Nafas masih tersengal sambil mengejar Jane. Ketika tangannya hendak menyentuh pintu lobi markas, sebuah tangan dengan jari-jari dihiasi cincin perak berukiran tengkorak menariknya menjauh dari sana.
"Keadaan mulai menggila, jangan pernah menginjakkan kakimu ke sana tanpaku," ujar Marianna dengan ekspresi serius yang tak biasa.
Alicia semakin dibuat heran, tentang mengapa semua orang terlihat panik. Dimulai dari Jane yang membaca sepucuk surat yang ia sama sekali tak tahu apa isinya. Lalu, Marianna datang, padahal sebelumnya mentornya itu mengatakan bahwa ia akan pergi ke Rusia untuk mengurus sesuatu hal. Lantas di manakah Blaze sekarang?
"Blaze adalah keponakanku, anak dari kakakku. Dan namaku Marianna Rekhanova, putri kedua dari klan rahasia Rusia. Mengapa aku mengatakannya sekarang? Karena aku ingin, cepat masuk!"
Alicia menepuk kepalanya pelan, otaknya mendadak sulit untuk mencerna informasi dari mulut wanita itu. Rekhanova? Klan rahasia Rusia?
Terjawab sudah rasa penasarannya, mitra kerja ayahnya dulu adalah salah satu dari klan Rekhanov. Namun, ia tak mengetahui secara detail siapa orang itu. Alicia tidak sempat membaca semua berkas rahasia yang disimpan sang ayah di bawah ruang bawah tanah rumah.
"Kalau begitu, apa aku bisa menemui R01?"
Marianna melepaskan gengamannya, wanita beriris biru itu menatap Alicia dengan sebelah alis terangkat. Sedetik kemudian, ia kembali menarik tangan gadis itu dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.
"Kumohon, katakan siapa dia...."
Marianna mengenggam stir kemudinya erat, ia tahu siapa R01 yang Alicia maksud. Tetapi ia tak bisa mengatakannya di saat keadaan seperti ini. Ada hal yang lebih penting dari masalah pribadi gadis itu.
"My Dear, Blaze diculik dan ... mobil yang ia tumpangi jatuh terperosok ke jurang, apa kau tahu itu?" ucap Marianna pelan. Secara tak langsung mengalihkan topik obrolan.
Wanita itu memejamkan matanya sejenak, kemudian melajukan mobil menjauh dari area markas BII.
"Apa itu karenaku?" lirih Alicia. Dalam sekejap sosoknya yang dikenal ceria berubah menjadi sendu.
"Tidak ... itu tidak benar. Jangan menyalahkan dirimu."
Alicia mengusap air matanya cepat. "Lalu apa?"
Marianna menginjak pedal rem secara tiba-tiba, ia juga tak bisa hidup dengan tenang setelah mendengar kabar itu. "Aku tidak tahu harus apa, semua orang menolak untuk percaya. Tapi itu telah terjadi."
Alicia memejamkan matanya, lantas mencoba mengontrol emosinya. "Maafkan aku," gumamnya.
Gadis berambut pirang itu merogoh ponsel di saku jaket merah tuanya. Ia membuka matanya dan nampak sebuah pesan dari sosok yang tak pernah ia ketahui rupanya, mengirimi pesan singkat setelah sekian lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDSMAXX [END]
Action"Roses are violet, you're traitor, i'm a suspect." Kelompok mafia buronan paling diburu 'The Nero' muncul dengan membawa rencana jahat yang terdengar mustahil, tetapi nyata adanya. Bersamaan dengan itu, 'Riot Chamber' perkumpulan kriminal misterius...