Part 41

32 2 0
                                    

Blaze mengikuti langkah sang ayah dengan kursi roda elektriknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blaze mengikuti langkah sang ayah dengan kursi roda elektriknya. Pemuda itu merasakan jantungnya mulai berdetak tak karuan, setelah bertahun-tahun akhirnya ia menginjakan kaki ke rumah keluarga Maksimoff di Rusia. Terletak di komplek perumahan mewah, bahkan nampak bagian depan begitu luas dan banyak ditumbuhi pepohohan. Interior rumah kental nuasa klasik khas Rusia, banyak guci-guci unik berjejeran di sekitar ruang tamu. Tetapi ada satu yang menarik perhatiannya, yaitu potret berwarna hitam-putih menampilkan dirinya ketika berusia sembilan tahun.

"Kau dan ayahmu sama saja, pergi-pulang ke rumah ini bagaikan penginapan. Dan sekarang kau kembali membawa seseorang, kau bahkan memberikan syalku padanya. Mengesankan!"

Sergei mengisyaratkan Blaze untuk diam dan menyuruhnya masuk ke lift. Bahaya, neneknya sepertinya salah paham dan juga lupa jika 'seseorang' itu adalah cucunya sendiri.

Blaze masih ingat di mana letak kamar sang ayah, tetapi ia tak pernah membayangkan kamar seorang pria berpernampilan rapi seperti Sergei memiliki kamar luar biasa berantakan. Tinta yang telah mengering berceceran di atas meja, pulpen berserakan dan kertas ada di mana-mana. Blaze berkeliling sebentar, lalu menemukan sebuah buku jurnal yang terbuka. Ada banyak foto bayi dan perempuan terselip di setiap halaman.

"Ya Tuhan." Di halaman terakhir, ia menemukan dua usb dan tulisan bertinta merah. "Aku tidak tahu apa yang salah, tapi ini produk gagal!"

Tiba-tiba, seseorang berdehem. Dengan cepat, Blaze menyembuyikan jurnal itu di balik selimut yang menutupi paha hingga kakinya.

"Jadi ... sejak kapan kau berkencan dengan anak itu?"

Baiklah, ini Blaze bukan Marianna. Jika saja wanita itu berada di posisinya sekarang, sudah pasti Marianna akan tertawa hingga menangis. Tetapi Blaze mampu menahannya. Pemuda itu menoleh. "Kau tidak mengenaliku, Baba?"

"Kau ... tidak mungkin." Yelena berteriak memanggil Feliks dan Sergei. "Apa dia benar-benar cucuku?" Jelas sekali raut ketidakpercayaan wanita enampuluh tahun itu. Cucunya tumbuh besar, waktu membawa perubahan besar.

"Tidak mungkin dia anak temanku, Ma," jawab Sergei, satu-satunya orang yang mendengar ketika Yelena memanggilnya. Feliks? Pria tua itu tertidur pulas sejak limabelas menit yang lalu.

Raut kesal Yelena ketika menyambut suami dan anaknya berubah cerah. Wanita yang masih terlihat cantik itu mengusap pelan kepala Blaze, ingin sekali ia memeluknya erat seandainya saja pemuda itu tak memiliki luka.

Sergei tersenyum, rasanya kehangatan di keluarga bertambah. Yah, walau Blaze tak bisa tinggal lama di sini, ia sangat bersyukur Natasha mengizinkan Blaze datang.

Ada banyak hal yang hendak ia ceritakan kepada Blaze, tetapi sepertinya untuk saat ini ia harus menyimpannya. Sifat anti diganggu ibunya kembali, ia sama sekali tak memperkenankan Blaze diam tanpa bicara.

"Ma, biarkan Alexis beristirahat."

Orang-orang mengenal Blaze ketika di luar, tetapi tidak di rumah. Alexis adalah nama tengahnya.

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang