Lia bersandar di ranjang rawatnya, menatap lurus ke arah televisi yang sedang menyala. Dirinya terdiam dan kehilangan kata-kata selama menyaksikan acara gosip yang sedang membahas Jungkook.
Beberapa awak media meramaikan lobi perusahaan Keluarga Jeon yang tadi sepi. Tuan Jeon merasa terganggu karena cahaya dari kamera yang berada di depannya. Sang putra, Jungkook meminta kepada mereka untuk berhenti mengambil foto.
"Aku kira namaku tidak lagi kalian ingat karena diriku tidak aktif di dunia entertainment. Walau baru beberapa minggu saja, tapi sudah lama tidak bertemu dengan awak media yang dulu selalu mengikutiku ke manapun aku pergi. Tujuanku memanggil kalian kemari adalah..." jelas Jungkook lalu membuka ponsel dan memperlihatkan sebuah foto mesranya bersama Eunha.
"Kalian tahu dengan perempuan yang ada di dalam foto ini?" Para awak media pun mulai berbisik.
"Kami sempat melihat foto mesra kalian di sosial media, apa dia kekasihmu? Sejak kau hengkang dari dunia entertainment, kau tidak lagi mengkonfirmasi kegiatan terbaru termasuk perempuan yang ada di dalam foto itu. Hanya para penggemar yang menyebarkan info yang belum tentu kebenarannya," jelas salah salah awak media.
Jungkook tersenyum tipis mengarah ke kamera terdekat.
"Dia calon istriku, sebentar lagi kami akan segera menikah. Aku telah mengkonfirmasi secara langsung kepada awak media, jadi aku harap mereka yang berada di luar sana tidak menyebarkan informasi palsu mengenai hubunganku. Aku rasa hanya itu yang dapat aku infokan. Terima kasih."
Berita itu tersebar di televisi, sosial media, youtube dan radio.
Lia mendadak tidak bisa mengontrol dirinya setelah mendengar berita itu. "Ti-tidak mungkin, tidak mungkin Jungkook akan menikahi dia!" Tubuh Lia mulai bergemetaran dan merasa pusing.
Seorang laki-laki masuk ke kamar dan mendadak panik melihat keadaan Lia yang mengkhawatirkan.
"Lia, ada apa denganmu?" tanya Jungkook, "Suster, tolong aku." Beberapa suster yang berada di sekitar ruangan pun bergegas masuk ke kamar rawat Nona Lia Choi.
Jungkook terdiam saat melihat dokter menyusul masuk ke dalam dan memintanya untuk keluar dari kamar rawat. Lia melirik di mana Jungkook berdiri, air mata yang mengalir membasahi pipi yang semakin tirus.
***
Setengah jam berada di luar kamar rawat, Jungkook berdiri setelah melihat para suster dan dokter dari sela pintu terbuka yang sudah selesai mengurusi kondisi Lia. Saat pintu kamar terbuka lebar, Jungkook pun melangkahkah kaki untuk masuk namun dokter menahan tangan Jungkook.
"Apa anda kekasihnya?"
Pertanyaan yang membuat Jungkook terkejut dalam hitungan detik.
"Bukan, aku teman dekatnya. Bagaimana dengan kondisi Lia, apa kondisinya memburuk?"
Dokter menarik napas berat, "Kami belum bisa memberikan jawaban yang pasti. Karena dari hasil pengecekan tadi, kondisi psikologi Nona Choi semakin memburuk. Beban pikiran ditambah lagi dengan stress, membuat kesehatan organ tubuh dan berat badan pun tidak stabil. Kami takut jika semakin memburuk, akan berdampak buruk pada kondisi mental."
Jungkook tak bisa banyak membalas, dia hanya berharap kondisi Lia segera pulih, "Begitu, terima kasih banyak." Dokter dengan suster pun meninggalkan tempat. Giliran Jungkook yang masuk ke dalam kamar dan menemani Lia yang sedang berbaring lemas.
Lia menoleh ke arah pintu, melihat langkah kaki Jungkook yang semakin dekat dengannya, "Kau merasa lebih baik, Lia?"
