Langkah kakinya terhenti di depan lobi, Jungkook yang melihat keramaian di luar menjadi bingung dan membeku. Bersama manajer yang baru saja berdiri di sampingnya sembari membawa berkas jadwal baru.
"Aku sudah mengatakannya di sosial media, kalau aku ingin mengambil cuti. Jadi jadwal baru tolong dibatalkan," ucap Jungkook tanpa melihat ke arah manajer yang kebingungan.
Manajer menghela napas, "Perusahaan akan mengkonfirmasikan hal tersebut, tapi untuk jadwal syuting iklan hari ini tidak bisa dibatalkan."
Dengan pasrah Jungkook menerima jadwal terakhirnya siang ini. Para penggemar yang menunggu kepastian dari Jungkook, masih berdiri di luar. Mereka terus meneriaki namanya namun Jungkook hanya diam seolah-olah mereka adalah angin.
Jungkook sadar kalau secara perlahan dirinya telah kehilangan penggemar dalam jumlah yang cukup banyak. Bisa dlihat dari jumlah followers di instagram, awalnya hampir menyentuh satu juta followers, tapi kini jumlahnya menjadi tujuh ratus ribu. Dia berjalan masuk ke dalam lift, disusul oleh sang manejer.
***
Lia baru saja selesai latihan vokal dengan teman satu tim yang akan debut dua minggu lagi.
Mendengar berita dan melihat artikel yang tersebar di sosial media, dia baru sadar kalau namanya semakin jelek.
Berbeda dengan Eunha yang tidak mendapatkan serangan dari haters. Membandingkan dirinya dengan Eunha yang cukup jauh berbeda.
"Lia, kau di panggil bos." Bergegas beranjak dan berlari menuju ruangan bos Park.
***
Hello, ini JA Entertainment.
Maaf, selama beberapa waktu lalu terdapat berita kurang baik yang melibatkan calon artis kami, Lia Choi.
Kami selaku entertainment ingin mengkonfirmasikan mengenai kebenaran tentang hubungan Jeon Jungkook dan Choi Lia, kalau keduanya tidak memiliki hubungan sama sekali alias hanya sebatas teman kerja.
Mohon maaf, kalau berita kemarin sempat membuat kalian merasa terganggu.
Terima kasih, JA Entertainment.
Isi instagram sedang membahas tentang konfirmasi yang JA Entertainment berikan. Penggemar Jungkook mulai merasa lega, tapi mereka yang sudah mengundurkan diri menjadi penggemar hanya bersikap masa bodoh saja.
Eunha mematikan ponselnya, menaruh ke dalam saku celemek kerjanya. Raut wajah yang tidak terlihat senang dan biasa saja.
"Mereka tidak memiliki hubungan khusus, lalu mengapa wajahmu masih saja begitu?" tanya RyuJin sembari membersihkan meja.
Eunha terdiam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan Ryu Jin, "Aku rasa aku jatuh hati lagi padanya."
Kenyataan, kalau Eunha sulit untuk membenci dan sulit tidak mencintai sosok Jungkook.
Ryun Jin mengerutkan kening lalu melihat Eunha yang berdiri diam, "Apa kau serius? Dia sudah begitu padamu dan kau masih saja-"
"Namanya juga perasaan, mau bagaimana lagi?" tanya Eunha langsung. Ryu Jin terdiam.
"Tapi lihat saja ke depannya seperti apa, biarkan semuanya mengalir," tambah Eunha pelan dan kembali bekerja. Ryu Jin diam di tempat melihat gerak Eunha menuju meja kasir, "Dasar bucin Jeon Jungkook." Ryu Jin menggelengkan kepala.
***
"Jika kau masih membuat masalah, maka kau akan kami keluarkan dari grup dan entertainment. Lia, kau sudah enam tahun menjalani masa latihan dan kau sendiri yang membuat masa proses debut hancur karena masalah yang kau buat. Padahal kau sudah begitu senang akan segera debut, jadi tolong pikirkan baik-baik sebelum bertindak. Kami tidak mempermasalahkan kalau dirimu keluar, karena masih ada trainee lain yang juga bisa kami debutkan untuk mengganti dirimu."
Lia menunduk ketika mendengar penjelasan dari bos, Park Jin Young.
"Ini bukan sekali, tapi sudah berkali-kali kau membuat masalah dengan Jeon Jungkook. Kau tahu kalau ada peraturan di mana calon artis maupun artis yang berada di naungan JA Entertainment tidak diperbolehkan pacaran jika masa aktifnya belum menyentuh lima tahun, kau tahu atau kau berpura-pura lupa?" tegas sang bos.
