Deja Vu

1.3K 71 15
                                    

Siang ini aku bergegas menuju bandara dengan dibonceng motor oleh kak Nana seusai melihat berita bahwa Bangtan bakalan balik hari ini. Aku tak ingin melewatkan kesempatan emas untuk bertemu dengan mereka. Walaupun hanya melihat bayangan mereka dari jauh.

Setibanya di bandara, aku tak melihat seorang pun yang berkeliaran di sana. Sepi, dan sangat sepi. Angin saja hampir tak terasa hembusannya. Hingga aku berpikir bahwa bandara ini sedang tutup.

"Sepertinya berita itu tidaklah benar. Dan mungkin hanya mimpi untuk kita bertemu dengan mereka" ujarku lemas. Kak Nana hanya menyunggingkan senyumannya dan memintaku duduk di bangku yang terletak di lobi untuk beristirahat sejenak, karena perjalanan kita kemari cukup jauh.

Aku tak melakukan apapun, melainkan melihat kak Nana yang sedang asik berkutat dengan ponselnya. Entah apa yang sedang ia lakukan, yang jelas ia terlihat senyum-senyum sendiri. Dan aku beberapa kali menghembuskan napasku kasar.

Setidak mungkin inikah untuk bertemu dengan mereka walaupun hanya sekedar mendengar teriakan nama mereka?

Tak lama kemudian, datanglah sosok pria bersama keluarganya yang ia bonceng mennggunakan motor. Aku tak berpikiran aneh-aneh. Kemudian sosok pria paruh baya tersebut menghampiriku yang sedang menatapnya bingung dan berkata "dik, bapak titip tas ini ya". Hah? Titip tas? Lah kok?

"Memangnya bapak mau kemana?" Sebelum beliau menjawab pertanyaanku, tiba-tiba saja terdengar suara kerumunan orang dengan deretan mobil van berwarna hitam yang sedang melaju ke arah bandara. Orang orang tersebut nampak memegang kamera, berkalungkan tanda pengenal, dan mengenakan jas layaknya wartawan.

Aku semakin bingung dengan situasi ini. "Nyan, coba liat deh, kenapa di sini tiba-tiba ramai banget? Dan kemana bapak itu pergi?" Mendengar pertanyaan kak Nana, baru kusadari bahwa bapak paruh baya tai sudah menghilang.

Astaga, apa yang terjadi?

Ketiga mobil van tersebut berhenti di depan kerumunan orang yang bisa kusebut "wartawan".

Drrrk

Samar-samar terdengar suara terbukanya pintu mobil dan terlihat seseorang yang menapakkan kakinya di alas semua orang berpijak. Kaki jenjang yang berbalut celana kulot berwarna cokelat susu dengan sneakers berwarna putih yang sangat menarik perhatianku. "Siapakah dia?"

Perlahan mereka mulai menampakkan wajahnya dari balik pintu dan seketika membuatku tak percaya dengan semua ini. "V?" Aku menyebutnya secara spontan dan sangat lirih. Aku terus melenggong menatapnya lurus dan tak berkedip, hingga kak Nana mulai menggoyangkan bahuku dan berteriak histeris.

"Nyan! Mimpi kita kenyataan! They're here!" Mendengar itu aku langsung tersadar dari lamunanku dan tersenyum haru. Ya, aku bahagia. Melihat ketujuh pria tersebut beriringan membuatku ingin menangis. Mereka begitu tampan dan sangat gagah hingga aku tak bisa mengungkapkannya.

Mereka baris duduk bersila di depanku. Aku melihat V mengenakan kacamata cokelat dan bertopi putih. Entah kenapa, aku hanya memperhatikan V. Semua orang sibuk mengambil gambar mereka, termasuk kak Nana. Aku? Aku tak tahu apa yang kulakukan. Aku hanya mengamati mereka tanpa mengeluarkan ponselku. Nyan, what happen to u?

***

Setelah pesawat mereka tiba, mereka berdiri dan mulai beranjak. Di saat itulah aku bari tersadar bahwa aku harus mengabadikannya. Aku mengeluarkan ponselku dan merekam mereka dari dekat. Sangat dekat. Entah apa yang terjadi hingga aku bisa sedekat itu.

"Oppa, look at here!" Teriakku pelan. RM, V, dan Jungkook pun melihat ke arahku. Bahkan mereka sempat berbincang denganku.

Astaga. Apa ini?

We Never Know X KTH [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang