REDSMAXX [END]

Part 39

Kesan menyeramkan dan takut terus membayangi. Sungguh ironis bagi Bennet Radames. Dulu ia menjadi bagian dari mereka, ikut serta menangani proses berjalannya interogasi. Namun, berakhir sudah. Tak ada lagi jabatan kepala polisi, melainkan berstatus sebagai pengkhianat skala internasional. Dakwaan berlapis mencekik leher.
Duapuluh empat jam terkurung di ruang interogasi, pria itu akhirnya mengakui semua kejahatan yang telah ia perbuat selama menjabat. Mungkin ia bisa terbebas dari hukuman tembak mati, tetapi ia tidak untuk hukuman penjara seumur hidup.

Menjadi pengikut Eduardo bukanlah satu-satunya kejahatan yang ia perbuat. Korupsi, tindakan pencurian dana anggaran kota bersama Carl Johanson dan yang dicari-cari, pembunuh Roland dan Mario dari sekolah menengah Kingsley.

Roland dan Mario adalah segelintir orang yang tewas mengenaskan setelah tak sengaja mengetahui fakta-fakta rahasia sang kepala polisi. Entah dari mana mereka mengetahuinya, Mike dan Stuart, petugas investigator atas kasus itu tak peduli. Yang pasti, Bennet tidak bekerja sendirian saat pembunuhan terjadi.

Ia melakukannya bersama Luke dan Alana. Keduanya memiliki tugas berbeda, Bennet sang penculik, Luke di bagian eksekusi dan Alana peretas kamera pengawas sekolah itu.

Alicia terkejut, ada banyak hal yang tidak ia ketahui. Seperti ibunya adalah seorang secret service atau pengawal presiden, serta berteman dekat dengan Sergei Maksimoff. Nostalgia singkat terjadi kemarin malam.

Natasha tengah mengikuti rapat darurat di suatu tempat. Sedangkan ibunya dan Sergei melacak keberadaan Blaze setelah menyadari salah seorang dokter berperan sebagai informan sang penculik.

Jane tidak ada di ruangan tempat ia dirawat. Alicia membaringkan tubuhnya di sofa, ternyata kegilaan membabibuta lagi. Ia tak pernah menyangka Blaze dapat terlibat ke dalam hal serumit itu. Ia mengira Blaze hanya sosok pemuda jenius tanpa pengalaman militer, kenyataanya tidak. Pemuda itu jauh dari bayangannya selama ini.