Lia masih menunduk dan bingung. Tuan Park meneguk teh hangat.
"Ma-Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi," jawab Lia dengan suara kecil.
Tuan Park bersandar di bangku kerjanya, "Tinggalkan ruangan kerjaku, sekarang." Lia menelan ludahnya lalu bergegas keluar dari ruangan kerja Tuan Park.
***
Eunha menaruh seplastik besar berisi sampah ke dalam tong sampah yang berada di belakang kafe.
"Melelahkan sekali hari ini," ucapnya sembari mengikat kencang plastik sampah tersebut.
Tapi di ujung lorong jalan, dia melihat seorang pria yang begitu familiar wajahnya. Pria dengan pakaian yang kotor dan terdapat sobekan pada beberapa bagian.
"A-yah?" Wajah pria itu begitu mirip dengan sang ayah. Eunha pun melangkahkan kakinya mendekati pria tersebut, tapi menyadari kehadiran seseorang, pria itu pun berlari menghindar.
"Tunggu!"
Pria itu tidak sadar kalau menjatuhkan dompet yang juga terlihat kotor. Eunha mengambil dompet tersebut, membuka dan melihat sebuah foto yang juga ia miliki.
"Ini... foto ulang tahunku yang ke sepuluh," ucapnya yang berakhir dengan tangisan. Eunha memeluk dompet kotor itu, membiarkan orang-orang melihatnya yang menangis.
***
Soyeon sudah beberapa kali mengetok pintu kamar Eunha, namun tak ada jawaban. Dia menjadi khawatir karena sejak tadi sore Kak Eunha tak banyak berbicara.
"Kak, apa aku boleh masuk?" tanya Soyeon sembari memegang handle pintu.
"Aku mau sendirian, dik. Tolong jangan ganggu aku." Akhirnya Soyeon mendapatkan jawaban dari penghuni kamar.
"Baiklah, ayah dan ibu memintamu untuk turun dan makan malam. Jangan lewatkan jam makan malammu, nanti sakit," balas Soyeon lalu berjalan menuju tangga.
Berpas-pasan di tangga, Soyeon dengan sang kakak terdiam beberapa saat dan saling bertatapan mata. Soyeon langsung mengalihkan tatapan mata dan bergegas turun. Jungkook pun sama, ia lanjut berjalan tapi berhenti tepat di depan pintu kamar Eunha.
Dia melihat bayangan lampu di bawah pintu, dengan pelan ia menyentuh pintu itu dengan tujuan mengetok tapi, "Ada apa denganku?" Jungkook menyentuh bagian dadanya, "Mengapa aku mendadak begini?"
Tak pakai lama untuk berdiri di depan pintu, Jungkook pun masuk ke dalam kamarnya. Sela beberapa detik, pintu kamar Eunha terbuka, ia melihat pintu kamar Jungkook yang baru saja tertutup rapat. Eunha memanyunkan bibir sambil melihat pintu kamar tersebut.
"Eunha, ayo, segera turun untuk makan malam." Suara dari Bibi mengejutkan dirinya, bergegas ia berlari menuju ruang makan.
Jungkook yang tidak berselera untuk makan malam, sekarang sedang membuka pakaian dan masuk ke dalam kamar mandi. Cucuran air dari shower membasahi rambut ash brownnya. Di bawah shower itu, dia diam namun tidak dengan pikirannya.
Hasil pengumuman tes masuk ke universitas, banyak sekali orang-orang yang hadir ke lokasi hanya untuk mendengar nama yang akan disebut.
Jungkook juga sama, setelah selesai syuting ia pergi ke lokasi menggunakam kereta. Dari seribu orang yang mengikuti tes hanya lima belas nama yang lulus.
"Aku gagal masuk ke dalam lima belas besar," gumamnya di bawah shower. Jungkook yang sudah bersusah payah belajar agar dapat masuk ke universitas favorit, akhirnya gagal. "Apa ini karmaku karena sudah menyakiti perasaan Eunha?" gumamnya.
[]
Jopin ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall at First Kiss : Jungkook-Eunha
Fiksi PenggemarTapi jarak diantara kita seperti bumi dan langit. Aku selalu ingin disisimu, selamanya. Date : 28-06-2019 Finish : 10-02-2020 Project 2019 cr. Jovinka_Agatha