Tuan Choi menaruh jas biru tuanya ke atas sofa, melihat kedua anak yang duduk bersampingan di depannya. "Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini, bagaimana dengan lamaran pekerjaanmu, Seung Cheol?"
Lia menyilangkan tangan karena semenjak ada kakak angkat, sang ayah cenderung memperhatikan Seung Cheol.
"Belum ada informasi terbaru, aku harus menunggu sekitar dua hingga tiga hari lagi, ayah."
Tuan Choi melihat putri tunggalnya, "Kalau dirimu, bagaimana Lia? Ayah dengar kalau grupmu menunda untuk debut karena masih mengurusi masalah yang kau buat beberapa waktu lalu?"
Lia tidak menatap kedua mata ayahnya, "Iya, kira-kira satu bulan lagi kami akan debut. Ayah tidak perlu khawatir, jika debut atau tidak debut, itu tidak aku permasalahkan. Karena perusahaan sepertinya menginginkanku untuk keluar dari grup dan perusahaan mereka."
Seung Cheol mendadak merangkul bahu Lia dengan erat, "Kalau begitu kau bekerja denganku saja."
Dengan tegas Lia menjauhi tangan kakak angkatnya, "Tidak sudi!" Lia berpindah tempat duduk dan sedikit lebih jauh dari Seung Cheol.
"Kau masih saja bersikap begitu pada kakakmu, Lia. Sampai sekarang ayah masih bingung mengapa kau bersikap begitu pada dia. Apa ada masalah?"
Pertanyaan dari sang ayah membuat keduanya mendadak bungkam. Tuan Choi mengerutkan kening, bingung dengan tingkah mereka berdua.
"Apa ayah tidak sibuk? Ayah bilang kalau ada rapat sore." Seung Cheol mencoba mengalihkan topik.
Tuan Choi baru teringat, "Benar juga. Untung kau mengingatkan ayah, kalau begitu ayah pergi dulu." Lia menarik napas lega walau belum lega sepenuhnya karena sang kakak masih berada di apartemen.
Saat sang ayah sudah meninggalkan mereka berdua di apartemen. Seung Cheol kembali menghampiri adik perempuannya yang masih duduk di sofa.
"Untuk dia tidak banyak tanya, jika tidak rahasia lama kita terbongkar."
Lia diam. Kedua mata Seung Cheol memperhatiman pakaian yang Lia kenakan.
"Aku suka dengan fashionmu akhir-akhir ini." Seung Cheol duduk di sampingnya, "Lia." Panggilan dengan suara lembut sedikit serak itu mengageti seluruh indra pemilik nama. Seung Cheol melihat leher sang adik yang begitu mulus tanpa noda sedikit pun.
"Pergi dari apartemenku!" Lia menjauhi diri dari sang kakak.
"Pergi tanpa bersenang-senang denganmu? Itu tidak bisa, gadis kecil."
Lia mulai takut, kenangan lama yang membekas rasa sakit serta trauma mulai kembali menghantam dirinya. Seung Cheol mendorong kuat tubuh Lia hingga terbaring di sofa, "Sudah sangat lama kita tidak melakukannya, Lia."
"Jangan! Aku akan melaporkan hal ini pada ayah! Dasar kakak macam apa kau ini!"
Takut, aku takut, ibu. Tolong aku, bu.
"Ayah tidak akan percaya pada omonganmu," ucap Seung Cheol yang kini menindih tubuh Lia, adik perempuan yang telah lama tidak ia sentuh.
***
Pakaian berserakan di lantai ruang tamu, Lia hanya menutupi dirinya dengan kain penutup meja tamu yang berukuran sedang. Kini dia sendirian saja, jangan tanyakan ke mana sang kakak. "Bajingan!"
Pipinya masih basah sejak tadi dan raut wajah sedih bercampur kesal tampak jelas. Itu alasan mengapa Lia tidak menyayangi kakak angkatnya yang seperti monster. Baik di luar namun dalamnya sama dengan monster. Ini bukan pertama kali ia mendapatkan perlakuan begitu dari sang kakak, melainkan sudah ketiga kalinya selama dia hidup menjadi Lia Choi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall at First Kiss : Jungkook-Eunha
FanfictionTapi jarak diantara kita seperti bumi dan langit. Aku selalu ingin disisimu, selamanya. Date : 28-06-2019 Finish : 10-02-2020 Project 2019 cr. Jovinka_Agatha