Part 36

11 2 0
                                    

Pukul lima sore, suasana di depan tak semencekam sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul lima sore, suasana di depan tak semencekam sebelumnya. Mayat-mayat telah dievakuasi serta beberapa sandera yang tersisa berhasil keluar tanpa terluka parah.
Beberapa polisi menatap sinis, sang kepala polisi. Tidak lupa Carl Johanson yang mendapatkan ejekan secara terang-terangan.

Tetapi sampai saat ini tak satupun dari mereka mengetahui keberadaan Eduardo dan William Nolan. Fokus adalah menyelamatkan wakil presiden. Mungkin para pengawalnya memiliki rencana lain, tetapi tidak ada salahnya seluruh tentara yang tersisa dikerahkan.

Semakin naik menuju lantai demi lantai, semakin banyak hal tak terduga yang mereka temukan. Dokumen rahasia, bukti pencucian uang, perdagangan ilegal dan berbagai sesuatu yang melanggar hukum lainnya. Mereka terlalu fokus di bagian atas, melupakan basement yang sama sekali tidak sempat diperiksa untuk ke dua kalinya.

Pertama, mereka telah pergi ke sana. Namun, tak ada siapapun terlihat. Hanya ada sebuah mobil van kosong.
Seharusnya mereka meninggalkam satu-dua orang. Karena baru saja, dua orang yang sangat mereka cari tiba di basement.

Blaze menghadang Eduardo di dekat mobil van itu. Sepucuk pistol magnum digenggaman mulai bergetar.

"Lekas tembak, aku mati dia juga mati," ancam Eduardo. Tak kalah dari Blaze, ia juga mengeluarkan pistol sejenis berwarna silver.

Satu tembakan peringatan dari Natasha menginterupsi keheningan sesaat. Ia tidak menyadari Blaze yang kebetulan berdiri membelakanginya.

"Seharusnya kau langsung menembakku. Ah ... apa karena putra aslimu ada di sini, menarik!"

Nafasnya memburu. Jika ia menembak Eduardo, ada dua kemungkinan. Pertama William Nolan meregang nyawa dan kedua entah itu Blaze yang asli atau bukan ia tak ingin mengambil resiko.

Eduardo memukul tengkuk wakil presiden, dirasa telah tak sadarkan diri. Ia mendekati sosok Blaze sambil terus menodongkan pistol ke arah pemuda itu. "Setidaknya kita akan sama-sama mati."

"Aku akan mengejarmu kesepenjuru dunia, bahkan neraka jika kau berani menyentuhnya."

"Jangan terburu-terburu." Eduardo menurunkan senjatanya, tetapi dengan cepat ia menarik pelatuk.

Natasha tak peduli dengan hidupnya. Wanita itu berlari, merengkuh Blaze dipelukannya. Namun, Blaze mendorong tubuh Natasha dengan kasar.

"Anak yang membenci ibunya, kau mengingatkanku kepada masa mudaku." Eduardo membuka bagasi mobil. Nampak seorang wanita tak sadarkan diri dengan darah mulai mengering di sekitar tangan dan wajah.

"Orang ini sungguh merepotkanku."

Memanfaatkan kelengahan Eduardo. Ia melarikan diri dengan rasa bersalah. Ia bersembunyi di balik truk trailer pengangkut dekorasi pohon natal. Jika ia tidak bisa melawan secara fisik, maka ia mengerahkan seluruh bukti pengkhianatan dari berbagai organisasi ke departemen hukum internasional. Semua yang terhubung dengan The Nero diungkap setelah bertahun-tahun ia mengumpulkan bukti. Tentang siapa saja yang terlibat, politikus, militer bahkan orang biasa.

REDSMAXX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang