Lagu Pendukung >> 3 Cinta - Galau
***
"Jangan mencoba membohongiku, Lia."
Perempuan bertubuh langsing itu berdiri di depan pria muda yang berpakaian kasual.
"Aku memang sedang mengandung anakmu, Seung Cheol," kata Lia sekali lagi tanpa menatap kedua mata kakak angkatnya. Seung Cheol terdiam untuk beberapa saat. "Ini, hasil pemeriksaan tiga hari lalu." Lia menyodorkan hasil USG kehamilannya pada Seung Cheol yang tidak percaya sama sekali.
Seung Cheol hanya menatap hasil USG tanpa menyentuh benda tipis tersebut. Membuat Lia semakin kebingungan dan ketakutan. "Gugurkan bayi itu." Perkataan yang begitu mudah dia sampaikan pada Lia yang hanya ingin sang kakak berkata jujur pada ayah.
"Tidak, kau harus bertanggung jawab. Kau melakukannya berarti kau harus menanggung ini semua," ujar Lia dengan raut wajah serius walau kedua matanya sedang menahan air mata.
Seung Cheol bersikap seolah-olah ia tidak bersalah sama sekali.
"Aku harus menanggung semuanya? Maaf, itu bukan urusanku, dan jika kau katakan pada ayah, maka hidupmu akan kelar ditanganku," jawab Seung Cheol lalu pergi keluar dari apartemen Lia.
Lia tidak akan menuruti apa yang kakaknya katakan, secepatnya akan dia adukan pada sang ayah mengenai masalah yang sangat serius ini. Lia juga berpikir kalau dirinya tak pantas lagi untuk hidup.
***
Masuk hari kelima dan menjalani perawatan serius di rumah sakit. Jika ada waktu senggang Soyeon akan datang menjenguk dan menemani Eunha.
"Kau tidak ada tugas sekolah? Kau sering sekali datang kemari," ucap Eunha sembari mengusap kepala Soyeon yang duduk di depannya.
"Karena aku tidak ada tugas makanya aku datang kemari, aku juga bosan jika di rumah terus. Kak Eunha juga pasti merasa bosan jika tidak ada yang menemani. Maka dari itu aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, sekaligus membuat kenangan baru denganmu." Penjelasan dari mulut Soyeon yang berhasil menggetarkan perasaan Eunha yang tadinya baik-baik saja. Eunha memilih diam sejenak.
"Kak, ada apa?" tanya Soyeon yang khawatir, "Apa kau merasa sakit?" Soyeon menyentuh tangan kanan Eunha.
"Tidak, aku merasa baik." Eunha memperhatikan kedua mata Soyeon, "Ada yang ingin aku tanyakan padamu, apa boleh?"
Dengan senang hati Soyeon mengangguk, "Tanyakan saja, tak perlu meminta izin juga, kak."
Eunha tersenyum tipis.
"Apa kau begitu menyanyangi Kak Eunha? Maksudku... kau tahu kalau ingatanku belum pulih dan memerlukan proses waktu. Aku ingin tahu betapa berharganya Eunha bagi dirimu dan keluargamu. Jika kau tak keberatan, apa kau mau menceritakannya?" tanya Eunha dengan beberapa pertanyaan.
Soyeon menarik napas pelan lalu memberikan senyuman lebarnya.
"Ya, satu kata untuk pertanyaan yang kau berikan," ucap Soyeon lalu mendekatkan wajahnya dengan telinga kanan Eunha, "Istimewa."
Eunha terdiam langsung. Soyeon kembali duduk normal.
"Kau begitu istimewa bagi kami semua, kak. Terutama Kak Jungkook yang begitu mencintaimu, yah, walau kalian itu seperti anjing dan kucing," tambah Soyeon lagi, "Tidak ada jawaban lain, karena tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata."
Tiba-tiba saja Soyeon memeluk tubuh mungil Eunha, "Aku mencintaimu, kak. Cepat pulih dan kita bisa bermain PS bersama." Eunha mengangguk berkali-kali lalu membalas pelukan hangat yang ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall at First Kiss : Jungkook-Eunha
Fiksi PenggemarTapi jarak diantara kita seperti bumi dan langit. Aku selalu ingin disisimu, selamanya. Date : 28-06-2019 Finish : 10-02-2020 Project 2019 cr. Jovinka_Agatha