"Oppa." Panggilan yang sudah lama tidak ia ucapkan. Terasa lama dan membuat kenangan lama bangkit lagi.
Jungkook tersenyum tipis, "Iya, ada apa? Kau membutuhkan sesuatu? Kau merasa lapar?"
"Tidak, aku tidak membutuhkan apa-apa. Aku hanya ingin mengobrol denganmu, kita sudah lama tidak mengobrol bersama." Jungkook akui kalau memang komunikasi mereka tidak seperti dulu.
"Silakan, kita bisa mengobrol banyak hal. Apa yang ingin kau ceritakan padaku?"
Lia kembali meneteskan air mata, membasahi pelipisnya dan bantal kepala. Jungkook menyadari air mata yang mengalir tersebut hanya dia bersikap biasa saja.
"Aku sudah mengetahuinya," ucap Lia dengan volume suara pelan.
"Mengetahui tentang apa?" tanya Jungkook.
"Kau akan segera menikah dengan perempuan itu, aku sudah tahu." Lia mengusap air matanya.
Jungkook menghela napas dan melihat keluar jendela, "Lalu, apa yang ingin kau bahas dari berita terbaruku? Kau ingin aku membatalkannya?"
Lia merasa tertekan dengan pertanyaan yang Jungkook berikan. Dia merasa Tuhan sedang mempermainkan hidupnya, semua tidak adil.
"Bisakah kau memahamiku?" tanya Lia yang masih menangis, ia merasa lemah dan tak sanggup lagi menjalani hidup.
Jungkook merasa asing saat menerima pertanyaan yang jarang Lia berikan padanya. Seperti mengobrol dengan perempuan yang baru hadir di dalam hidupnya.
"Apa kau tidak mengerti dengan hanya melihat kondisiku yang mungkin besok akan lebih buruk dari sekarang ini?" Jungkook memilih diam.
"Melihat acara gosip yang memberitakan bahwa kau akan segera menikah, membuat kondisiku semakin memburuk Jungkook. Aku tidak menyalahkanmu, karena bukan dirimu yang membuatku masuk ke rumah sakit. Aku hanya ingin... lepas dan keluar dari lingkaran cinta yang terus mengarah padamu," jelas Lia, tatapan mata mengarah pada langit kamar. "Tapi kenyataannya itu sulit dan menyiksakan diriku yang tidak memiliki siapa-siapa. Mereka terlalu egois dan meremehkan diriku ini," tambahnya.
Jungkook mulai berpikir penjelasan dari Lia.
"Dua hari lalu ada seorang laki-laki datang dan mengaku kalau dia adalah kakakmu. Apa itu benar? Karena selama ini kau tidak pernah menceritakan hal tersebut, yang aku tahu kalau dirimu itu anak tunggal," jelas Jungkook yang malah mempersulit Lia untuk menjelaskan isi hati.
"Bisakah kau melihatku seperti kau melihat dia? Selama ini aku selalu melihat dan berharap kalau suatu hari nanti kita bisa menjalin hubungan," balas Lia.
Jungkook menunduk sembari memejamkan mata sejenak dan menarik napas.
"Maaf, aku tidak bisa karena dia denganmu tidaklah sama. Dia istimewa untuk diriku sedangkan dirimu hanyalah orang yang hadir lalu pergi serta meninggalkan jejak yang menyakitkan bagi diriku sendiri."
Lia menyadari hal tersebut, dia sadar betapa berbeda dirinya sendiri dengan Eunha.
"Laki-laki yang kau temui itu memang kakak angkatku, tidak perlu dibahas. Aku ingin istirahat, kau bisa pergi dari sini." Lia menoleh ke arah lain dan tak mau melihat wajah Jungkook.
Jungkook menjadi bingung dengan perkataan tersebut. Tapi dia menuruti permintaan Lia, "Semoga lekas sembuh, Lia." Air mata menetes lagi setelah mendengar ucapan tersebut.
[]
Jopin ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall at First Kiss : Jungkook-Eunha
Hayran KurguTapi jarak diantara kita seperti bumi dan langit. Aku selalu ingin disisimu, selamanya. Date : 28-06-2019 Finish : 10-02-2020 Project 2019 cr. Jovinka_Agatha