematung di dekat pintu. Hingga pria yang masih terlihat awet muda itu menoleh dengan seulas senyuman hangat.
"Sampai nanti dan senang bertemu denganmu, Nak."

Alicia tersenyum kikuk, ia berjalan mendekati Blaze. "Apa aku mengganggu?"

Blaze tertawa pelan. "Aku hampir pergi mencarimu. Tapi Gigi menahanku, dia bilang aku lebih nekat dari ayahku."

"Gigi?"

"Bahasa Ukraina untuk kakek."

"Dia ... kakekmu? Dia tidak terlihat seperti seorang Kakek."

Blaze kembali tertawa atas keterkejutan Alicia tentang kakeknya, Feliks Maksimoff. Tidak mengejutkan orang-orang merasa tak yakin dengan sosok ayah dari Sergei itu. Ia menikah di usia muda dan memiliki anak setelah satu tahun pernikahan. Penampilan benar-benar menipu. "Maaf, aku membohongi kalian.

"Itu bukan kebohongan."

"Apa kau menyadari sesuatu?" tanya Blaze.

Alicia mengernyit heran.
"Menyadari tentang apa?" Tiba-tiba, tatapan mereka beradu intens. Kadar kegugupan Alicia meningkat.

"Kau gugup?" Blaze mendominasi dengan tawanya. Melihat Alicia gugup tak biasanya, itu cukup lucu baginya. "Santai saja, aku hanya bercanda."

Keheningan menyelimuti. Keduanya terdiam. Salah satu dari mereka enggan untuk berbicara dan yang lainnya kembali merasa mengantuk. Melihat Blaze, membuat Alicia nyaris melupakan surat itu.

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang